Bidik Pendapatan Tembus Dua Digit, MSIN Jajaki Pasar Asia

MNC Digital (MSIN) optimistis pendapatan pada 2022 bisa melampaui dua digit.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Mar 2022, 22:38 WIB
Diterbitkan 11 Mar 2022, 22:38 WIB
Konferensi pers PT MNC Digital Entertainment Tbk, Jumat (11/3/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)
Konferensi pers PT MNC Digital Entertainment Tbk, Jumat (11/3/2022) (Foto: tangkapan layar/Pipit I.R)

Liputan6.com, Jakarta - PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) tengah menjajaki kerja sama dengan sejumlah pihak utamanya di kawasan Asia.

Direktur Utama PT MNC Digital Entertainment Tbk, Hary Tanoesoedibjo (HTS) menyebutkan, perseroan tengah menjajaki kerja sama dengan Korea Selatan.

"Tadi sebelum RUPS ada bicara sama teman-teman produksi, mungkin akan menjajaki kerja sama dengan Korea, misalnya. Kalaupun jadi, produksinya di sini (Movieland), pasti lebih murah," kata dia dalam konferensi pers, Jumat (11/3/2022).

Ia menambahkan, jika berbicara mengenai industri digital, pangsa pasarnya bukan lagi terbatas hanya Indonesia. Melainkan seluruh dunia. Sehingga perusahaan membuka peluang sebesar-besarnya untuk ekspansi ke luar negeri. Namun, Hary mengatakan, perseroan utamanya kana membidik pasar di kawasan Asia.

"Kalau sudah digital itu pasarnya bukan hanya Indonesia, namanya internet itu borderless. Tapi kalau bicara strategi dari MNC Digital kalaupun harus sampai ke luar negeri itu di kawasan Asia," ujar dia.

Pertimbangannya, pertama yakni pertumbuhan di Asia jauh lebih tinggi dibandingkan kawasan lain seperti Eropa, Amerika, dan Amerika Latin. Selain itu, penduduk Asia memiliki porsi 60 persen dari seluruh penduduk dunia.

"Penduduk Asia itu kan sudah 60 persen dari penduduk dunia, jadi sudah cukup besar kalau memang fokus di Asia,” kata Hary.

Dia menambahkan, Movieland sendiri saat ini sudah bisa digunakan sebagian, dan akan sepenuhnya dioperasikan pada tahun depan.

Sejalan dengan itu MNC Digital optimistis pendapatan tahun ini bisa melampaui dua digit. Keyakinan itu ditopang kontribusi dari tiga grup yang diakuisisi oleh perseroan, yakni PT MNC Digital Indonesia (MDI), PT MNC OTT Network (OTT), dan PT MNC Portal Indonesia (MPI).

Sebagai gambaran, hingga November 2021 perseroan dengan entitas lama (sebelum akuisisi) mampu membukukan pendapatan Rp 1,5 triliun. Dengan asumsi akuisisi dilakukan sejak Januari 2021, pendapatan perseroan mencapai Rp 2,7 triliun atau lebih besar sekitar 70 persen.

"Jadi harapan kita, dengan masuknya tiga grup tadi akan meningkatkan pendapatan dari MNC Digital yang lama (MNC Studios) menaid yang baru tentunya lebih bagus lagi. Jadi saya enggak bisa bicara angka. kalau dobel saya rasa sudah pasti lewat,” pungkasnya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Lirik Pasar NFT

Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)
Ilustrasi NFT (Foto: Unsplash by Pawel Czerwinski)

Sebelumnya, PT MNC Studios International Tbk, yang baru saja berubah nama menjadi PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), mulai melirik pasar NFT.

Perusahaan berencana menjajakan produk digital yang dimiliki dalam bentuk aset digital Non-Fungible Token atau NFT.

Direktur Utama PT MNC Digital Entertainment Tbk, Hary Tanoesoedibjo (HTS) mengakui, salah satu pertimbangan perseroan melirik pasar NFT lantaran kepopulerannya saat ini. Di sisi lain, perkembangan NFT juga merupakan bagian dari berkembangnya digitalisasi.

"Ke depan, library digital kami yang besar akan dikembangkan untuk dibuat NFT. NFT sekarang lagi populer di mana-mana di seluruh dunia, dan kami punya 300 ribu jam lebih digital library yang bisa dikembangkan dalam bentuk NFT,” kata Hary Tanoe dalam konferensi pers usai RUPSLB, Jumat, 11 Maret 2022.

Saat ini, MNC Digital memiliki lebih dari 300 ribu konten digital di perpustakaannya. Jumlah itu terakumulasi dari tahun ke tahun, dengan produksi 20 ribu jam tiap tahun. Selain NFT, konten-konten itu dapat juga dimonetisasi dalam berbagai bentuk.

"Ini bisa dimonetize dalam berbagai bentuk dan perpetuity, tak terbatas. Bisa ditayangkan terus di semua platform digital yang ada. Bisa dilisensikan kepada pihak luar dengan memperoleh imbalan karena kita jual," beber Hary Tanoe.

Konten-konten milik perseroan juga diunggah di media sosial. Setiap hari ada 500–700 video klip yang disunting dalam bentuk pendek yang diunggah di kanal Youtube, Facebook  hingga TikTok.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya