Mengintip Rencana Bisnis Bukalapak Setelah IPO

PT Bukapalak.com Tbk mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode BUKA pada Jumat, 6 Agustus 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Agu 2021, 11:29 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2021, 15:26 WIB
Pencatatan Perdana Saham Bukalapak
Tangkapan layar menampilkan Direktur Utama PT. Bukalapak.com Tbk, M Rachmat Kaimuddin saat membèri sambutan pencatatan perdana saham BUKA secara virtual, Jakarta, Jumat (6/8/2021). (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten ke-28 yang melantai tahun ini. Direktur Utama Bukalapak, Rachmat Kaimuddin menuturkan, Perseroan akan fokus untuk mengoptimalkan platform all commerce dan ekosistem yang saat ini dimiliki Bukalapak untuk membawa UMKM naik kelas.

"Ke depannya kita punya misi untuk ciptakan fair economy for all dengan cara memberdayakan UMKM. Kita pengen UMKM bisa jualan lebih banyak, bisnisnya maju, volumenya lebih tinggi lagi, bisa pakai proses yang lebih modern, dan channel lebih banyak,” ujar Rachmat dalam video konferensi IPO Bukalapak, Jumat (6/8/2021).

Bukalapak akan terus mencari peluang untuk mengoptimalkan UMKM hingga naik kelas. Hal ini menjadi salah satu yang menjadi andalan Bukalapak, dibandingkan dengan perusahaan ecommerce lainnya.

"Kami juga sadar menjadi yang pertama dengan skala yang besar. Ini banyak yang perlu dipelajari, banyak yang perlu dijelaskan karena mungkin banyak yang belum paham tentang industri ini. Bagaimana menilai perusahaan dan seperti apa model bisnisnya,” tutur Rachmat.

Pada 2020, total processing value (TPV) Bukalapak mencapai Rp 85 triliun. Hingga 31 Desember 2020, jumlah pengguna yang terdaftar sebanyak 104,9 juta. Adapun dari TPV tersebut, sekitar 70 persen transaksi berasal dari kota-kota di luar wilayah tier 1. Hal ini tak lepas dari fokus Bukalapak dalam pemerataan ekonomi nasional.

Bukalapak pun bertumbuh dengan performa finansial yang terus meningkat, strategi bisnis yang efektif, dan didukung oleh potensi pasar yang besar.

"Kita ingin selalu menguatkan posisi kita untuk memberdayakan UMKM, bagaimana kita fokus untuk pasar-pasar yang di luar 5 kota besar (tier 1) di Indonesia, karena kita lihat di situlah pasar yang paling membutuhkan pelayanan seperti teknologi atau layanan seperti Bukalapak," ujar Rachmat.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dana Hasil IPO

Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Dana yang berhasil dihimpun dari IPO ini mencapai Rp 21,9 triliun. Chief Executive Officer Bukalapak, Rachmat Kaimuddin menjelaskan, seluruh dana IPO itu akan digunakan untuk modal kerja Bukalapak dan anak-anak usahanya.

"Seluruh penggunaan dana IPO ini 100 persen akan digunakan untuk modal kerja Perseroan dan entitas anak,” kata Rachmat.

Alokasi tersebut antara lain untuk melakukan investasi di beragam produk dan layanan untuk meningkatkan kinerja, profitabilitas, serta keberlangsungan seluruh lini bisnis dan ekosistem Bukalapak. Rinciannya, sekitar 66 persen akan digunakan oleh Perseroan untuk modal kerja.

Sisanya akan digunakan untuk modal kerja Entitas Anak. Yaitu kepada PT Buka Mitra Indonesia (BMI) dan PT Buka Usaha Indonesia (BUI) masing-masing sekitar 15 persen. Kemudian untuk anak usaha PT Buka Investasi Bersama (BIB), PT Buka Pengadaan Indonesia (BPI), Bukalapak Pte. Ltd. (BLSG), dan PT Five Jack (Five Jack Indonesia) masing-masing sekitar 1 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya