Wall Street Makin Perkasa Setelah The Fed Umumkan Tapering

Wall street kompak menguat pada perdagangan Rabu, 3 November 2021 usai the Fed umumkan tapering.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Nov 2021, 06:40 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2021, 06:40 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kembali cetak rekor pada perdagangan Rabu, 3 November 2021. Wall street kembali raih rekor setelah the Federal Reserve (the Fed) mengumumkan akan segera mulai mengurangi laju pembelian obligasi bulanannya atau tapering.

Rata-rata indeks utama di wall street terus naik di zona hijau seiring bank sentral AS mengatakan akan mulai mengurangi pembelian obligasi akhir bulan ini. The Fed juga kembali menegaskan tidak akan terburu-buru untuk menaikkan suku bunga setelah menyelesaikan tapering pada 2022.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones naik 104,95 poin menjadi  36.157,58 setelah turun lebih dari 160 poin pada awal sesi perdagangan dan ditutup ke rekor baru.

Indeks S&P 500 menguat 0,65 persen ke posisi 4.660,57. Indeks Nasdaq bertambah 1 persen menjadi 15.811,58. Ini sesi keempat berturut-turut, indeks utama di wall street ditutup di posisi tertinggi baru.

Indeks Russell 2000 naik 1,8 persen menjadi 2.404,28, dan mencatat rekor penutupan. Indeks Russell 2000 menguat 4,7 persen pada pekan ini.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

The Fed Umumkan Tapering

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

The Fed mengatakan akan mulai mengurangi pembelian obligasi pada akhir bulan ini akan mulai mengurangi pembelian obligasi USD 15 miliar per bulan. Ini menempatkannya pada jalur untuk mengakhiri pelonggaran kuantatif pada pertengahan tahun depan. Waktu dan jumlah ini sesuai dengan harapan. Namun, the Fed mengatakan siap untuk mengubah laju pembelian jika dijamin oleh perubahan prospek ekonomi.

Bank sentral AS juga secara halus menyikapi inflasi. The Fed mengakui kenaikan harga lebih cepat dan tetap dari yang diperkirakannya. Namun, pernyataan the Fed masih mencirikan kenaikan harga sebagai “sementara” yang dapat mendorong garis waktu kenaikan suku bunga ke depannya.

"Keputusan kami hari ini untuk mulai mengurangi pembelian aset kami tidak menyiratkan sinyal langsung mengenai kebijakan suku bunga kami,” ujar Ketua the Fed Jerome Powell dilansir dari CNBC, Kamis (4/11/2021).

Ia menuturkan,  pihaknya tetap mengartikulasikan tes yang berbeda dan lebih ketat untuk kondisi ekonomi yang perlu dipenuhi sebelum menaikkan suku bunga.

“Fakta mereka terus menggambarkan inflasi sebagai transisi menunjukkan mereka akan terus turun lebih lama dari yang diantisipasi banyak orang,” ujar Michael Arone dari State Street Global Advisors.

Powell menuturkan, bank sentral mengubah kebijakan mometer dengan tepat.

"Saya tidak berpikir kita berada di belakang kurva. Saya benar-benar percaya kebijakan diposisikan dengan baik untuk mengatasi berbagai hasil yang masuk akal, dan itulah yang perlu kita lakukan,” ujar Powell.

CEO dan CIO of Morgan Creek Capital Management, Mark Yusko mengatakan, pertemuan the Fed tidak mengejutkan sejauh tidak menaikkan suku bunga dan mengurangi tekanan inflasi karena efek dari lockdown memudar.

Rilis Laporan Keuangan Topang Indeks Utama

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Di sisi lain, sejumlah rilis laporan keuangan perusahaan berdampak terhadap sejumlah saham. Saham Lyft melonjak 8,2 persen seiring rilis kuartal III 2021 yang kuat.

Saham CVS health melonjak 5,7 persen seiring pendapatan lebih baik dari perkiraan. Namun, saham Zillow turun 24,8 persen setelah umumkan akan menutup bisnis pembelian rumah dan flipping.

Saham Bed Bath and Beyond naik usai mengumumkan kemitraan dengan Kroger. Akan tetapi, lonjakan saham 15,2 persen ikuti kemungkinan tekanan yang singkat.

Saham Activision turun 14,1 persen setelah mengatakan peluncuran dua game akan ditunda. Perseroan juga mengeluarkan prospek liburan yang lebih lemah meski mengalahkan perkiraan laba untuk kuartal tersebut.

Pengumuman laporan keuangan dengan pendapatan dan laba yang kuat membantu mengangkat pasar kembali sentuh rekor. Dari perusahaan S&P 500 yang telah rilis laporan keuangan, sekitar 80,9 persen telah mengalahkan harapan konsensus, berdasarkan FactSet. Itu terlepas dari gangguan rantai pasokan yang sedang berlangsung, tantangan tenaga kerja, inflasi komoditas, kebijakan bank sentral dan risiko COVID-19.

“Saham seperti Energizer Bunny karena terus melonjak ke level tertinggi baru dan tidak menunjukkan tanda-tanda yang melelahkan,” ujar Chief Market Strategist LPL Financial, Ryan Detrick.

Ia mengatakan, pihaknya memahami semua kekhawatiran tetapi intinya rilis laporan keuangan seperti pendapatan terus datang dengan cara lebih baik dari yang diharapkan. Hal ini angkat harga saham berada di level saat ini.

Sementara itu, laporan ADP menunjukkan penciptaan lapangan kerja swasta meningkat pada Oktober 2021. Hal ini berkat ledakan perekrutan di sektor perhotelan. Perusahaan menambah 571.000 tenaga kerja pada bulan ini, mengalahkahn estimasi Dow Jones sebanyak 395.000 dan 523.000 yang direvisi turun pada September 2021. Ini adalah bulan terbaik untuk pekerjaan sejak Juni.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya