Bos LV Bernard Arnault Jual Saham Carrefour Rp 12 Triliun

Perusahaan induk Arnault, Financière Agache, menjual 5,5 persen sahamnya di Carrefour dengan harga sekitar USD 19 per saham

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 02 Sep 2021, 17:26 WIB
Diterbitkan 02 Sep 2021, 14:04 WIB
Bernard Arnault
Bernard Arnault (apital-life.be)

Liputan6.com, Jakarta - Konglomerat asal Prancis, Bernard Arnault, menjual sisa sahamnya di jaringan supermarket Carrefour. Setelah 14 tahun, sejak ia membeli saham tersebut untuk pertama kali pada 2007.

Dilansir dari Forbes, Kamis (2/9/2021), perusahaan induk Arnault, Financière Agache, menjual 5,5 persen sahamnya di Carrefour dengan harga sekitar USD 19 per saham dengan total sekitar USD 850 juta atau sekitar Rp 12,13 triliun (kurs Rp 14.275 per USD) sebelum pajak.

Pada Maret 2007, perusahaan induk Agache Groupe Arnault membeli 9,8 persen saham dalam kemitraan dengan perusahaan investasi Colony Capital dan Axon Capital dengan harga diperkirakan antara USD 4,3 miliar atau sekitar Rp 61,40 triliun dan USD 5 miliar atau sekitar Rp 71,40 triliun pada saat itu.

Kemudian pada Januari 2017, para mitra keluar dari kesepakatan dan menyisakan Arnault dengan 8,7 persen saham yang saat itu bernilai sekitar USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 22,4 triliun. Arnault sering memperoleh dividen dalam bentuk saham tambahan dari Carrefour selama bertahun-tahun.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Carrefour Merosot

Saham Carrefour turun hampir 60 persen antara Maret 2007 dan Januari 2017, dan telah turun lagi 26 persen sejak saat itu. Pada 2019, Arnault yang juga bos Louis Vuitton (LV) mengundurkan diri dari dewan Carrefour dan menyerahkan kursi itu kepada putranya, Alexandre.

Arnault yang juga duduk sebagai Chairman dan CEO Louis Vuitton Moet Hennessy (LVMH), mulai menjual saham Carrefour pada September 2020. Ketika itu, dia menjual 25 juta saham senilai hampir USD 410 juta atau sekitar Rp 5,8 triliun, sehingga kepemilikannya turun menjadi 5,5 persen dari 8,6 persen. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya