Koreksi 7 Persen, Investor Asing Jual Saham PGAS Capai Rp 142,7 Miliar

Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) susut 7 persen ke posisi Rp 1.130 per saham pada sesi pertama.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mei 2021, 12:50 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2021, 12:50 WIB
20160921-Pekerja Jaringan Pipa Gas PGN-Jakarta- Helmi Afandi
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) alami koreksi tajam pada sesi pertama perdagangan saham, Senin (17/5/2021). Tekanan saham PGAS itu dipicu lantaran saham PGAS keluar dari daftar MSCI Global Standard Index dan masuk MSCI Small Cap Index.

Mengutip data RTI, saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) susut 7 persen ke posisi Rp 1.130 per saham pada sesi pertama. Saham PGAS dibuka turun 25 poin ke posisi Rp 1.190 per saham.

Saham PGAS bergerak di kisaran Rp 1.130-Rp 1.200 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 18.527 kali dengan nilai transaksi Rp 264 miliar. Investor asing juga melakukan aksi jual mencapai Rp 142,7 miliar pada sesi pertama.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tergelincir 1,26 persen ke posisi 5.863. Indeks saham LQ45 melemah 1,07 persen ke posisi 873,49. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Sebanyak 368 saham melemah sehingga menekan IHSG. 124 saham menguat dan 132 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham 680.458 kali dengan nilai transaksi Rp 6 triliun. Investor asing jual saham Rp 145 miliar di pasar regular.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Lanjar Nafi menuturkan, tekanan saham PGAS kemungkinan dipicu saham PGAS yang keluar dari daftar MSCI Global Standard Index. Kemudian saham PGAS dimasukkan ke dalam MSCI Small Cap Index.

Meski demikian, ada sentiment positif untuk saham PGAS. Nafan menilai pemulihan ekonomi nasional akan disertai pemulihan kinerja fundamental emiten mengingat tingkat permintaan akan meningkat ke depan. “Dalam meningkatkan penetrasi pasar, perluasan jaringan distribusi gas turut ditingkatkan,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Emiten RI yang Masuk Jajaran Indeks Global

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Morgan Stanley Capital International (MSCI) mengumumkan hasil tinjauan indeks semi tahunan Mei 2021 untuk indeks saham MSCI. Hal itu termasuk indeks MSCI Global Standard dan MSCI Global Small Cap yang memasukkan wilayah Indonesia.

Perubahan saham dalam indeks saham MSCI tersebut akan berlaku pada 27 Mei 2021, dan efektif pada 28 Mei 2021. Dalam laporan MSCI, di indeks MSCI Global Standard, ada tambahan satu emiten yaitu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Namun, ada satu emiten yang keluar yaitu PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Di indeks MSCI Global Small Cap, ada tiga tambahan emiten baru dalam portofolio indeks tersebut dan tiga emiten keluar. Tiga emiten yang masuk indeks MSCI Global Small Cap antara lain PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), dan PT Transcoal Pacific Tbk (TCPI).

MSCI mengeluarkan tiga emiten yaitu PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO), dan PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG).

Untuk review kuartalan per Agustus 2021 akan diumumkan pada 11 Agustus 2021, dan efektif pada 1 September 2021. Indeks saham MSCI ini merupakan indeks yang diterbitkan oleh Morgan Stanley Capital International untuk mengukur kinerja pasar di wilayah tertentu yang ditetapkan sesuai standar perhitungan MSCI.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya