Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan penyedia jasa kesehatan, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) sudah melaksanakan pembelian kembali (buyback) saham sebanyak 119.910.500 saham senilai total Rp 262.723.661.715.
Hal tersebut disampaikan manajemen perseroan kepada regulator Pasar Modal Indonesia, PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat, 12 Mei 2022. Pembelian saham kembali itu dilakukan pada periode 11 Februari 2022 hingga 10 Mei 2022.
Baca Juga
Manajemen Mitra Keluarga Karyasehat akan melanjutkan buyback saham untuk periode keempat mulai 13 Mei 2022 hingga 11 Agustus 2022.
Advertisement
Pembelian kembali saham ini diharapkan dapat menstabilkan harga saham MIKA dalam kondisi pasar yang fluktuatif, sekaligus memberikan keyakinan kepada investor atas nilai saham perseroan secara fundamental.
Perseroan akan melakukan pembatasan harga pembelian saham sebesar maksimum Rp 2.500 per saham. "Perkiraan nilai nominal saham yang akan dibeli kembali adalah maksimum Rp 250 miliar atau jumlah saham maksimum 100 juta saham," kata Manajemen perseroan.
Adapun biaya yang timbul dari pembelian saham di Bursa Efek Indonesia melalui perusahaan perantara pedagang efek, yaitu sekitar 0,08 persen dari nilai transaksi. Untuk pelaksanaan pembelian kembali saham ini perseroan menyatakan memiliki modal kerja dan cadangan dana yang memadai.
Â
Â
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dana Buyback dari Kas Internal
Rencananya, pembelian kembali saham ini akan dibiayai dari kas internal perseroan, sehingga tidak akan membutuhkan pembiayaan tambahan dan tidak berdampak signifikan kepada penurunan pendapatan.
Perseroan menegaskan pelaksanaan rencana Pembelian Kembali saham ini tidak berdampak terhadap pendapatan perseroan. Rencana Pembelian Kembali Saham akan mengkibatkan penurunan jumlah saham beredar, tetapi diperkirakan meningkatkan laba per saham perseroan.
"Pelaksanaan pembelian kembali saham ini akan memberikan fleksibilitas bagi MIKA dalam mengelola modal jangka panjang dimana saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai optimal jika MIKA memerlukan penambahan modal," kata manajemen perseroan.
Pada perdagangan Kamis, 12 Mei 2022, saham MIKA berada di level terendah di Rp 2.470 per saham dan tertinggi di Rp 2.740 per saham. Saham MIKA kemudian ditutup di Rp 2.690 per saham, naik 7,17 persen dibanding penutupan Selasa, 10 Mei 2022 yaitu Rp 2.510 per saham.
Advertisement
Kinerja 2021
Sebelumnya, PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) membukukan kinerja keuangan positif sepanjang 2021. Ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih pada 2021.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (30/3/2022), PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk mencatat pendapatan Rp 4,35 triliun pada 2021. Pendapatan itu naik 27,30 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,41 triliun.
Beban pokok pendapatan naik 21,08 persen menjadi Rp 2,09 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,72 triliun.
Dengan demikian laba bruto naik 33,64 persen menjadi Rp 2,26 triliun pada 2021. Pada periode sama tahun sebelumnya Rp 2,71 triliun. Beban usaha perseroan naik menjadi Rp 665,17 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 648,66 miliar. Pendapatan operasi lainnya turun menjadi Rp 77,94 miliar pada 2021 dari periode 2020 sebesar Rp 82,14 miliar. Beban operasi susut menjadi Rp 5,91 miliar pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 11,46 miliar.
Dengan demikian, laba usaha melonjak 49,74 persen menjadi Rp 1,66 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun.
Kinerja Laba Bersih pada 2021
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk mencatat laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 1,22 triliun pada 2021.
Laba tersebut tumbuh 45,99 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 841,67 miliar. Hal itu mendorong laba bersih per saham dasar dan dilusi naik menjadi Rp 86 pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 59.
Sementara itu, total ekuitas naik 7,39 persen menjadi Rp 5,92 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,51 triliun. Total liabilitas tercatat Rp 935,82 miliar pada 2021, atau naik 9,4 persen dari periode 2020 Rp 855,18 miliar.
Total aset Rp 6,86 triliun pada 2021 atau naik 7,6 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 6,37 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 1,28 triliun pada 2021 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 705,01 miliar.
Â
Reporter: Elizabeth Brahmana
Advertisement