100 Perusahaan Global Tunda Aksi Korporasi Imbas Invasi Rusia ke Ukraina

Sejak akhir Februari, ketika Rusia menginvasi Ukraina, sekitar 50 perusahaan telah menghentikan rencana untuk go public.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 03 Apr 2022, 20:03 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2022, 20:03 WIB
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)
(Foto: Ilustrasi wall street. Dok Unsplash/lo lo)

Liputan6.com, Jakarta - Setidaknya 100 perusahaan di seluruh dunia telah menunda atau menarik kesepakatan pembiayaan senilai lebih dari USD 45 miliar atau sekitar Rp 646,37 triliun (asumsi kurs Rp 14.363 per dolar AS) menurut hitungan Bloomberg setelah invasi Rusia terhadap Ukraina, yang telah mengguncang pasar dan mengurangi selera investor di tengah meningkatnya volatilitas dan ketidakpastian.

Melansir Forbes, ditulis Minggu (3/4/2022), hal itu termasuk penawaran umum perdana (IPO), obligasi atau pinjaman serta merger dan akuisisi (M&A).

Sejak akhir Februari, ketika Rusia menginvasi Ukraina, sekitar 50 perusahaan telah menghentikan rencana untuk go public, 30 di antaranya berencana untuk catatkan saham di Amerika Serikat, termasuk perusahaan bioteknologi Bioxytran, perusahaan media dan jasa keuangan Crown Equity Holdings dan perusahaan farmasi Sagimet Biosains, hal itu dilaporkan oleh Bloomberg.

Sementara itu, menurut konsultan EY, sekitar 320 penawaran IPO di seluruh dunia mengumpulkan total sekitar USD 54 miliar antara Januari dan Maret, turun 51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kemudian, di pasar M&A, sekitar 10 kesepakatan senilai lebih dari USD 5 miliar telah ditahan sejak agresi Rusia, dan akibatnya, M&A global anjlok 15 persen menjadi USD 1,02 triliun antara Januari dan Maret dibandingkan tahun lalu, Bloomberg melaporkan, dengan Eropa yang paling terpengaruh.

Tak hanya itu, penerbitan obligasi telah menurun 14 persen di seluruh dunia tahun ini, menurut laporan Bloomberg.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Ketidakpastian Geopolitik

Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas

Ketidakpastian geopolitik yang disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina dan kenaikan suku bunga di seluruh dunia untuk menahan inflasi yang memburuk telah menakuti investor.

Lalu, berbeda dengan 2021 ketika IPO mengumpulkan rekor USD 594 miliar. Indeks Volatilitas Cboe, dilihat sebagai ukuran ketakutan di pasar, naik di atas 30 ketika Rusia menginvasi Ukraina dan rata-rata di atas 26 tahun ini. 

Sedangkan, lembaga keuangan, termasuk Goldman Sachs dan JPMorgan, telah menjauhkan diri dari pasar Rusia sejak perang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya