Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu. 25 Agustus 2021. Hal ini didukung saham bank seiring imbal hasil surat utang atau obligasi bertenor 10 tahun yang menguat.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 39,24 poin atau 0,1 persen menjadi 35.405,50. Indeks S&P 500 menguat 0,2 persen ke posisi 4.496,19. Indeks Nasdaq bertambah 0,1 persen menjadi 15.041,86, dan merupakan penutupan pada level tertinggi baru.
Baca Juga
Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik 1,352 persen pada Rabu, 25 Agustus 2021, dan mencapai level tertinggi sejak awal bulan. Saat itu, imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun mencapai 1,364 persen.
Advertisement
Kenaikan imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun tersebut mengangkat saham JPMorgan dua persen, sementara itu Wells Fargo naik 1,9 persen. Saham bank regional Zions bertambah 1,6 persen, Region Financial naik 1,5 persen, dan Fiftch Third naik 2,2 persen.
Saham berkaitan dengan perjalanan dan liburan ikut juga menguat. Saham sejumlah maskapai naik 1 persen. Saham kasino Penn National Gaming dan Caecars Entertainment masing-masing menguat 8,6 persen dan 4 persen. Saham MGM Resorts menguat 2,9 persen.
Saham produsen chip Western Digital melonjak 7,8 persen setelah Wall Street Journal mengatakan sedang dalam pembicaraan lanjutan untuk bergabung dengan Kioxia Holdings.
Saham Nvidia menguat 1,9 persen seiring berita Departemen Energi akan menjalankan supercomputer barunya di platform komputasi perusahaan. Saham Micron Technology naik 2,8 persen.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Varian Delta COVID-19 Berdampak ke Pasar Saham AS
Pasar telah didorong oleh sinyal-sinyal kasus varian delta COVID-19 dapat memuncak. Tom Lee dari Fundstrat menuturkan, hal yang terburuk mungkin ada di belakang kita.
"Kami menyadari pasar saham telah berombak dan perspektif yang luas terhadap varian COVID-19 berarti investor tidak memiliki konsensus yang mudah. Akan tetapi, kasus utama kami tetap bergeser jauh dalam risiko penuh, dengan semuanya reli hingga akhir tahun,” tulis Lee dalam catatannya dilansir dari CNBC, Kamis (26/8/2021).
Ia menambahkan, data yang masuk telah meningkat dalam beberapa hari terakhir, yang paling menonjol adalah puncak kasus COVID-19 di sejumlah negara bagian.
Johnson & Johnson mengatakan, suntikan penguat vaksin COVID-19 menunjukkan hasil yang menjanjikan dalam uji klinis tahap awal, secara signifikan meningkatkan antibodi penangkal virus. Namun, saham Johnson and Johnson sedikit turun.
Delta Air Lines mengatakan, pihaknya akan menaikkan premi asuransi kesehatan bagi karyawan yang tidak divaksinasi untuk menutupi biaya COVID-19 yang lebih tinggi. Perusahaan ini memiliki sekitar 75.000 karyawan dan sekitar 75 persen dari mereka telah divaksinasi.
Pada Selasa, Goldman Sachs akan mewajibkan karyawan yang memasuki kantornya untuk divaksinasi secara lengkap. Saham Delta dan Goldman masing-masing naik 1,9 persen dan 1,1 persen.
Advertisement
Target Indeks S&P 500
Head of Equity Strategy Wells Fargo Securiites, Christopher Harvey melihat lebih banyak keuntungan ke depan. Ia menaikkan target indeks S&P 500 pada akhir tahun menjadi 4.825. Prediksi Harvey itu melihat kekuatan indeks hingga Agustus ini.
“Selama 31 tahun terakhir, ada sembilan contoh indeks S&P 500 memiliki tingkat pengembalian positif hingga 10 persen dalam delapan bulan pertama ini. Selama empat bulan ke depan, indeks rata-rata naik 8,4 persen,” ujtar dia.
Ia menambahkan, tak satu pun kinerja menghasilkan pengembalian negatif selama empat bulan terakhir.
Saham Dick Sporting Goods melonjak 13,3 persen, dan mencapai level tertinggi sepanjang masa setelah melaporkan pendapatan kuartalan yang kuat.
Menanti Simposium Jackson Hole
Simposium Jackson Hole yang sangat dinanti akan dimulai pada Kamis pekan ini. Para gubernur bank sentral dapat memberikan pembaruan tentang rencana mereka seputar pengurangan stimulus moneter.
The Federal Reserve telah membeli setidaknya USD 120 miliar obligasi per bulan untuk menekan suku bunga jangka panjang dan genjot pertumbuhan ekonomi ketika pandemi COVID-19 dan menekan ekonomi.
Ketua the Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan untuk membuat pernyataan pada Jumat pekan ini.
“Taper talk adalah kekhawatiran, tetapi jika inflasi terus memanas, dan data ekonomi terus beragam, waktu tapering bisa didorong,” ujar Chief Investment Strategis Ally Invest, Lindsey Bell.
Ia menuturkan, kecil kemungkinan the Fed akan memaksakan pengurangan pada ekonomi yang belum siap, dan prospeknya menjadi kurang pasti dengan munculnya varian delta.
Bell menambahkan, faktor penentunya adalah laporan pekerjaan Agustus yang akan jatuh tempo pada 3 September. Hal ini mengingat kasus COVID-19 telah melonjak dalam sebulan terakhir karena penyebaran varian delta COVID-19.
Beberapa perusahaan teknologi akan melaporkan pendapatan pada Rabu setelah pasar tutup termasuk komponen Salesforce.
Advertisement