Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesia Stock Exchange (IDX) mengatakan perempuan memiliki potensi besar dalam pemulihan ekonomi setelah pandemi COVID-19.
Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI, Risa E. Rustam menerangkan, hal itu merujuk pada jumlah perempuan usia produktif yang mendominasi.
"Saat ini dua per tiga penduduk Indonesia berada dalam kelompok usia produktif. Peningkatan peran serta perempuan dalam dunia kerja tentunya dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional," kata Risa dalam Ring The Bell for Gender Equality 2022, Rabu (9/3/2022).
Advertisement
Baca Juga
Namun, untuk mendorong partisipasi perempuan, hambatan partisipasi perempuan dalam dunia kerja perlu dihilangkan melalui praktik baik kesetaraan gender.
Bertajuk Gender Equality Today for a Sustainable Tomorrow, salah satu topik yang diangkat gelaran Ring the Bell for Gender Equality kali ini adalah terkait peran para pemimpin muda dalam membangun bisnis yang mampu meningkatkan pemberdayaan perempuan secara inklusif. Serta memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan sekitar dan komunitasnya.
“Pemberdayaan perempuan melalui bisnis kreatif ini telah menjadi salah satu contoh nyata dari hal-hal yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam meningkatkan kehidupan ekonomi masyarakat,” kata Risa.
Selain itu, IDX juga mencermati banyak perusahaan berupaya untuk terus meningkatkan praktik kesetaraan gender. Itu karena memberikan dampak positif bagi keberlanjutan perusahaan dalam jangka panjang.
"Hal ini sejalan dengan hasil riset ILO dan investing in women yang menyatakan bahwa 77 persen perusahaan di Indonesia setuju bahwa inisiatif kesetaraan gender yang dilakukan dapat meningkatkan kinerja bisnis,” imbuhnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Partisipasi Perempuan di Perusahaan Kapitalisasi Besar Masih Minim
Sebelumnya, perempuan dalam jajaran top manajemen perusahaan masih sangat minim. Sehingga, Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia Bursa Efek Indonesia (BEI), Risa E. Rustam mengatakan, kesempatan peningkatan karier bagi perempuan di berbagai industri pun masih rendah.
"Menurut data kesetaraan gender sustainable stock exchanges tahun lalu, dari 2200 perusahaan tercatat yang memiliki kapitalisasi pasar tertinggi di negara anggota G20, hanya 20 persen perempuan berada jajaran manajemen, 5,5 persen jajaran direksi dan 3,5 persen menduduki posisi CEO," ungkap Risa dalam Ring The Bell for Gender Equality 2022, Rabu, 9 Maret 2022.
Hal ini, kata Risa, menunjukkan perempuan masih kurang terwakili di seluruh jenjang perusahaan. Situasi tersbeut bahkan tidak banyak berubah selama beberapa dekade terakhir.
"Di Indonesia sendiri hanya 54 persen perempuan usia produktif yang bekerja, sedangkan partisipasi pria usia produktif mencapai 82 persen. Angka ini tidak banyak berubah selama 20 tahun terakhir,” kata Risa.
Meskipun terjadi perbaikan tingkat pendidikan bagi perempuan di Indonesia, tetapi Risa menuturkan hal itu tidak memberikan kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Berdasarkan laporan McKinsey, perempuan lebih rentan kehilangan pekerjaan hingga 1,8 kali dibandingkan laki-laki. Penyebabnya, karena masih adanya kesenjangan gender di berbagai sektor industri.
Risa menerangkan, kebanyakan perempuan mendapatkan pekerjaan di sektor sektor yang sangat rentan dan upah lebih rendah dibandingkan rekan kerja mereka yang laki-laki.
Di sisi lain, pandemi juga memberikan tekanan yang lebih besar pada perempuan bekerja terutama yang memiliki anak. Sehingga banyak perempuan yang akhirnya berhenti bekerja.
Advertisement