Evergrande Bakal Jual Saham Unit Propertinya untuk Raup Dana Segar

Hospon Develompment dikabarkan akan mengambil kendali atas cabang manajemen properti Evergrande dengan akuisisi saham sekitar 51 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Okt 2021, 15:02 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2021, 13:57 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Hong Kong - Saham Evergrande disetop sementara pada Senin, 4 Oktober 2021 menyusul kabar pembelian saham Evergrande oleh perusahaan properti Hospon. Sebuah langkah untuk mendapatkan suntikan uang tunai yang sangat dibutuhkan Evergrande.

Hospon Develompment berencana mengambil kendali atas cabang manajemen properti Evergrande dengan akuisisi saham sekitar 51 persen.

Kesepakatan itu bisa menghasilkan dana senilai 40 miliar dolar Hong Kong atau USD 5,1 miliar. Jumlah itu setara Rp 72,68 triliun (estimasi kurs Rp 14.252 per dolar AS). Keterangan ini bersumber dari Caillan News¸ kantor berita yang dikelola Pemerintah China.

Hal itu juga dilaporkan oleh tabloid China, Global Times. Media itu juga meliput kesepakatan tersebut. Merujuk pada berbagai “media reports” di hari yang sama.

Perdagangan saham bisnis manajemen properti Evergrande dan Hospon di Bursa Hong Kong pada Senin, 4 Oktober 2021. Dalam pengajuan bursa saham, anak perusahaan Evergrande kemungkinan akan lakukan penawaran umum untuk saham perusahaan. Sedangkan Hospon mengatakan pengumuman itu (penawaran saham) tertunda karena berkaitan dengan akuisisi besar perusahaan.

Pernyataan terpisah disampaikan oleh Hospon, Perseroan tidak akan mengomentari rumor pasar yang beredar. Hospon juga menegaskan akan membuat pengumuman resmi. Demikian dilansir dari CNN, Selasa (5/10/2021).

Pada laporan tahunan 2020 tertulis, Hospon merupakan salah satu pengembang properti terbesar di daratan China dengan pusatnya di Beijing dan Guangzhou. Perusahaan ini berfokus pada proyek perumahan kelas menengah ke atas.

Evergrande tidak segera menanggapi sentimen akuisisi ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sedikit Visibilitas dari Pemerintah China

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bulan lalu, perusahaan mengungkapkan dalam pengajuan bursa telah mencoba dan gagal untuk menemukan penawaran untuk bagian dari layanan properti dan bisnis kendaraan listrik serta menara kantor di Hong Kong.

Evergrande dan rekanannya memiliki hampir 61 persen dari Evergrande Property Services, unit yang dikatakan akan dibeli Hopson pada Mei 2021, berdasarkan pengajuan bursa.

Analis telah memperkirakan periode berita yang relatif tenang pekan seiring China merayakan Golden Week, hari libur umum besar. Namun, bursa Hong Kong buka.

Pengembang properti China ini intensif berburu pembeli untuk beberapa bisnisnya sebagai upaya berjuang mempertahankan perusahaan dari krisis uang tunai.

Evergrande yang dinobatkan sebagai pengembang China yang paling banyak berhutang dengan nilai lebih dari USD 300 miliar atau sekitar Rp 4.275.6 triliun. Evergrande telah melewatkan dua tenggat waktu pembayaran obligasi di beberapa minggu terakhir. Saham Evergrande terpuruk 80 persen di tahun

ini.

Saat pengajuan bursa bulan lalu, Evergrande mencoba menemukan investor di bagian layanan properti, bisnis kendaraan listrik, serta gedung kantornya di Hong Kong. Sayangnya, upaya ini gagal.

Evergrande dan rekannya memilki hampir 61 persen dari Evergrande Property Service (unit

yang akan dibeli Hospon) pada Mei. "Masih ada sedikit visibilitas dari pemerintah China atas nasib Evergrande. Meskipun

pembongkaran (penurunan) perusahaan yang terjadi secara lambat dan stabil tampaknya menjadi perjalanan yang paling diminati saat ini,” ujar Senior Market Analiyst untuk Asia- Pasifik di Oanda, Jeffrey Halley dalam sebuah catatan kepada klien, Senin, 4 Oktober 2021

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya