Liputan6.com, Jakarta - PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk, emiten bergerak di dalam biasang usaha angkutan laut dalam negeri untuk barang khusus dan perdagangan besar akan menggelar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
PT Bintang Samudera Mandiri Tbk menawarkan saham perdana sebanyak-banyaknya 370.045.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 25 per saham.
Jumlah saham itu setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Harga penawaran sekitar Rp 100-Rp 150 per saham. Dengan demikian, target dana dari hasil IPO Rp 55,50 miliar.
Advertisement
Baca Juga
Perseroan akan memakai dana hasil IPO antara sekitar 70 persen untuk modal kerja perseroan yaitu charter kapal, angkutan laut dan jasa agency, serta kegiatan operasional perseroan.
Kemudian 15 persen atau paling banyak sebesar Rp 5 miliar akan disalurkan melalui skema pinjaman kepada entias anak yaitu PT Bintang Samudera Mandiri Persada. Selanjutnya 15 persen untuk pembayaran sebagian utang bank.
Setelah IPO, pemegang saham perseroan antara lain PT Goldfive Investment Capital sebesar 54 persen, Negah Rama Gautama sebesar 14 persen, Pramayari Hardian Doktrianto sebesar 4 persen, Ariyanti Pelita Sari sebesar 4 persen, David Desanan Anan Winowod sebesar 4 persen dan masyarakat sebesar 20 persen.
Dalam pelaksanaan IPO ini, Bintang Samudera Mandiritelah menunjuk PT Danatama Makmur Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Jadwal IPO yaitu:
-Masa penawaran awal pada 16 November-25 November 2021
-Tanggal Efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 6 Desember 2021
-Masa penawaran umum perdana saham pada 7 Desember-10 Desember 2021
-Tanggal penajtahan pada 10 Desember 2021
-Tanggal distribusi saham secara elektronik pada 13 Desember 2021
-Tanggal pencatatan saham pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 Desember 2021
Â
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja Keuangan
Melihat kinerja keuangan, perseroan mencatat laba bersih periode berjalan Rp 3,53 miliar hingga 30 Juni 2021. Dilihat dari posisi 2020, laba bersih itu naik signifikan dari sebelumnya Rp 428,55 juta. Akan tetapi, laba bersih perseroan merosot tajam dari Rp 1,53 miliar pada 2019 menjadi Rp 428,55 juta pada 2020.
Sementara itu, pendapatan tercatat Rp 29,28 miliar hingga 30 Juni 2021 dari Desember 2020 Rp 26,96 miliar.
Perseroan mencatat total liabilitas Rp 158,23 miliar dan ekuitas Rp 54,71 miliar pada 30 Juni 2021. Total aset perseroan tercatat Rp 212,95 miliar pada 30 Juni 2021.
Untuk kebijakan dividen, perseroan akan membayar dividen tunai setiap tahun mulai 2022 sebesar-besarnya 35 persen yang dikaitkan dengan keuntungan dan saldo laba positif yang didapat pada tahun fiskal serta kewajiban perseroan untuk alokasikan dana cadangan sesuai dengan aturan berlaku dan kondisi keuangan perseroan.
Advertisement