Tiga Unicorn Bakal Catatkan Saham di BEI pada 2022

Komisaris BEI, Pandu Sjahrir mengungkapkan, tiga startup tersebut yakni Goto (Gojek-Tokopedia), Si Cepat, dan Traveloka.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Okt 2021, 20:40 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2021, 20:40 WIB
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir
Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir

Liputan6.com, Jakarta - Tiga perusahaan rintisan (startup) berstatus unicorn siap melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2022. 

Komisaris BEI, Pandu Sjahrir mengungkapkan, tiga startup tersebut yakni Goto (Gojek-Tokopedia), Si Cepat, dan Traveloka.

"Perusahaan teknologi lainnya akan mengikuti IPO di BEI, Goto pada semester I 2022, disusul Si Cepat dan Traveloka,” papar Pandu dalam Indonesia Knowledge Forum (IKF) X – 2021, Kamis (7/10/2021).

Sebelumnya GoTo direncanakan mencatatkan saham pada 2022. Hal itu disampaikan CEO Tokopedia William Tanuwijaya dalam beberapa kesempatan. Adapun IPO tiga unicorn tersebut menyusul debut Bukalapak sebagai unicorn pertama yang mencatatkan saham di Bursa pada Agustus 2021.

Saat itu, Bukalapak berhasil meraup  dana segar hingga Rp 21,9 triliun. Raihan ini menjadi yang terbesar sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.

"IPO Bukalapak menandai dimulainya era perusahaan teknologi publik," ujar Pandu.

Pandu menilai, pasar modal Indonesia akan melihat masuknya perusahaan teknologi yang akan meningkatkan likuiditas secara signifikan.

Di sisi lain, BEI juga melihat peningkatan jumlah perusahaan tradisional yang beralih menjadi perusahaan teknologi dan berhasil menarik investasi.

Dalam paparannya, Pandu menyebutkan perusahaan-perusahaan tersebut antara lain seperti; Bank Jago, Bank Neo Commerce, Bank Harda Internasional, BRI Agro, Matahari Putra Prima, Bank Aladin, dan masih banyak lagi.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BEI Proses IPO 24 Perusahaan

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 24 perusahaan dalam pipeline saham BEI hingga 1 Oktober untuk menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).

“Sampai dengan 1 Oktober 2021 terdapat 24 perusahaan dalam pipeline saham BEI dan dua di antaranya merupakan anak perusahaan BUMN,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan dikutip Selasa, 5 Oktober 2021.

Adapun dari perusahaan yang ajukan IPO, sebagian besar merupakan perusahaan aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar. Berikut klasifikasi aset perusahaan yang kini berada dalam pipeline saham merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017:

-2 perusahaan aset skala kecil (aset di bawah Rp 50 miliar)

-8 perusahaan aset skala menengah (aset antara Rp 50 miliar-Rp 250 miliar)

-14 perusahaan aset skala besar (aset di atas Rp 250 miliar)

Rincian sektor perusahaan dalam pipeline saham antara lain:

-2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

-2 Perusahaan dari sektor Industrials

- 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistics

- 5 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals

- 7 Perusahaan dari sektor Consumer Cyclicals

- 1 Perusahaan dari sektor Technology

- 3 Perusahaan dari sektor Energy

- 1 Perusahaan dari sektor Financials

- 1 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

- 1 Perusahaan dari sektor Infrastructures

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya