Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) mencatat pertumbuhan pendapatan selama semester I 2021.
Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan bersih PT Astra International Tbk sebesar Rp 107,39 triliun pada semester I 2021. Realisasi pendapatan itu tumbuh 19,60 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 89,79 triliun.
Baca Juga
Laba bersih perseroan mencapai Rp 8,8 triliun pada semester I 2021. Realisasi laba bersih itu turun 22,38 persen dibandingkan semester I 2020 sebesar Rp 11,3 triliun.
Advertisement
"22 persen lebih rendah dibandingkan dengan semester pertama tahun 2020 ketika grup memperoleh keuntungan dari penjualan saham Bank Permata,” tulis perseroan.
Sebelumnya perseroan mencatat keuntungan penjualan investasi pada PT Bank Permata Tbk sebesar Rp 5,88 triliun pada semester I 2020.
Laba bersih per saham tanpa memperhitungkan keuntungan penjualan saham Bank Permata tercatat Rp 218 pada semester I 2021. Laba bersih per saham ini naik 61 persen dari periode semester I 2020 sebesar Rp 137. Hal ini disebabkan kinerja divisi otomotif yang lebih baik.
Meski demikian, laba bersih per saham turun 22 persen menjadi Rp 218 pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 281.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan divisi jasa keuangan grup mencapai Rp 20,5 triliun pada 30 Juni 2021 dibandingkan Rp 7,3 triliun pada akhir 2020 yang didorong kinerja penjualan yang membaik. Selain itu, realisasi belanja modal dan keperluan modal kerja yang lebih rendah.
Jika volume penjualan terus membaik hingga akhir tahun, belanja modal dan modal kerja dapat meningkat. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup Astra International meningkat dari Rp 39,2 triliun pada akhir 2020 menjadi Rp 41,2 triliun pada 30 Juni 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kinerja Divisi
Dari antara divisi, kinerja sektor otomotif mencatat pertumbuhan laba bersih signifikan terhadap perseroan. Laba bersih yang diatribusikan dari sektor otomotif naik 362 persen menjadi Rp 3,31 triliun pada semester I 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 716 miliar.
Hal ini karena dampak negatif dari pandemi terhadap kinerja divisi ini pada kuartal II 2020 dan langkah-langkah penanggulangannya, serta peningkatan volume penjualan semester I 2021 terutama pada segmen roda empat yang diuntungkan oleh insentif sementara pajak penjualan barang mewah.
Lalu sektor agribisnis mencatat pertumbuhan laba bersih yang diatribusikan sebesar 66 persen dari Rp 312 miliar menjadi Rp 517 miliar pada semester I 2021. Sektor properti sumbang laba bersih Rp 83 miliar atau naik 17 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 71 miliar.
Laba bersih yang diatribusikan dari sektor alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi tumbuh 13 persen menjadi Rp 2,68 triliun dari periode semester I 2020 sebesar Rp 2,36 triliun.
Sektor jasa keuangan naik dua persen dari Rp 2,10 triliun pada semester I 2020 menjadi Rp 2,13 triliun pada semester I 2021. Sementara itu, laba bersih dari sektor teknologi informasi susut 13 persen dari Rp 16 miliar menjadi Rp 14 miliar pada semester I 2021.
Hal ini lantaran penurunan pendapatan dari bisnis layanan perkantoran PT Astra Graphia Tbk yang 76,9 persen sahamnya dimiliki perseroan.
Dari infrastruktur dan logistik grup mencatat laba bersih Rp 91 miliar dibandingkan rugi bersih Rp 88 miliar pada semester I 2020. Ini didorong peningkatan kinerja dari bisnis jalan tol dan PT Serasi Autoraya (SERA).
Advertisement
Kinerja Masih Menantang
Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondro menuturkan, sebagian besar grup bisnis mengalami perbaikan pada semester I 2021 dibandingkan periode sama pada 2020 ketika grup hadapi pembatasan-pembatasan bisnis yang yang signifikan terkait dengan penanggulangan pandemi COVID-19 pada kuartal II 2021.
"Meskipun kondisi bisnis telah membaik, kinerja Grup masih akan menantang hingga akhir tahun ini, mengingat kinerja bisnis dan kepercayaan konsumen masih akan terdampak oleh situasi pandemi COVID-19 di Indonesia yang sangat memprihatinkan akhir-akhir ini. Neraca keuangan dan posisi pendanaan grup tetap kuat,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Kamis pekan ini.
Ia menuturkan, pihaknya memastikan kesehatan dan keselamatan karyawan di tengah situasi pandemi COVID-19 tetap menjadi prioritas utama grup.
"Karyawan kami adalah kekuatan terbesar Grup. Upaya yang telah dilakukan oleh seluruh karyawan kami dalam menanggapi tantangan yang dihadapi telah berkontribusi terhadap ketahanan Grup pada masa sulit ini,” ujar dia.
Pada penutupan perdagangan Kamis, 29 Juli 2021, saham PT Astra International Tbk (ASII) turun 1,27 persen ke posisi Rp 4.650 per saham. Saham ASII dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 4.720 per saham.
Saham ASII berada di level tertinggi Rp 4.740 dan terendah Rp 4.650 per saham. Total frekuensi perdagangan 12.388 kali dengan volume 502.385. Nilai transaksi harian saham Rp 234,6 miliar.