Keputusan The Fed Bakal Bayangi IHSG, Cermati Saham Pilihan Ini

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 6.413-6.592 pada Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Nov 2021, 06:30 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2021, 06:30 WIB
Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi melemah pada perdagangan Kamis (4/11/2021). Harga komoditas dan rilis rapat pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) akan pengaruhi laju IHSG.

CEO PT Indosurya Bersinar Sekuritas, William Suryawijaya menuturkan, perkembangan pergerakan IHSG masih terlihat betah dalam konsolidasi wajar.

Ia menilai, tekanan terhadap IHSG berpeluang akan bayangi ditunjang oleh tekanan yang terjadi pada pergerakan harga komoditas turut berdampak terhadap emiten yang berkaitan dengan komoditas.

“IHSG akan memiliki potensi tertekan,” ujar dia dalam catatannya.

Ia prediksi, IHSG bergerak di kisaran 6.413-6.592 pada Kamis pekan ini.

Sebelumnya, Head of Equity Trading PT MNC Sekuritas Medan Frankie Prasetio mengatakan,  isu tapering dan kenaikan suku bunga acuan sudah berdengung hampir sepanjang 2021. Ia menilai, secara domestik, pasar juga cukup siap dalam hadapi efek jika tapering digulirkan.

"Soal pengurangan stimulus pun akan diputuskan dalam pertemuan ini, mengingat data ekonomi Amerika Serikat sendiri telah berangsur membaik, seperti penurunan tingkat pengangguran, kenaikan tingkat kredit yang paling menarik perhatian adalah soal kenaikan inflasi," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 3 November 2021.

Frankie menilai, dampak dari tapering terhadap pasar modal seharusnya tidak terlalu signifikan. Ia mengatakan, pertimbangnnya aliran dana investor asing yang 2021 baru mulai masuk ke Indonesia. Kemudian ada antisipasi dari pemerintah Indonesia seperti kesiapan cadangan devisa yang lebih besar, pertumbuhan ekonomi yang menarik sebagai tujuan investor.

"Tambahan juga dunia saat ini mengalami krisis energi, Indonesia memiliki komoditas ekspor khususnya komoditas energi seperti batu bara, gas, minyak bumi dan CPO. Hal ini tentu menjadi penopang IHSG pasca tapering diumumkan nanti,” kata dia.

Frankie prediksi, IHSG berpeluang menguat pada perdagangan Kamis, 4 November 2021. Hal ini seiring tapering sudah cukup diantisipasi oleh pasar. IHSG akan bergerak di kisaran 6.550-6.600.

"Dan jika the Fed tidak terburu-buru untuk menaikkan rate, maka hal ini bisa menjadi sentimen yang baik untuk pasar,” ujar dia.

Ia menilai, untuk strategi investasi saham bisa buy on weakness. "Bisa saja memang IHSG sedikit koreksi setelah rilis keputusan dari the Fed soal tapering, namun jika hal ini terjadi malah menjadi suatu momen yang baik untuk masuk pasar,” kata dia.

Adapun hingga akhir 2021, Frankie perkirakan IHSG berada di level 6.600-6.700. Sentimen yang mendukung adalah window dressing dan laporan keuangan yang baik ditorehkan oleh saham-saham blue chip pada penutupan tahun.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saham Pilihan

IHSG Dibuka di Dua Arah
Pekerja melintas di dekat layar digital pergerakan saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada pembukaan perdagangan pukul 09.00 WIB, IHSG masih naik, namun tak lama kemudian, IHSG melemah 2,3 poin atau 0,05 persen ke level 5.130, 18. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk saham pilihan, William memilih saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA), PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Selain itu, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Jatim Tbk (BJTM), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya