Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan teknologi yang terjadi membuat PT Solusi Sinergi Digital Tbk (Surge) optimistis bila pihaknya mampu meningkatkan laba bersih hingga 150 persen sepanjang 2021.
Chief Executive Officer (CEO) Solusi Sinergi Digital (Surge), Hermansjah Haryono menyebut, strategi yang akan dijalankan perseroan tahun ini tak akan jauh berbeda dibandingkan 2020.
Baca Juga
"Kami tidak akan terlalu mengubah strategi kami di tahun ini, kami akan berkolaborasi dengan berbagai partner. Ini bukan hanya jargon, tapi kami sudah melakukan itu. Kami telah bekerjasama dengan bisnis kesehatan sehingga memiliki aplikasi yang mempermudah masyarakat daftar ke Puskesmas," kata Hermansjah secara virtual, Kamis (10/6/2021).
Advertisement
Tak hanya itu, perseroan juga menyebut bila pihaknya memiliki minat untuk membantu Koperasi unit desa (KUD) untuk melakukan distribusi barang kepada pembeli.
"Kami juga memiliki minat untuk membatu teman teman KUD untuk bisa memanfaatkan gudang-gudang yang mereka miliki untuk menyebarkan barang barang ke para pengguna dalam radius 5-8 kilometer," ujarnya.
Hermansjah juga menegaskan bila pihaknya akan tetap mengembangkan sistem teknologi digital, membangung infrastruktur terkait fiber optik agar mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
"Saat ini semuanya itu serba online, jadi kami berupaya untuk menyediakan internet dengan lebih mudah bagi seluruh masyarakat," tuturnya.
Untuk 2020, PT Solusi Sinergi Digital Tbk mengaku mengalami pertumbuhan pendapatan hingga 29,68 persen, atau setara dengan Rp47,5 miliar. Pertumbuhan laba operasi juga naik 20,1 persen menjadi Rp13,8 miliar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Siapkan Belanja Modal Rp 400 Miliar
Sebelumnya, PT Solusi Sinergi Digital (Surge) menyiapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp400 miliar sepanjang 2021. Dana ini akan difokuskan pada pembangunan jaringan fiber optik di sepanjang jalur Kereta Api.
Dalam pemaparannya, emiten berkode WIFI ini mengaku bila pihaknya akan mempercepat pembangunan 2.800 kilometer jaringan fiber optik dengan kapasitas 15.000 Gbps Bandwith.
"Capex dianggarkan Rp400 miliar, jadi sampai Juni ini kami sudah menyerap secara proporsional. Anggaran sekitar Rp350 miliar digunakan untuk pembangunan fiber optik dan oprasinya yang sedang kami selesaikan," kata Chief Executive Officer (CEO) Surge, Hermansjah Haryono, Kamis, 10 Juni 2021.
Sedangkan sisanya, perseroan menegaskan akan menggunakan dana untuk operasional bisnis lainnya, seperti digitalisasi layanan publik dan retail UMKM serta pengembangan teknologi berbasis aplikasi.
"Untuk sumber dana capex didapatkan dari berbagai pinjaman, lalu ada juga dari partner atau investor baru. Jadi memang mix dari kedua pendanaan tadi," tuturnya.
PT Solusi Sinergi Digital (Surge) telah bangun jaringan fiber optik tahap pertama di Pulau Jawa. Sejauh 45 km di wilayah Jabodetabek dan Bandung Raya telah selesai dibangun per Mei 2021.
Pembangunan itu adalah langkah awal dari total jaringan fiber optik yang perlu dibangun adalah sejauh 2800 km di Pulau Jawa. Mengacu data Kemenkominfo, baru 36,03 persen desa dan 63,02 persen kecamatan dari seluruh Indonesia yang terlewati jaringan kabel serat optik.
Harapannya, langkah ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun pelaku bisnis lokal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah. Pembangunan tahap pertama ini melewati beberapa daerah jalur kereta, di antaranya stasiun Duren Kalibata, Stasiun Tanjung Barat, Stasiun Ciganea di Purwakarta dan Stasiun Sasaksaat di Bandung Barat. Bagi jalur Stasiun Manggarai dan Stasiun Cikarang, ditargetkan selesai pada pertengahan Juni 2021.
Saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) merosot 4,43 persen ke posisi Rp 970 per saham. Saham WIFI dibuka stagnan di kisaran Rp 1.015 per saham. Saham WIFI bergerak di posisi terendah Rp 945 dan tertinggi Rp 1.015 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.803 kali dengan nilai transaksi Rp 8,1 miliar.
Saham WIFI melonjak 46,97 persen sepanjang tahun berjalan 2021. Saham WIFI menyentuh posisi tertinggi Rp 1.145 dan terendah Rp 605 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 141.357 kali dengan nilai transaksi Rp 1,7 triliun.
Â
Advertisement