Gudang Garam Catat Laba Bersih Susut 26,9 Persen hingga September 2021

PT Gudang Garam Tbk (GGRM) membukukan kenaikan pendapatan tetapi laba turun hingga kuartal III 2021.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Okt 2021, 14:42 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2021, 14:41 WIB
Gudang Garam
Susilo Wonowidjojo, pemilik Gudang Garam sekaligus orang terkaya ke-2 di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - PT Gudang Garam Tbk (GGRM) mencatatkan pendapatan sebesar Rp 92,07 triliun hingga kuartal III 2021. Pendapatan PT Gudang Garam Tbk naik 10,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 83,38 triliun.

Merujuk laporan keuangan Perseroan yang disampaikan kepada Bursa, pendapatan tersebut berasal dari segmen rokok sebesar Rp 90,94 triliun. Kemudian pendapatan dari kertas karton Rp 1,72 triliun, serta pendapatan lain-lain Rp 67,83 miliar, dengan eliminasi sebesar Rp 658,25 miliar.

Sejalan dengan kenaikan pendapatan, biaya pokok penjualan juga mengalami peningkatan 16 persen, menjadi Rp 81,67 triliun dari Rp 70,39 triliun. Sehingga diperoleh laba kotor Rp 10,4 triliun, turun 19,88 persen dari Rp 12,98 triliun hingga kuartal III 2021.

Pada periode tersebut, Perseroan mencatatkan pendapatan lainnya sebesar Rp 242,87 miliar dan laba kurs Rp 16,55 miliar. Setelah dikurangi beban usaha dan beban lainnya, diperoleh laba usaha Rp 5,32 triliun, turun 30,28 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,63 triliun.

Setelah dikurangi beban bunga dan beban pajak penghasilan, Perseroan mencatatkan laba yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 4,13 triliun. Turun 26,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,65 triliun.

Dari sisi aset Perseroan hingga September 2021 tercatat Rp 83,25 triliun. Naik dibandingkan posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp 78,19 triliun. Terdiri dari aset lancar Rp 53,24 triliun dan aset tidak lancar Rp 30,01 triliun. Total liabilitas Perseroan naik 29,8 persen menjadi Rp 25,53 triliun hingga kuartal III 2021.

Direktur PT Gudang Garam Tbk, Herry Susianto menutuarkan, kenaikan tersebut disebabkan oleh pinjaman bank jangka pendek dari Rp 6,01 triliun di akhir Desember 2021 menjadi Rp 566,9 miliar pada September 2021.

"Penurunan ini terutama karena kemampuan perusahaan melunasi atau membayar pinjaman bank dengan menggunakan penerimaan dari pelanggan selama periode 1 Januari 2021 - 30 September 2021,” ujar Herry, dikutip Sabtu (30/10/2021).

Kemudian akun utang usaha yang meningkat Rp 2,57 triliun dari posisi Desember 2020 hingga September 2021.

Peningkatan utang usaha terutama karena adanya peningkatan atas pembelian bahan baku utama dalam dua sampai tiga bulan terakhir dan utang tersebut belum jatuh tempo. Selanjutnya, akun utang cukai, PPN, dan pajak rokok mengalami peningkatan Rp 9,69 triliun.

Peningkatan tersebut sejalan dengan kenaikan saldo terhutang perusahaan kepada kantor pengawasan dan pelayanan bea dan cukai per 30 September 2021 dibandingkan posisi 30 Desember 2020, disebabkan perbedaan periode jatuh tempo utang di dua tanggal tersebut.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Gerak Saham GGRM

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 29 Oktober 2021, saham GGRM turun 0,07 persen ke posisi Rp 33.500 per saham. Saham GGRM dibuka stagnan di posisi Rp 33.535.

Saham GGRM berada di level tertinggi Rp 34.000 dan terendah Rp 33.500 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.694 kali dengan volume perdagangan 10.564. Nilai transaksi harian Rp 35,5 miliar.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya