Liputan6.com, Jakarta - Pasar Modal Indonesia kedatangan lima emiten baru pada Rabu, 8 September 2021. Lima emiten itu adalah PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS), PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT), PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK), PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA), PT GTS Internasional Tbk (SBMA).
Adapun total perolehan dana IPO belum termasuk waran dari lima emiten baru tersebut sekitar Rp 1,82 triliun. Lima emiten baru itu akan menambah jumlah emiten baru di Pasar Modal Indonesia menjadi 37 emiten baru.
Baca Juga
Berikut rangkuman IPO dari calon emiten tersebut yang dikutip dari prospektus e-ipo.co.id, ditulis Rabu (8/9/2021):
Advertisement
1. PT Global Sukses Solusi Tbk (RUNS)
Perseroan yang bergerak di bidang informasi dan komunikasi ini menawarkan 196,80 juta saham dengan nilai nominal Rp 4 dalam rangka IPO. Jumlah saham tersebut setara 20,01 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Harga saham perdana ditawarkan Rp 254 per saham. Sehingga jumlah dana yang diraup dari IPO sekitar Rp 49,98 miliar. Perseroan juga menggelar program pembagian saham bagi karyawan (employee stock allocation-ESA) dengan alokasi saham 1 persen dari jumlah penerbitan saham yang ditawarkan setara 1.968.000 saham.
Perolehan dana dari IPO ini akan dialokasikan sekitar 74 persen untuk modal kerja seperti pembiayaan proyek baru, biaya overhead, dan operasional, sekitar 11 persen untuk market acquisition and expansion, 10 persen untuk riset dan pengembangan, sekitar 5 persen untuk belanja modal.
Perseroan telah menunjuk penjamin pelaksana emisi efek antara lain PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-33 di BEI.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT)
Produsen semen merah putih ini menawarkan1.718.800.000 atau 1,71 miliar saham dengan nilai nominal Rp 500. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebesar 10,04 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Harga saham perdana ditawarkan Rp 680 per saham. Penetapan harga saham perdana itu berada di batas bawah dari harga IPO yang ditawarkan di kisaran Rp 600-Rp 800 per saham. Sehingga total perolehan dana IPO sebesar Rp 1,16 triliun.
Perseroan juga menggelar program pembagian saham untuk manajemen dan karyawan perseroan atau program management and employee stock option program (MESOP) sebanyak-banyaknya 224.000.000 atau 224 juta saham setara sebesar 1,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh untuk program alokasi saham.
Perolehan dana dari IPO ini akan dialokasi kan sekitar 58 persen untuk modal kerja antara lain untuk pembayaran utang usaha, pembayaran utang lain-lain dan pembayaran uang muka dari pelanggan.
Lalu sekitar 17 persen untuk pembayaran atas sebagian pokok utang dari pinjaman sindikasi antara lain BNI, BRI, LPEI, dan Bank Permata. Sekitar 11 persen untuk pembayaran utang kepada Sinoma International Engineering Co Ltd. Selanjutnya sekitar 8 persen akan dialokasikan untuk belanja modal, 6 persen untuk pembayaran sebagian utang kepada PT Sinoma Engineering Indonesia.
Dalam pelaksanaan IPO ini, perseroan telah menunjuk PT Ciptadana Sekuritas Asia dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Sedangkan penjamin emisi efek yaitu PT UBS Sekuritas Indonesia. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-34 di BEI.
Advertisement
3. PT Kedoya Adyaraya Tbk (RSGK)
Perusahaan yang bergerak di bidang aktivitas rumah sakit swasta ini menawarkan 185.940.000 saham biasa atas nama yang seluruhnya adalah saham baru dari portepel perseroan dengan nilai nominal Rp 200. Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO.
Harga saham perdana yang dipatok sebesar Rp 1.720 per saham. Sehingga total dana yang diperoleh dari IPO sebesar Rp 319,81 miliar. Dana dari IPO ini akan dialokasikan sekitar 14 persen untuk pengembangan RS Grha Kedoya, sekitar 45 persen untuk pinjaman ke Sinar Medika Sejahtera (SMS), dan sisanya akan dialokasikan untuk pinjaman kepada Sinar Medika Alam Sutera.
Perseroan telah menunjuk PT Buana Capital sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-35 di BEI.
4. PT Surya Biru Murni Acetylene Tbk (SBMA)
Perusahaan yang bergerak di industri kimia anorganik gas yang berlokasi di Balikpapan ini melepas 278,40 juta saham dengan nilai nominal Rp 100. Jumlah itu setara dengan 29,99 persen dari total modal ditempatkan dan disetor penih dalam IPO.
Harga saham ditawarkan Rp 180 per saham. Sehingga dana yang diperoleh dari IPO mencapai sebesar Rp 50,11 miliar. Selain itu, perseroan juga menerbitkan 46,40 waran seri I atau sebanyak 7,14 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi pemegang saham. Setiap enam pemegang saham baru akan mendapatkan satu waran seri I. Waran seri ini termasuk efek yang memberikan hak kepada pemegangnya membeli saham biasa atas nama bernominal Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 230 per saham.
Perseroan juga menggelar program MESOP, yaitu lima persen saham dari jumlah modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Jumlah saham yang ditawarkan itu sebanyak-banyaknya 46,42 juta saham.
Dana hasil IPO akan dialokasikan sekitar 49,01 persen untuk pembelian lahan seluas 20.503m2 dari pihak afiliasi, sekitar 37 persen untuk pengembangan pabrik, dan sekitar 13,99 persen untuk modal kerja.
Perseroan telah menunjuk PT KGI Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-36 di BEI.
Advertisement
5. PT GTS Internasional Tbk (GTSI)
Perusahaan yang bergerak di usaha distribusi gas alam dan buatan ini melepas 2,40 miliar saham ke public, yang seluruhnya merupakan saham baru. Jumlah saham itu 15,17 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penih perseroan dengan nilai nominal Rp 50.
Harga saham perdana ditawarkan Rp 100 per saham. Sehingga dana yang diperoleh dari IPO mencapai sebesar Rp 240 miliar. Dana hasil IPO akan dialokasikan sekitar 64 persen untuk pinjaman kepada PT Anoa Sulawesi Regas (ANOA), 20 persen untuk modal kerja dan 16 persen untuk penyertaan modal kepada ANOA.
Perseroan telah menunjuk PT Reliance Sekuritas Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi efek. Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-37 di BEI.
Reporter: Elizabeth Brahmana