Laju IHSG Fluktuaktif, Investor Asing Buru Saham BBRI hingga GGRM

Pada pra pembukaan perdagangan, Selasa, 13 Juli 2021, IHSG naik 0,31 persen ke posisi 6.097.

oleh Agustina Melani diperbarui 13 Jul 2021, 09:24 WIB
Diterbitkan 13 Jul 2021, 09:23 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan penguatan pada awal sesi perdagangan, Selasa (13/7/2021). Hal ini mengikuti wall street dan bursa saham Asia yang menguat.

Pada pra pembukaan perdagangan, IHSG naik 0,31 persen ke posisi 6.097. Sekitar pukul 09.00 WIB, IHSG mendaki 0,53 persen ke posisi 6.110. Indeks saham LQ45 menanjak 0,14 persen ke posisi 845. Sebagian besar indeks saham acuan kompak menguat. Pada pukul 09.20 WIB, IHSG berbalik arah ke zona merah. IHSG turun 0,15 persen.

Awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.114 dan terendah 6.081. Sebanyak 196 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. 132 saham melemah dan 177 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 80.480 kali dengan volume perdagangan 1,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 797 miliar. Investor asing beli saham Rp 6,31 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran Rp 14.483.

Sektor saham IDXTrans catat penguatan terbesar dengan naik 0,64 persen. Sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,19 persen dan IDXBasic menanjak 0,22 persen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Top Gainers dan Losers

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham NICL naik 34,07 persen

-Saham BBHI naik 20,74 persen

-Saham NASA naik 20,93 persen

-Saham BSIM naik 14,29 persen

-Saham BNBA naik 12,50 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham IPAC turun 9,9 persen

-Saham JECC turun 7 persen

-Saham DAYA turun 6,98 persen

-Saham SRAJ turun 6,96 persen

-Saham TRUE turun 6,93 persen

Aksi Investor Asing

IHSG Menguat 11 Poin di Awal Tahun 2018
Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 14 miliar

-Saham ASII senilai Rp 6 miliar

-Saham ANTM senilai Rp 5,7 miliar

-Saham UNVR senilai Rp 3,6 miliar

-Saham GGRM senilai Rp 2,5 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 14,9 miliar

-Saham AMRT senilai Rp 3,6 miliar

-Saham MPPA senilai Rp 3,2 miliar

-Saham ASSA senilai Rp 3,1 miliar

-Saham TOWR senilai Rp 2,5 miliar

Bursa Saham Asia

Akhir 2019, IHSG Ditutup Melemah
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Bursa saham Asia sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 1,34 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi bertambah 0,72 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,81 persen.

Selain itu, indeks saham Shanghai menanjak 0,35 persen, indeks saham Singapura naik 0,60 persen dan indeks saham Taiwan meroket 0,78 persen.

Mengutip Ashmore Asset Management Indonesia, IHSG ditutup menguat didukung saham kapitalisasi kecil. Di sisi lain, Bank Indonesia (BI) dapat mulai mengetatkan kebijakan moneter pada 2022, termasuk potensi pergerakan suku bunga, jika pemulihan ekonomi tetap pada jalurnya, dan pembuat kebijakan melihat tanda-tanda inflasi.

“Bagian dari ketidakpastian itu adalah prospek pertumbuhan ekonomi karena pemerintah memberlakukan kembali pembatasan pergerakan yang ketat di sebagian besar negara untuk menahan gelombang COVID-19 berikutnya,” tulis Ashmore.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, memangkas prospek pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) menjadi 3,8 persen pada 2021 dari 4,1 persen-5,1 persen sebelumnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya