Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot pada perdagangan 30 September-4 Oktober 2024. Koreksi IHSG terjadi di tengah aksi jual saham oleh investor asing.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (5/10/2024), IHSG anjlok 2,61 persen ke posisi 7.496,09 pada 30 September-4 Oktober 2024. Pada pekan ini, IHSG melemah lebih besar dari pekan lalu. IHSG turun 0,60 persen ke posisi 7.696,91 pada 23-27 September 2024. Selain itu, kapitalisasi pasar anjlok 2,67 persen menjadi Rp 12.531 triliun dari pekan lalu Rp 12.875 triliun pada 30 September-4 Oktober 2024.
Baca Juga
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG melemah 2,61 persen dalam sepekan dan masih didominasi oleh tekanan jual yang cenderung meningkat. "Dari sisi teknikal, pergerakan IHSG sedang berada di fase downtrend-nya,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement
Sedangkan dari sentimen, Herditya menilai, pergerakan IHSG dipengaruhi beberapa hal. Pertama, masih terjadinya aliran dana yang keluar dari pasar modal Indonesia setelah China mengumumkan pemberian stimulus untuk menggerakkan perekonomiannya.
Kedua, eskalasi geopolitik. Ia menilai, sentimen itu akan menimbulkan dan meningkatkan kekhawatiran investor akan ketidakpastian ekonomi global. Ketiga, diperkirakan ada pengalihan aset ke instrument yang cenderung aman. Keempat, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat.
"Kami memperkirakan, untuk sepekan ke depan, IHSG masih rawan melanjutkan koreksinya dengan area support di 7.347 dan resistance di 7.546,” kata dia.
Untuk sepekan ke depan, IHSG akan dipengaruhi beberapa hal. Pertama, investor masih mencermati perkembangan akan kondisi Timur Tengah. Kedua, rilis data cadangan devisa Indonesia. Ketiga, ekspor impor Amerika Serikat dan inflasi China. "Pergerakan nilai tukar rupiah dan harga komoditas dunia,” ujar dia.
Aksi Jual Saham oleh Investor Asing
Di sisi lain, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa merosot 4,38 persen menjadi 1,27 juta kali dari 1,33 juta kali transaksi pada pekan lalu. Pada pekan ini, investor asing menjual saham senilai Rp 4,87 triliun. Aksi jual ini lebih besar dari pekan lalu Rp 3,36 triliun. Sepanjang 2024, aksi beli saham oleh investor asing mencapai Rp 47,87 triliun.
Adapun peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa. Rata-rata nilai transaksi harian bursa melambung 19,35 persen menjadi Rp 19,53 triliun dari pekan lalu Rp 16,36 triliun. Kemudian, rata-rata volume transaksi harian bursa bertambah 5,46 persen menajdi 25,24 miliar saham dari 23,94 miliar saham pada pekan lalu.
Selama sepekan, mayoritas sektor saham tertekan. Sektor saham teknologi pimpin koreksi dengan turun 6,09 persen. Sektor saham energi susut 0,59 persen, sektor saham industri susut 0,56 persen, dan sektor saham consumer nonsiklikal melemah 2,15 persen.
Kemudian sektor saham consumer siklikal susut 3,19 persen, sektor saham perawatan kesehatan tergelincir 0,57 persen, sektor saham keuangan terpangkas 2,7 persen, sektor saham properti dan real estate melemah 2,74 persen, sektor saham infrastruktur tergelincir 3,11 persen dan sektor saham transportasi terpangkas 0,88 persen.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 23-27 September 2024
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada perdagangan 23-27 September 2024. Analis menilai, koreksi IHSG selama sepekan didorong sentimen global terutama dari China dan domestik.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (28/9/2024), IHSG melemah 0,60 persen ke posisi 7.696,91 dari posisi pekan lalu 7.743. Koreksi IHSG tersebut lebih rendah dibandingkan pekan lalu yang merosot 0,88 persen. Kapitalisasi pasar terpangkas 1,02 persen menjadi Rp 12.875 triliun dari pekan lalu Rp 13.007 triliun.
Pada pekan ini, investor asing menjual saham Rp 3,36 triliun. Pekan lalu, investor asing beli saham Rp 4,71 triliun. Sepanjang 2024, investor asing beli saham Rp 52,74 triliun.
Adapun pada pekan ini, peningkatan tertinggi terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian bursa yang melonjak 9,64 persen menjadi Rp 16,36 triliun dari Rp 14,92 triliun pada pekan sebelumnya.
Selanjutnya, rata-rata frekuensi transaksi harian bursa melonjak 5,33 persen menjadi 1,33 juta kali transaksi dari pekan lalu 1,26 juta kali transaksi. Rata-rata volume transaksi harian bursa merosot 14,72 persen menjadi 23,94 miliar saham dari pekan sebelumnya 28,07 miliar saham.
Sektor Saham
Pada pekan ini, mayoritas sektor saham menghijau. Sementara itu, sektor saham transportasi dan logistic susut 1,7 persen, sektor saham infrastruktur merosot 1,26 persen, sektor saham keuangan terpangkas 1,08 persen dan sektor saham industri merosot 0,94 persen.
Di sisi lain, sektor saham energi melesat 3,66 persen, sektor saham consumer nonsiklikal bertambah 1,71 persen, dan sektor saham perawatan kesehatan mendaki 2,36 persen. Sektor saham properti dan real estate melesat 3,29 persen, sektor saham teknologi bertambah 3,15 persen, dan sektor teknologi melonjak 3,15 persen. Adapun sektor saham basic material atau bahan baku terbang 5,35 persen dan catat penguatan terbesar.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG melemah 0,6 persen dan disertai oleh adanya peningkatan volume penjualan. Ia menuturkan, pergerakan IHSG dipengaruhi oleh sejumlah hal. Pertama, ada aliran dana investor yang keluar cukup besar dari IHSG. Herditya menuturkan, hal ini karena ada rencana pembelian stimulus dari People’s Bank of China (PBOC) bagi pasar properti China dan juga memberikan stimulus bagi ekonomi China yang melambat.
Advertisement