Liputan6.com, Jakarta - Kondisi maskapai pelat merah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) diketahui tengah tertekan. Hal itu salah satunya disebabkan pandemi COVID-19 yang memukul Perseroan dari sisi pendapatan, seiring dengan pembatasan mobilitas.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Garuda Indonesia Tbk mencatat pendapatan usaha USD 1,13 miliar hingga kuartal III 2020. Realisasi pendapatan itu turun 67,83 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 3,54 miliar.
Perseroan alami rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar USD 1,07 miliar hingga kuartal III 2020 dari periode sama tahun sebelumnya laba USD 122,42 juta.
Advertisement
Perseroan mengupayakan berbagai hal untuk efisiensi. Di antaranya pemangkasan armada dan program pensiun dini. Bahkan baru-baru ini mencuat gagasan untuk pemangkasan dewan komisaris Garuda Indonesia.
Ekonom Senior, Piter Abdullah menilai keputusan tersebut layak untuk dilakukan sebagai langkah efisiensi Perseroan. Dia menuturkan, Garuda Indonesia kian memburuk dan sulit untuk bertahan.
"Kondisi Garuda sudah sangat buruk. Cash flows tidak mencukupi. Lebih besar pengeluaran daripada pemasukan. Satu-satunya jalan adalah melakukan efisiensi, mengurangi pengeluaran,” kata dia kepada Liputan6.com, ditulis Jumat, (4/6/2021).
Piter menambahkan, salah satu yang paling cepat bisa dilakukan adalah mengurangi pegawai. Termasuk dalam opsi ini mengurangi anggota direksi dan komisaris.
"Jadi dengan langkah rasionalisasi jumlah SDM ini akan membantu cash flows Garuda. Mengurangi defisit," ia menambahkan.
Kendati begitu, Piter mengatakan arus kas Garuda Indonesia tak lantas positif atau untung. Namun, setidaknya upaya tersebut dapat mengurangi kerugian sehingga Garuda Indonesia bisa bertahan pada masa pandemi. Sementara untuk menyelamatkan Garuda, kata Piter, harus ada langkah lain yang dapat menopang pendapatan perusahaan.
"Untuk menyelamatkan Garuda harus ada langkah lain seperti mengembalikan mobilitas masyarakat di tengah pandemi. Sehingga jumlah penumpang bisa memenuhi atau melewati batas minimal untuk Garuda bisa kembali untung,” kata Piter.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Rekomendasi saham GIAA
Dari sisi sahamnya, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto mengatakan saham GIAA masih mencatatkan tren penurunan.
Pada perdagangan Kamis, 3 Juni 2021 saham GIAA ditutup menguat 6 poin (2,23 persen) di level 274. Sebelumnya GIAA sempat amblas pada perdagangan pekan lalu hingga minus 6,96 persen di level 294 pada Senin, 24 Mei 2021.
"GIAA masih dalam tren melemah, support pada 260 dan resistance pada 294. Rekomendasinya wait and see,” ujar William.
Advertisement