Bukan Dividen, Ini yang Diincar Lo Kheng Hong dari Investasi Saham

Dividen meski kerap dinanti-nanti pelaku pasar, investor yang juga disebut Warren Buffett Indonesia, Lo Kheng Hong mengatakan, dirinya bukan termasuk investor yang mengincar dividen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 26 Jun 2021, 14:03 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2021, 14:03 WIB
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)
(Foto: Ilustrasi investasi saham. Dok Unsplash/Austin Distel)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam kegiatan investasi, orang umumnya akan mempertimbangkan imbal hasil yang diperoleh. Investasi saham dinilai menjadi instrumen yang paling cuan dibandingkan instrumen investasi lainnya.

Namun, sudah rahasia publik, jika imbal hasil investasi yang besar, diikuti dengan risiko besar. Sebaliknya, investasi dengan risiko minim akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.

Adapun sumber keuntungan yang diperoleh dari instrumen ini, salah satunya dividen. Dividen merupakan pembagian laba yang akan diberikan perusahaan kepada para pemegang saham. Dividen itu berasal dari keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan. Dividen terbagi dalam dua jenis, yaitu tunai dan saham.

Namun, ada juga perusahaan yang tidak membagikan dividen kepada pemegang saham walaupun mereka memperoleh laba. Umumnya perusahaan tersebut ingin ekspansi atau mengembangkan usaha. Biasanya hal ini dilakukan oleh perusahaan yang dalam tahap pengembangan.

Dividen meski ini kerap dinanti-nanti pelaku pasar, investor yang juga disebut Warren Buffett Indonesia, Lo Kheng Hong mengatakan, dirinya bukan termasuk investor yang mengincar dividen. Menurut dia, Perusahaan yang tidak bagikan dividen justru memiliki struktur permodalan yang lebih kuat, dan dapat menunjang ekspansi perusahaan ke depan.

"Bagi saya perusahaan yang tidak bagikan dividen, tidak apa-apa. ketika tidak bagi dividen struktur permodalannya jadi tambah kuat," kata dia dalam The First Indonesia Investor Summit, Sabtu (26/6/2021).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Potensi Capital Gain

Reksadana
Ilustrasi Investasi Uang Credit: pexels.com/pixabay

Lo, begitu panggilan akrabnya, mengaku lebih tertarik untuk mencermati potensi capital gain dari sebuah saham. Lo sendiri dikenal dengan strategi investasinya ‘beli Mercy di harga Avanza’.

Artinya, Lo akan lebih tertarik dengan saham murah, namun secara fundamental masih kuat, dengan asumsi akan mencatatkan kenaikan di kemudian hari. Untuk pilihan sektor, Lo lebih banyak menanamkan investasinya di sektor komoditas.

"Memang perusahaan enggak bagi dividen sesuatu yang negatif? tidak. Dengan tidak bagi dividen, ekuitasnya jadi tambah kuat, company jadi tumbuh cepat… Jadi saya bukan orang yang orientasi dividen,” kata Lo.

Capital gain (kenaikan harga saham) merupakan keuntungan yang diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham dari hasil selisih harga beli dan harga jual saham.

Jadi, harga jual harus lebih tinggi ketimbang harga beli. Capital gain umumnya terbentuk karena adanya aktivitas perdagangan di bursa efek.

Contohnya, jika Anda membeli saham A yang harga per lembarnya sebesar Rp 3.000. Kemudian Anda menjualnya di angka Rp 4.000 per lembar. Berarti Anda akan mendapatkan capital gain sebesar Rp 1.000 per lembarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya