XL Axiata Anggarkan Belanja Modal Rp 9 Triliun pada 2022

Anggaran capex XL Axiata (EXCL) pada 2022 relatif sama dengan 2021 . Meskipun tahun lalu realisasi capex perseroan sedikit lebih besar hingga mencapai Rp 9,92 triliun.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2022, 17:16 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2022, 17:16 WIB
BTS XL Axiata
BTS 4G LTE milik XL Axiata di Kota Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. (Liputan6.com/ Agustin Setyo W).

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Telekomunikasi, PT XL Axiata Tbk (EXCL) menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp 9 triliun pada 2022.

Hal tersebut disampaikan Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini melalui siaran persnya, Senin, (21/2/2022).

Anggaran capex tersebut relatif sama dengan 2021. Meskipun tahun lalu realisasi capex XL Axiata sedikit lebih besar hingga mencapai Rp 9,92 triliun.

"Kami telah membelanjakan capex yang lebih besar pada tahun 2021 untuk meningkatkan kualitas jaringan serta meningkatkan digitalisasi guna menghadirkan customer experience yang terbaik. Fokus kami bukan untuk merespon persaingan tarif layanan, tetapi lebih pada memberikan customer experience terbaik dan menciptakan nilai bagi pelanggan kami," kata Dian.

Seperti halnya tahun lalu, anggaran capex pada 2022 pun akan digunakan untuk membiayai pembangunan jaringan dan mendorong pertumbuhan pendapatan XL Axiata pada 2022.

Apalagi tahun ini ada sejumlah peluang positif di Industri Telekomunikasi Indonesia yang bisa dimanfaatkan perseroan untuk dapat meningkatkan performa ke depan. Peluang-peluang tersebut antara lain:

1. Pemulihan ekonomi, yang diprediksi akan bisa terlaksana seiring dengan prediksi akan meredanya Covid-19 pada tahun 2022, yang berarti pertumbuhan ekonomi siap untuk pulih lagi.

2. Cara kerja digital meningkat, termasuk di lingkungan sekolah dan kehidupan sehari-hari masyarakat, akan menciptakan peningkatan permintaan jangka panjang struktural untuk data.

3. Potensi peningkatan permintaan untuk layanan fixed broadband (FTTH) karena tuntutan bekerja dari rumah dan kerja secara hibrida.

4. Keberadaan Omnibus Law, di mana regulasi ini membawa peluang positif jangka panjang bagi industri melalui efisiensi capex dan opex untuk perkembangan 5G serta manfaat lainnya.

"Kami melihat peluang pengembangan layanan konvergensi yang sangat luas di masa mendatang," kata dia.

Pengembangan layanan konvergensi diyakini akan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan untuk produk yang bisa menghadirkan akses internet cepat dan stabil, juga bisa digunakan satu keluarga, serta memberikan banyak kemudahan dan manfaat tambahan, seperti akses ke layanan hiburan.

Selain itu, secara bisnis, layanan konvergensi juga akan meminimalkan tingkat churn serta meningkatkan loyalitas pelanggan.

Dengan akuisisi Linknet, hal ini akan sangat mendukung pengembangan bisnis konvergensi ke depannya," kata Dian.

Sesuai dengan visi untuk menjadi  the no 1 Converged Operator in Indonesia, perseroan terus berupaya memperkenalkan layanan konvergensi sekaligus meningkatkan manfaatnya.

Hasilnya, penetrasi layanan konvergensi ini telah mencapai 11 persen, yang berarti menunjukkan kuatnya permintaan atas produk ini. Akuisisi Linknet yang baru saja dilakukan perseroan akan sangat mendukung pengembangan produk konvergensi ini pada masa mendatang.

Dian menambahkan, para pelaku pasar telekomunikasi saat ini lebih fokus pada customer experience daripada memainkan tarif. Karena itu, investasi XL Axiata pada jaringan serta digitalisasi menjadi strategi perseroan guna menyajikan customer experience terbaik.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

BTS

XL Axiata
XL Axiata mengumumkan kerja sama bidang cloud dengan Google Cloud (Foto: XL Axiata)

Hingga akhir 2021, total jumlah stasiun pemancar (base transceiver station/BTS) XL Axiata mencapai lebih dari 162.282 unit, dengan BTS 4G meningkat menjadi 77.204. Sementara itu, fiberisasi telah mencakup lebih dari 50 persen site. Area yang terlayani jaringan 4G juga bertambah menjadi sebanyak 458 kota/kabupaten.

"Terus meningkatnya kekuatan jaringan XL Axiata tersebut sejalan dengan tingkat penggunaan layanan data yang lebih tinggi oleh pelanggan," kata Dian.

Selama periode 12 bulan di 2021, trafik data XL Axiata meningkat pesat hingga naik 34 persen secara tahunan (year on year/YoY) ke 6.549 Petabyte. Hal ini juga selaras dengan kecepatan akses internet yang meningkat sebesar 20 persen sejak awal tahun.

Akses internet yang lebih cepat berdampak positif pada pemakaian aplikasi digital, termasuk aplikasi milik perusahaan, yaitu “myXL” dan “Axisnet”.

Pada kedua aplikasi yang antara lain menawarkan berbagai paket layanan dan juga sarana customer service kepada pelanggan tersebut, masing-masing mengalami peningkatan hingga 3,5x dalam pengguna aktif bulanan sejak awal pandemi.

Dengan demikian, peningkatan investasi yang telah XL Axiata implementasikan telah terbukti sangat mendukung peningkatan performa bisnis, terutama pada sisi efisiensi biaya serta peluang untuk meningkatkan penjualan produk.

Pada 2021, XL Axiata membukukan  pendapatan sebesar Rp 26,8 triliun, meningkat 3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (YoY). Sementara laba bersih perseroan di 2021 tercatat sebesar Rp 1,3 triliun.

Gerak Saham EXCL

FOTO: IHSG Akhir Tahun Ditutup Melemah
Papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan akhir tahun, IHSG ditutup melemah 0,95 persen ke level 5.979,07. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Pada penutupan perdagangan Senin, 21 Februari 2022, saham EXCL turun 2,37 persen ke posisi Rp 2.880 per saham. Saham EXCL dibuka stagnan Rp 2.950 per saham.

Saham EXCL berada di level tertinggi Rp 2.980 dan terendah Rp 2.880 per saham. Total frekuensi perdagangan 7.464 kali dengan volume perdagangan 223.221 saham. Nilai transaksi Rp 65,1 miliar.

 

Reporter: Elizabeth Brahmana

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya