Coca Cola Dongkrak Prospek Pendapatan pada 2021

Target pendapatan Coca-cola dapat melonjak dari 13 persen menjadi 14 persen selama setahun.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Okt 2021, 23:07 WIB
Diterbitkan 28 Okt 2021, 23:07 WIB
Ilustrasi coca-cola (AFP/Justin Sullivan)
Ilustrasi coca-cola (AFP/Justin Sullivan)

Liputan6.com, Jakarta - Coca-Cola berharap ada peningkatan pendapatan pada 2021 seiring dengan naiknya konsumsi minuman dan rencana pembukaan kembali usaha. Perseroan menaikkan prospek pendapatan di tengah pemulihan pandemi COVID-19 belum mereta.

Selama COVID-19 melanda, merek soda ikonik ini melihat gerainya semakin menjauhi pasar dan konsumen.

Senasib dengan restoran dan tempat hiburan yang juga runtuh. Beruntungnya, penjualan pulih dalam tiga bulan terakhir.

Laporan keuangan menunjukkan hal itu didorong dengan pemulihan yang berlangsung di pasar dengan ketidakpastian COVID-19 mereda.

"Kami akan memperbaharui panduan setahun ini sehingga bisa menemukan seperempat momentum pada bisnis ini,’ ujar Chief Coca-Cola James Quincey dilansir dari laman Channel News Asia, Kamis (28/10/2021).

Quincey juga memperingatkan pemulihan berjalan secara tidak sinkron. Namun, penyelarasan sistem yang kuat dan organisaasi jaringan yang baik membantu perusahaan membuka potensi besar di seluruh pasar global.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Target

Minuman coca cola. Foto: AFP/Ahmad YUSNI AHMAD YUSNI / AFP
Minuman coca cola. Foto: AFP/Ahmad YUSNI AHMAD YUSNI / AFP

Target pendapatan Coca-cola dapat melonjak dari 13 persen menjadi 14 persen selama setahun. Sementara untuk laba per saham diharapkan menjadi 17 persen,  dari semula hanya 15 persen.

Laporan hingga 1 Oktober ini menunjukkan laba perusahaan meningkat dari USD 1,7 miliar atau Rp 24,1 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per dolar AS) menjadi USD 2,5 miliar setara Rp 35,5 triliun. Nilai ini menandakan kenaikan sebanyak 42 persen.

Permintaan Terbanyak

Negara maju dan berkembang menjadi tempat perusahaan memperolah penjualan terbesar antara lain India, Rusia dan Brasil. Menurut perusahaan, pemulihan yang berkelanjutan menjadi faktor pendorongnya.

Merek dagang Coke mengalami peningkatan penjualan sebanyak 5 persen. Pencapaian ini sedikit lebih rendah dari perolehan minuman olahraga dan kopi. Di lain sisi, penjualan nutrisi, jus, susu, dan minuman nabati melejit 12 persen.

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya