Alami Tekanan Jual Investor Asing, Begini Prospek Saham Bank

Sejumlah saham bank kapitalisasi besar masih alami koreksi dan alami aksi jual oleh investor asing. Bagaimana prospek saham bank?

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Mei 2022, 07:41 WIB
Diterbitkan 11 Mei 2022, 07:41 WIB
IHSG Menguat
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Saham kapitalisasi besar terutama bank masih alami koreksi dan aksi jual pada perdagangan Selasa, 10 Mei 2022. Namun, analis menilai saham bank masih menarik untuk dicermati pelaku pasar.

Mengutip data RTI, pada penutupan perdagangan Selasa, 10 Mei 2022, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) turun 0,99 persen ke posisi Rp 7.525 per saham dan alami aksi jual oleh investor asing yang mencapai Rp 920,2 miliar.

Diikuti saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) stagnan di posisi Rp 4.530 per saham dan alami aksi jual oleh investor asing yang mencapai Rp 538,7 miliar.

Selain itu, saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI)  tergelincir 2,7 persen ke posisi Rp 8.100 per saham. Aksi jual investor asing di saham BMRI mencapai Rp 530,8 miliar. Saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 0,85 persen ke posisi Rp 8.900. Akan tetapi, investor asing masih melakukan aksi jual saham BBNI yang mencapai Rp 162,6 miliar.

Saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) susut 1,16 persen ke posisi Rp 1.700 per saham. Investor asing jual saham BBTN sekitar Rp 27,2 miliar.

Sementara itu, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 1,3 persen ke posisi 6.819,79. Indeks LQ45 susut 0,47 persen ke posisi 1.021,07. Sebanyak 396 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 162 saham menguat dan 140 saham diam di tempat.

Analis menilai saham-saham bank kapitalisasi besar antara lain BBCA, BMRI, BBNI dan BBTN yang alami koreksi tajam dan terkena aksi jual pada awal pekan ini sangat wajar terjadi.

“Kami lihat hal tersebut sangat wajar. Selain karena kenaikan yang signifikan dalam beberapa minggu ini. Selain itu hampir semua sektor juga terkoreksi,” kata Analis Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheryl Tanuwijaya saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Rabu (11/5/2022).

Koreksi saham bank yang terjadi juga didorong investor asing jual saham sehingga sehingga menambah tekanan. Cheryl juga menilai saham bank kapitalisasi besar hingga akhir 2022 memiliki prospek yang baik.

"Prospeknya baik karena data menunjukkan kredit terus bertumbuh, restrukturisasi turun, NPL turun. Hal ini akan terus terjadi seiring pemulihan ekonomi,” ujar dia.

Untuk rekomendasi dan strategi sahamnya Cheryl menuturkan, untuk buy on weakness BBCA, BBRI, BMRI, BBNI TP 10-15 persen.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prospek Saham Bank Kapitalisasi Besar

FOTO: PPKM Diperpanjang, IHSG Melemah Pada Sesi Pertama
Sentimen kenaikan suku bunga the Fed bayangi laju saham termasuk saham perbankan.

Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis mengungkapkan, koreksi pada saham perbankan adalah hal yang wajar. Hal ini seiring koreksi pada IHSG saat ini lebih didorong dari keluarnya dana asing yang diakibatkan kenaikan suku bunga The Federal Reserve atau bank sentral AS.

“Sehingga saat koreksi pada IHSG maka saham perbankan akan mengalami koreksi karena saham sektor perbankan memiliki bobot yang paling besar pada IHSG. Terlebih saat IHSG all time high sektor perbankan terus mencatatkan net buy,” kata Abdul.

Dia menuturkan, prospek saham bank kapitalisasi besar masih menarik seiring pemulihan ekonomi.

“Prospek pada saham saham bank kapitalisasi besar masih menarik, dimana seiring pemulihan ekonomi serta pulihnya mobilitas masyarakat dapat mendorong pertumbuhan kredit terlebih laporan keuangan pada kuartal I sektor perbankan memiliki kinerja yang positif,” kata dia.

Abdul juga merekomendasikan buy on weakness untuk saham perbankan.

“Strategi saham perbankan adalah buy on weakness seperti BBNI, BBRI, dan BBTN dengan potensi upside 15-20 persen,” pungkasnya.     

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

Penutupan IHSG pada 10 Mei 2022

Pembukaan-Saham
IHSG

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih bertahan di zona merah tetapi koreksi yang terjadi sudah mulai terbatas pada perdagangan Selasa, 10 Mei 2022. Namun, aksi jual investor asing masih masif dilakukan di seluruh pasar.

Pada penutupan perdagangan, IHSG melemah 1,3 persen ke posisi 6.819,79. Indeks LQ45 merosot 0,47 persen ke posisi 1.021,07. Sebagian besar indeks acuan tertekan.

Pada Selasa pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 6.832,09 dan terendah 6.662,61. Sebanyak 396 saham melemah sehingga menekan IHSG. 162 saham menguat dan 140 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.614.572 kali dengan volume perdagangan 26,7 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 23 triliun. Investor asing jual saham Rp 3,2 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.473.

 

Sebagian besar sektor saham tertekan yang dipimpin indeks sektor saham IDXtechno melemah 4,61 persen. Diikuti indeks sektor saham IDXenergy merosot 2,06 persen dan indeks sektor saham IDXfinance turun 1,78 persen.

Sedangkan indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 1,64 persen, indeks sektor saham IDXtransportasi menanjak 1,12 persen dan indeks sektor saham IDXhealth naik 0,47 persen.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, koreksi IHSG masih wajar. Melihat dari sisi volume perdagangan, dalam jangka pendek, IHSG berpeluang naik.

Adapun saham-saham perbankan yang rontok dan dilanda aksi jual oleh investor asing, Herditya menilai, aliran dana asing yang terjadi pada awal 2022 banyak ke saham perbankan. “Jadi dengan adanya outflow asing yang dijual adalah saham perbankan. Di mana bobotnya besar dan menjadi mover bagi IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

 

Top Gainers-Losers dan Aksi Investor Asing pada 10 Mei 2022

Pergerakan IHSG Turun Tajam
IHSG

Saham-saham yang masuk top gainers antara lain:

-Saham ESTA menguat 25 persen

-Saham INPS menguat 24,78 persen

-Saham POLA menguat 22,34 persen

-Saham UFOE menguat 16,36 persen

-Saham BAJA menguat 13,87 persen

 

Saham-saham yang masuk top losers antara lain:

-Saham IDEA melemah 9,23 persen

-Saham MBSS melemah 6,99 persen

-Saham TOBA melemah 6,98 persen

-Saham POLL melemah 6,94 persen

-Saham DFAM melemah 6,92 persen

 

Saham-saham yang dibeli investor asing antara lain:

-Saham UNVR senilai Rp 130,4 miliar

-Saham EMTK senilai Rp 97,4 miliar

-Saham PGAS senilai Rp 84 miliar

-Saham ITMG senilai Rp 47,4 miliar

-Saham INDF senilai Rp 25,1 miliar

 

Saham-saham yang dijual investor asing antara lain:

-Saham BBCA senilai Rp 920,2 miliar

-Saham BBRI senilai Rp 538,7 miliar

-Saham BMRI senilai Rp 530,8 miliar

-Saham TLKM senilai Rp 361,9 miliar

-Saham ASII senilai Rp 178,4 miliar

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya