Agung Podomoro Raih Prapenjualan Rp 2,7 Triliun pada 2021, Ini Kontribusinya

Prapenjualan Agung Podomoro disumbang dari sejumlah proyek properti baru dan percepatan pembangunan di beberapa daerah di Indonesia

oleh Agustina Melani diperbarui 17 Feb 2022, 22:56 WIB
Diterbitkan 17 Feb 2022, 22:56 WIB
Hunian Apartemen
PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN) melalui anak usahanya PT Sinar Menara Deli beserta Capital Group meluncurkan hunian baru di Medan Sumatra Utara, yakni apartemen Victory Tower.

Liputan6.com, Jakarta - PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN) mencatat marketing sales atau prapenjualan Rp 2,7 triliun pada 2021. Realisasi prapenjualan itu melebihi target perseroan Rp 2 triliun.

Perseroan menyatakan, prapenjualan tersebut disumbang dari sejumlah proyek properti baru dan percepatan pembangunan di beberapa daerah di Indonesia. Marketing Director Agung Podomoro Land, Agung Wirajaya menuturkan, perseroan menghadirkan proyek baru dan berinovasi dalam mengembangkan proyek eksisting.

Ia bersyukur, perseroan menjadi booster percepatan pemulihan ekonomi nasional. "Minat tinggi dan kepercayaan konsumen terhadap proyek properti baru dan percepatan pembangunan yang kami lakukan di beberapa daerah di Indonesia mendorong marketing sales perusahaan pada 2021 sebesar Rp 2,7 triliun. Nilai tersebut melampaui target perseroan pada tahun lalu sebesar Rp 2 triliun,” ujar Agung dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (17/2/2022).

Ia menuturkan, salah satu proyek di Bogor, Jawa Barat yakni Kota Podomoro Tenjo yang diluncurkan pada pertengahan 2020 menjadi penyumbang terbesar hingga 29 persen dari total marketing sales Agung Podomoro pada 2021.

Agung menambahkan, kota mandiri yang dibangun di lahan seluas 650 hektar kini telah terjual lebih dari 3.000 unit.

Agung Podomoro mengembangkan Podomoro Park Bandung dan Podomoro City Deli Medan, dua proyek baru yang memberi kontribusi masing-masing sebesar 22 persen dan 14 persen. Baru-baru ini, Agung Podomoro memperkenalkan Bukit Podomoro Jakarta hunian premium di Jakarta yang telah menyumbang 7 persen marketing sales perusahaan.

Selain itu ada Pakubuwono Spring dengan kontribusi 8 persen, Podomoro Golf View sebesar 5 persen, dan Grand Taruma Karawang dengan kontribusi 4 persen.

"Jauh sebelum pandemi, Agung Podomoro telah menghadirkan produk sesuai kebutuhan masyarakat,” tutur dia.

Ia menambahkan, dengan pendekatan dan riset terhadap preferensi masyarakat, Agung Podomoro jeli melihat kebutuhan masyarakat sehingga dapat menyediakan solusi kebutuhan properti masyarakat masa kini sebagai smart developer.

Tidak hanya itu percepatan pembangunan proyek di Indonesia yang dilakukan Agung Podomoro menjadi solusi kebutuhan properti masyarakat dan menjadi booster pemulihan ekonomi nasional pasca pandemi.

Sebab, industri properti merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi sebuah negara. Pertumbuhan sektor ini dapat menopang pertumbuhan 175 industri turunan lainnya yang berkorelasi dengan industri properti sehingga dapat membantu mengakselerasi pertumbuhan ekonomi pasca pandemi.

"Harapan kami dengan apa yang dilakukan industri properti didukung 175 industri turunannya, harapan kami bisa hidupi 175 turunannya yang ada dukung properti, ekonomi Indonesia segera pulih,kami harap industri lainnya juga tumbuh,” ujar dia.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bukit Podomoro

Webinar PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), Kamis (17/2/2022) (Foto: Agung Podomoro Land)
Webinar PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), Kamis (17/2/2022) (Foto: Agung Podomoro Land)

Sementara itu, Chief Marketing Officer Bukit Podomoro Jakarta Zaldy Wihardja menjelaskan strategi pengembangan yang dilakukan Agung Podomoro turut menciptakan multiplier effect khususnya di masa pandemi melalui terbentuknya sentra ekonomi di lokasi-lokasi proyek Agung Podomoro termasuk penyerapan tenaga kerja.

"Agung Podomoro merupakan pelopor dan inisiator untuk masuk kawasan baru setelah itu baru diikuti pengembang-pengembang lainnya, kemudian infrastruktur dibangun sehingga menciptakan efek pengganda. Hal ini yang jadi landasan kami meluncurkan Bukit Podomoro Jakarta, di mana Agung Podomoro merupakan pengembang besar pertama yang masuk ke wilayah Jakarta Timur,” kata  Zaldy.

 Zaldy menuturkan, Jakarta Timur saat ini tengah mengalami fase sunrise dengan pertumbuhan harga tanah paling tinggi dibandingkan wilayah lainnya. Hal ini ditopang oleh pembangunan infrastruktur yang masif seperti jalan tol, LRT, MRT, dalam beberapa tahun belakangan.

Tidak hanya itu, rencana pembangunan rencana pembangunan infrastruktur jangka panjang dalam beberapa tahun ke depan juga dipercaya akan mendongkrak nilai investasi di kawasan ini.

Hal ini, menurut Zaldy, yang mendorong produk properti Bukit Podomoro Jakarta sangat diminati, meskipun baru diperkenalkan pada akhir 2021.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya