Wall Street Melesat Tersengat Saham Teknologi

Wall street kompak menguat pada perdagangan Selasa, 11 Januari 2022 didukung saham teknologi.

oleh Agustina Melani diperbarui 12 Jan 2022, 06:36 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2022, 06:36 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Selasa, 11 Januari 2022. Indeks Nasdaq memimpin penguatan di wall street.

Pada penutupan perdagangan, indeks Nasdaq menguat 1,41 persen menjadi 15.153,45. Indeks Nasdaq reli pada perdagangan Selasa sore dari sesi sebelumnya melemah dalam empat hari. Indeks S&P 500 bertambah 0,92 persen menjadi 4.713,07. Sedangkan indeks Dow Jones naik 0,51 persen ke posisi 36.252,02.

Wall street bergejolak pada awal 2022 seiring kenaikan suku bunga telah menekan bursa saham. Namun, sentimen suku bunga mereda seiring imbal hasil treasury AS bertenor 10 tahun turun di bawah 1,75 persen.

"Lebih dari segalanya, ini hanya penangguhan dari sejumlah aksi jual yang ekstrem selama beberapa minggu terakhir, benar-benar sejak awal tahun," ujar Chief Investment Officer Bryn Mawr Trust Wealth Management, Jeff Mills, dilansir dari CNBC, Rabu (12/1/2022).

Ia menambahkan, pihaknya menilai terlalu dini untuk saham teknologi sudah mencapai posisi bawah.

Saham teknologi kapitalisasi besar membantu mendukung penguatan bursa saham. Saham Amazon naik 2,4 persen. Saham Apple dan Nvidia masing-masing naik 1,7 persen dan 1,5 persen.

Saham Illumina melonjak 17 persen setelah perseroan keluarkan prospek pendapatan 2022 yang melampaui konsensus.

Di sisi lain saham Exxon Mobil naik lebih dari 4 persen karena harga minyak AS mencapai USD 80 per barel. Saham Peloton melompat 6,4 persen.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sentimen The Fed

Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)
Ilustrasi the Federal Reserve (Brandon Mowinkel/Unsplash)

Ketua the Fed Jerome Powell bersaksi di depan komite Senat pada Selasa waktu setempat. Ia berharap rantai pasokan yang yang dinormalisasi untuk membantu mengurangi tekanan inflasi pada 2022. Akan tetapi, the Fed tidak akan takut untuk menaikkan suku bunga lebih jauh dari yang diproyeksikan jika inflasi tetap tinggi.

“Jika kami harus menaikkan suku bunga lebih dari waktu ke waktu, kami akan melakukannya. Kami akan menggunakan alat kami untuk mengembalikan inflasi,” ujar Powell.

Namun, saham dan obligasi bergerak menguat selama pidato Powell. Hal ini lantaran Powell tidak mengumumkan perubahan kebijakan yang dipercepat dari apa yang telah diisyaratkan oleh bank sentral.

“Powell mencatat pengurangan neraca akan terjadi pada 2022, dan ini jalan panjang untuk kembali normal,” ujar Ian Lyngen dari BMO kepada klien.

Ia menuturkan, komentar Powell konsisten dengan langkah menaikkan suku bunga dengan asumsi tidak ada pembalikan dramatis dalam laju kenaikan harga konsumen.


Katalis Pekan Ini

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Pergerakan wall street pada perdagangan Selasa mengikuti reli tajam pada awal pekan. Hal itu membuat indeks Nasdaq hapus penurunan 2,7 persen. Indeks Nasdaq susut 3,1 persen sejak awal 2022 dan lebih dari lima persen dari rekor penutupan tertinggi pada November 2021.

Investor akan mendapatkan pandangan terbaru tentang keadaan ekonomi pada akhir pekan ini dengan data inflasi yang akan dirilis pada Rabu. Selain itu, rilis kinerja keuangan bank besar pada Jumat pekan ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya