Liputan6.com, Jakarta - Di tengah situasi pasar yang tak menentu akibat pandemi COVID-19, investasi bisa menjadi salah satu opsi untuk mengatur keuangan. Hal ini merujuk pada kecenderungan pasar modal yang turun.
Umumnya, kondisi ini merupakan saat terbaik untuk mulai masuk ke pasar modal, atau biasa disebut strategi buy on weakness. Yakni strategi trader atau investor membeli saham di harga rendah untuk mengantisipasi reversal.
Baca Juga
"Dengan kondisi pasar yang volatile ini, justru kita sarankan untuk jangan takut investasi,” ujar Senior Institutional Marketing Star Asset Management, Kurnia Lestari dalam diskusi virtual, ditulis Sabtu (26/6/2021).
Advertisement
Kurnia menambahkan, idealnya porsi investasi yakni 10 persen hingga 30 persen dari pendapatan. Namun, juga perlu dipertimbangkan berapa potensi pengeluaran yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
"Idealnya untuk investasi 10-30 persen dari income. Tapi kembali lagi ke pengeluaran. Apakah ada keperluan mendesak atau bagaimana,” kata dia
Sebagai gambaran, saat awal pandemi COVID-19 sejumlah harga saham merosot, bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat terkoreksi. Jika saat itu investor melakukan pembelian, investasinya berpotensi cuan, seiring dengan menguatnya pasar saham.
"Dengan penurunan market, indeks lagi turun, kalau kemarin masuk saham misalnya yang first liner, sekarang mungkin sudah untung. Ini peluang sebetulnya,” kata dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Diversifikasi Investasi
Namun sebagai catatan, saham yang dipilih merupakan saham yang sehat. Artinya saham tersebut memiliki fundamental yang baik. Ini berlaku juga untuk reksa dana, dimana investor sebaiknya memilih reksa dana yang sesuai dengan indeksnya.
"Jadi tetap alokasikan saja investasinya," timpal Kurnia.
Selain itu, investor perlu melakukan diversifikasi investasi untuk memitigasi risiko kerugian investasi dari salah satu instrumen. Perlu juga untuk bijak dalam investasi dengan tidak masuk secara serta merta, melainkan bertahap.
"Ini adalah momentum yang baik. Jangan sampai kehilangan momen. Tapi tetap dengan pertimbangan dan pengukuran yang matang,” kata Kurnia.
Advertisement