IHSG Tinggalkan Posisi 5.900, Transaksi Harian Tembus Rp 12 Triliun

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot 1,76 persen ke posisi 5.833,86 pada perdagangan saham, Senin, 17 Mei 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Mei 2021, 15:45 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2021, 15:45 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan sesi kedua perdagangan saham, Senin (17/5/2021). Akan tetapi, investor asing melakukan aksi beli saham di seluruh pasar usai libur Lebaran.

Mengutip data RTI,  IHSG merosot 1,76 persen ke posisi 5.833,86. Indeks saham LQ45 turun 1,52 persen ke posisi 869,49. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada awal pekan ini, IHSG bergerak di kisaran 5.817,70-5.958,79. Sebanyak 414 saham melemah sehingga menekan IHSG. 113 saham menguat dan 117 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 1.112.316 kali dengan volume perdagangan 18,6 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 12 triliun. Investor asing beli saham Rp 35,39 milair di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 14.264.

Sebagian besar sektor saham tertekan, IDXBasic melemah 4,36 persen, dan catat penurunan terbesar. Diikuti sektor saham IDXNonCyclical turun 2,36 persen dan sektor saham IDXProperty susut 2,14 persen.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Top Gainers dan Losers

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Pengunjung melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Saham-saham catat top gainers antara lain:

-Saham MLPL naik 24,78 persen

-Saham OMRE naik 24,71 persen

-Saham LMSH naik 24,67 persen

-Saham BAJA naik 15,12 persen

-Saham PTIS naik 13,29 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LUCY turun 9,76 persen

-Saham PGAS turun 7 persen

-Saham LUCK turun 6,99 persen

-Saham NIKL turun 6,98 persen

-Saham INOV turun 6,95 persen


Aksi Investor Asing

Perdagangan Awal Pekan IHSG Ditutup di Zona Merah
Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 314,4 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 68,9 miliar

-Saham ANTM senilai Rp 56,7 miliar

-Saham BBNI senilai Rp 32,2 miliar

-Saham TBIG senilai Rp 18,8 miliar

Saham-saham yang dilepas investor asing antara lain:

-Saham PGAS senilai Rp 164,5 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 121,1 miliar

-Saham MDKA senilai Rp 36,7 miliar

-Saham MIKA senilai Rp 30,9 miliar

-Saham GGRM senilai Rp 19,1 miliar


Bursa Saham Asia

Pergerakan IHSG Ditutup Menguat
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas Indonesia, Jakarta, Senin (27/7/2020). Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,66% atau 33,67 poin ke level 5.116,66 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa saham Asia bervariasi pada awal pekan ini. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,59 persen, indeks saham Thailand naik 0,07 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,78 persen, dan indeks saham Singapura menanjak 0,98 persen.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,60 persen, indeks saham Jepang Nikkei tergelincir 0,92 persen, dan indeks saham Taiwan susut 2,99 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, tekanan terhadap IHSG masih wajar. Ia menuturkan, sejumlah faktor yang menekan IHSG antara lain kekhawatiran kenaikan kasus COVID-19 di Indonesia setelah Lebaran 2021. Selain itu, minim data makro ekonomi domestik dan global yang memberikan dampak positif tinggi.

"Market menanti statement para pejabat FOMC," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya