IHSG Perkasa Usai The Fed Putuskan Tapering, Investor Asing Beli Saham BBRI hingga UNTR

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,55 persen ke posisi 6.588 pada pra pembukaan perdagangan Kamis, 4 November 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Nov 2021, 09:25 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2021, 09:25 WIB
FOTO: PPKM, IHSG Ditutup Menguat
Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu lanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis (4/11/2021). IHSG melambung ikuti wall street dan bursa saham Asia yang menguat setelah the Federal Reserve atau bank sentral Amerika Serikat (AS) umumkan tapering.

Pada pra pembukaan, IHSG naik 0,55 persen ke posisi 6.588. Pada pukul 09.00 WIB, IHSG meroket 0,70 persen ke posisi 6.597. Indeks LQ45 melambung 1,02 persen ke posisi 954,68. Seluruh indeks acuan kompak menghijau.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 6.607,30 dan terendah 6.587,05. Sebanyak 270 saham menguat sehingga angkat IHSG. 78 saham melemah dan 186 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 60.443 kali dengan volume perdagangan 987,2 juta.

Nilai transaksi harian Rp 683,6 miliar. Investor asing beli saham Rp 48,22 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.289.

Seluruh sektor saham kompak menghijau. Indeks sektor saham IDXindustry naik 1,27 persen, dan bukukan penguatan terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXbasic menanjak 0,90 persen dan indeks sektor saham IDXenergy meroket 0,98 persen.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Top Gainers dan Losers

IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham BCIC melambung 28,08 persen

-Saham WAPO melambung 17,36 persen

-Saham DART melambung 11,72 persen

-Saham PANI melambung 9,71 persen

-Saham SAFE melambung 9,71 persen

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham LMAS turun 6,93 persen

-Saham BAPA turun 6,85 persen

-Saham ROCK turun 6,67 persen

-Saham BOLT turun 6,62 persen

-Saham RELI turun 6,54 persen

Aksi Investor Asing

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Perdagangan bursa saham 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham BBRI senilai Rp 28 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 10,8 miliar

-Saham BBCA senilai Rp 8,7 miliar

-Saham PGAS senilai Rp 6 miliar

-Saham UNTR senilai Rp 2,3 miliar

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBNI senilai Rp 10,6 miliar

-Saham ASII senilai Rp 7,7 miliar

-Saham ITMG senilai Rp 6,3 miliar

-Saham ADRO senilai Rp 6 miliar

-Saham BBHI senilai Rp 2,3 miliar

Bursa Saham Asia

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Bursa saham Asia kompak menguat. Indeks Hang Seng naik 0,47 persen, indeks Korea Selatan Kospi menguat 0,71 persen, indeks Jepang Nikkei bertambah 0,82 persen, indeks Shanghai bertambah 0,50 persen dan indeks Taiwan menguat 0,24 persen.

Mengutip laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Rabu, 4 November 2021.

Hal ini setelah the Fed mengatakan mengurangi pembelian obligasi USD 15 miliar per bulan mulai akhir 2021. Jumlahnya bisa berubah jika diperlukan. Ini menyiratkan ekonomi saat ini cukup kuat, menurut the Fed untuk ditangani pasca pandemi COVID-19. The Fed juga terus melihat inflasi sebagai transisisi meski meningkat.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya