Pandemi COVID-19 Dongkrak Kapitalisasi Pasar Apple

Saham Apple menyumbang hampir 7 persen dari indeks S&P 500.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Jan 2022, 04:36 WIB
Diterbitkan 06 Jan 2022, 04:36 WIB
Apple Luncurkan Tiga iPhone Anyar, XR, XS dan XS Max
Seorang pengunjung melihat produk baru iPhone saat peluncuran produk baru Apple di Apple Headquarters, Cupertino, California (12/9). Apple merilis tiga iPhone terbaru, yaitu iPhone XS, iPhone XS Max dan iPhone XR. (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Liputan6.com, New York - Apple kembali sempat melampau catatan rekor kapitalisasi pasar USD 3 triliun atau setara Rp 43.105 triliun (asumsi kurs Rp 14.368 per dolar AS) pada Selasa, 5 Januari 2022. Namun, saham Apple kembali tergelincir.

Perusahaan di bawah pimpinan Tim Cook meroket tipis USD 182,94 atau setara Rp  2,61 juta. Sebelumnya saham Apple sentuh USD 182,63. Saham Apple ditutup di level USD 182,86.

Kontrak Apple merupakan opsi saham AS kedua paling efektif dalam perdagangan pada Selasa, 5 Januari 2022, menurut dara Options Clearing Corp (ICC) pada 8,21 ET. Posisi pertama bertengger perusahaan milik Elon Musk, Tesla. Kontrak Apple tertinggi adalah opsi panggilan pada 20 Januari dengan nilai kesepakatan mencapai USD 200, data Refinitiv.

Refinitiv pun melaporkan perusahan yang berbasis di California ini menyumbang hampir 7 persen dari indeks S&P 500. Dengan kata lain, tertinggi untuk satu saham pada saat indeks acuan bertengger di puncak.

Pandemi COVID-19 menjadi katalis lonjakan permintaan iPhone, Macbook dan iPad. Otomatis menyokong nilai kapitalisasi pasar Apple melewati USD 2 triliun atau setara Rp 28,7 kuadriliun. Prestasi ini tercatat pada Agustus 2020 kemudian melanjutkan perkembangan setelah 16 bulan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Terobosan Apple

iPhone 12
Para pembeli pertama iPhone 12 memamerkan perangkat yang baru dibelinya di Apple Store Orchard Road Singapura (Foto: Apple Newsroom)

“Apple menjadi salah satu perdagangan pandemi utama bagi banyak orang dan saat pasar keluar dari pandemi pembuat iPhone akan sedikit kesulitan," ungkap analis pasar senior di Oanda di New York, Edward Moya, menyadur dari laman ChannelNewsAsia, Selasa (5/1/2022).

Moya menambahkan, terobosan produk besar berikutnya masih jauh. Bahkan kesukaran ini akan kian kompleks pada empat sampai lima tahun daripada kesusahan dalam dua-tiga tahun mendatang.

Apple berencana memperluas ke dalam sektor otomotif seperti mobil self-driving dan augmented reality. Hal ini bertujuan agar pendapatan entitas tidak hanya bergantung pada penjualan iPhone yang menghasilkan lebih dari setengah pendapatan perusahaan.

Khususnya saham Apple dengan bernilai lebih dari indeks regional utama di kawasan Eropa. Mulai dari FTSE 100 Inggris, CAC 40 Prancis, DAX Jerman, IBEX 35 Spanyol, dan FTSE MIB Italia.

 

 

Reporter: Ayesha Puri

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya