Klarifikasi Bukalapak Terkait Kabar Nilai Akuisisi Startup Belajar Tumbuh Berbagi

Bukalapak sudah mengirimkan keterbukaan informasi kepada BEI untuk mengklarifikasi transaksi pembelian 100 persen saham PT Belajar Tumbuh Berbagi.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Mar 2022, 19:18 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 19:18 WIB
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi Bukalapak (Dok: Bukalapak)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) klarifikasi terkait transaksi pembelian 100 persen saham PT Belajar Tumbuh Berbagi pada 4 November 2021.

Sebelumnya dalam pencatatan laporan keuangan kuartal III 2021 yang tertulis perjanjian jual beli saham dengan PT Belajar Tumbuh Berbagi (BTB), perusahaan berbadan hukum di Indonesia senilai USD 1.000.000.000 atau USD 1 miliar untuk memperoleh 100 persen kepemilikan atau sejumlah 11.340 lembar saham. Seharusnya nilai transaksi tersebut USD 1 juta atau sekitar Rp 14,36 miliar (asumsi kurs Rp 14.365 per dolar AS).

"Kami mengklarifikasi bahwa transaksi jual beli saham antara PT Kolaborasi Kreasi Investa (KKI) dan PT Bina Unggul Kencana (BUK) yang terjadi pada 4 November 2021 terkait dengan pembelian 100 persen saham-saham PT Belajar Tumbuh Berbagi, sebanyak 11.340 saham adalah USD 1.000.000 (satu juta USD) dan bukan senilai USD 1.000.000.000 (satu miliar USD)," ujar Head of Media & Communication Bukalapak, Fairuza Ahmad Iqbal, dikutip dari keterangan tertulis, Rabu (23/3/2022).

Ia mengatakan, pihaknya sudah mengirimkan keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk mengklarifikasi mengenai hal tersebut. Adapun informasi nilai jual beli saham tersebut tercantum dalam addendum atas perjanjian jual beli saham bersyarat yang ditandatangani oleh KKI dan BUK pada 11 Januari 2022.

"Informasi ini akan dimuat lebih lanjut dalam laporan keuangan kuartal IV 2021 karena sudah diterbitkannya laporan keuangan kuartal III pada November 2021,” kata dia.

Fairuza mengatakan, tujuan dari transaksi ini adalah untuk menghadirkan platform belajar pengembangan bisnis bagi seluruh pelaku UMKM di Indonesia di ekosistem Bukalapak.

"Hal ini sejalan dengan tujuan Bukalapak untuk mendorong pertumbuhan UMKM tanah air dan menciptakan a fair economy for all,” ujar dia.

Sebelumnya dalam keterangan tertulis, Nilzon Capital, perusahaan penasihat investasi dan kekayaan menerbitkan analisis terbuka mengenai saham BUKA. Dalam analisis 48 halaman itu, Nilzon Capital menyoroti beberapa hal di antaranya akusisi startup senilai USD 1 miliar atau sekitar Rp 14,39 triliun.

“Kalau kami tidak salah baca dan salah menafsirkan pengungkapan tersebut, akuisis tersebut senilai USD 1 miliar. Jumlah ini cukup fantastis dibandingkan nilai market cap BUKA yang saat ini sekitar USD 1,93 miliar dan hampir 12 kali lipat dari nilai akusisi sebagian saham Allo Bank oleh BUKA,” ujar Principal Advisor Nilzon Capital, John Octavianus.

Adapun PT Belajar Tumbuh Berbagi dengan platform belajar online yuk (bolu) merupakan tempat dan komunitas bagi penjual online untuk belajar cara-cara jualan dan berbagi pengalaman. Mengutip laman bolu, misinya adalah memberdayakan UMKM agar dapat memiliki penghasilan yang lebih tinggi dari sebelumnya dengan bertransformasi secara digital.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bukalapak Genggam 35 Persen Kepemilikan Saham di AlloFresh

Ilustrasi allofresh (Dok: Bukalapak)
Ilustrasi allofresh (Dok: Bukalapak)

Sebelumnya, PT Bukalapak.com Tbk atau Bukalapak (BUKA) resmi gandeng Trans Retail Indonesia luncurkan platform belanja kebutuhan sehari-hari secara daring. Didukung Growtheum Capital Partners, kolaborasi Bukalapak dan Trans Retail Indonesia memperkenalkan AlloFresh.

AlloFresh akan memulai bisnisnya dengan pendanaan awal Rp 1 triliun, menawarkan lebih dari 150.000 SKU dari sekitar 10.000 pemasok dengan pengiriman cepat dalam waktu 3 jam serta layanan quick commerce dengan opsi pengiriman 30 menit di seluruh Indonesia.

President PT Bukapalak.com Tbk, Teddy Oetomo menyebutkan, porsi kepemilikan dari AlloFresh saat ini didominasi oleh Trans Retail Indonesia.

"Bukalapak memiliki 35 persen kepemilikan. 55 persen Trans Retail Indonesia, dan 10 persen Growtheum Capital Partners,” ungkapnya dalam konferensi pers, Rabu, 2 Maret 2022.

Rencana kolaborasi ini sebelumnya disampaikan oleh Founder & Chairman CT Corp, Chairul Tanjung pada Januari 2022. Saat itu dengan asumsi hanya ada dua pihak yang terlibat, kepemilikan masing-masing 55 persen untuk Trans Corp, dan sisanya 45 persen Bukalapak.

"Kami akan bentuk perusahaan patungan e-commerce khusus untuk fresh and grocery antara Trans Retail dan Bukalapak," kata CT.

Trans Retail Indonesia memiliki rangkaian produk yang luas dan hubungan lebih dari 25 tahun dengan pemasok dan produsen produk makanan dan rumah tangga paling populer di Indonesia.

Dikombinasikan dengan kekuatan teknologi Bukalapak, pelanggan AlloFresh dapat dengan mudah melakukan pemesanan baik melalui aplikasi/website online maupun melalui fitur "Click & Go" di toko-toko TRANSMart di seluruh Indonesia. AlloFresh akan menjamin kualitas dan kesegaran produknya dengan harga terbaik.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya