Bursa Saham Asia Menguat Jelang Rilis Survei Data Manufaktur China

Di bursa saham Asia, investor mencermati data manufaktur China dan perkembangan kasus COVID-19, Senin, 2 Agustus 2021.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 02 Agu 2021, 08:47 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2021, 08:47 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin pagi (2/8/2021). Bursa saham Asia Pasifik naik seiring investor bakal mencermati rilis survei data manufaktur China pada Juli 2021.

Di bursa saham Asia, indeks Nikkei 225 naik 1,01 persen pada awal perdagangan. Indeks Topix mendaki 1 persen. Indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,41 persen. Indeks ASX 200 menanjak 0,32 persen.

Saham Afterpay menguat lebih dari 25 persen setelah perusahaan financial technology (fintech) Amerika Serikat Square mengumumkan setuju untuk beli raksasa paylater Australia tersebut. Demikian mengutip dari laman CNBC, Senin (2/8/2021).

Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,05 persen. Di sisi lain, China merilis data manufaktur pada Juli 2021. Sebelumnya China merilis PMI manufaktur yang menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrik melambat pada Juli dengan posisi 50,4 dari posisi Juni sekitar 50,9.

Adapun PMI di atas 50 menunjukkan ekspansi. Sedangkan di bawah 50 menunjukkan sinyal konstraksi. Pembacaan PMI berurutan dan mewakili ekspansi atau kontraksi dari bulan ke bulan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Indeks Dolar AS

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Selain itu, situasi COVID-19 di Asia Pasifik juga membebani sentimen investor. Di Jepang, lebih banyak daerah memasuki keadaan darurat COVID-19 pada Senin karena lonjakan kasus COVID-19, berdasarkan Kyodo News.

Sementara itu, media pemerintah China melaporkan pemerintah di berbagai tingkatan di seluruh negeri telah mengambil langkah-langkah penahanan COVID-19 menyusul kebangkitan infeksi yang dilaporkan dimulai di Nanjing.

Indeks dolar AS berada di posisi 92,12, menurun dari posisi sebelumnya 92,4. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,67 per dolar AS.

Harga minyak di jam perdagangan Asia dengan harga minyak Brent berjangka turun 0,46 persen ke posisi USD 75,06 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat (AS) susut 0,38 persen ke posisi USD 73,67 per barel.

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya