Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) berencana merevisi target penyaluran kredit hingga akhir tahun 2022.
Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk, Daniel Budirahayu menyampaikan, hal itu dilakukan menyusul realisasi penyaluran kredit pada kuartal I 2022 yang telah mencapai target semula.
Baca Juga
"Sampai akhir 2022 sebenarnya kami punya target awal yang masuk ke OJK, itu sudah terlewati karena pencapaiannya yang juga di luar ekspektasi kami, cukup tinggi. Dan kami sedang menuju untuk meminta revisi target kredit ini,” kata Daniel dalam papar publik perseroan, Jumat (3/6/2022).
Advertisement
Semula, Bank Ina Perdana menargetkan pertumbuhan kredit hingga 30 persen hingga akhir 2022. Namun pada kuartal I 2022, penyaluran kredit tumbuh 95 persen atau mencapai Rp 5,4 triliun dibanidng kuartal 1 2021 sebesar Rp 2,78 triliun.
Bank Ina Perdana selanjutnya akan mengajukan revisi target penyaluran kredit di 2020 ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Berdasarkan jenis penggunaannya, kredit modal kerja mencatatkan pertumbuhan paling tinggi, yakni naik 104,6 persen yoy atau menjadi Ro 4,04 triliun.
Disusul kredit investasi yang naik 85 persen yoy menjadi Rp 1,13 triliun, serta kredit konsumsi naik tipis 23 persen yoy menjadi Rp 243 miliar.
"Nanti kalau setelah Juni kami sampaikan ke OJK dan sudah di-approve, baru bisa kami sampaikan kepada publik. Sekarang kami hanya bisa sampaikan bahwa target kredit yang kita capai per 31 Maret sudah melewati target yang kita sampaikan kepada OJK,” imbuh Daniel.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Absen Tebar Dividen 2021
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menyetujui tidak ada pembagian dividen atas laba bersih perseroan untuk tahun buku 2021.
Direktur Utama PT Bank Ina Perdana Tbk, Daniel Budirahayu menuturkan, laba bersih periode tersbeut akan dialokasikan untuk menunjang operasional perseroan pada 2022.
"Karena Bank Ina masih membutuhkan permodalan, sehingga untuk tahun ini kita tidak ada pembagian dividen. Keuntungan yang kami peroleh untuk meningkatkan kita punya operasional dan peningkatan bisnis di samping pengembangan infrastruktur di digitalisasi,” kata Daniel dalam paparan publik, Jumat (3/6/2022).
Selain itu, laba bersih tahun buku 2021 juga akan dialokasikan untuk pemenuhan modal inti bank sesuai ketentuan OJK, yakni sebesar Rp 3 triliun pada 2022.
Adapun pada 2021, perseroan berhasil membukukan laba Rp 39,74 miliar. Laba itu melesat hingga 105 persen dari laba tahun sebelumnya yang hanya Rp 19,3 miliar. Di samping dari laba tahun buku 2021, perseroan juga akan melakukan penawaran umum terbatas (PUT) IV untuk pemenuhan modal inti tersebut.
"Tahun ini juga kami akan right issue Rp 1 triliun ini juga salah satu untuk memenuhi ketentuan OJK, bahwa perbankan di 2022 ini harus ditutup dengan modal Rp 3 triliun,” ujar Daniel.
Adapun rencana PUT IV telah disetujui pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang juga digelar hari ini. Dalam aksi tersebut, perseroan akan melakukan PUT IV dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) kepada pemegang saham sebanyak-banyaknya 2 miliar lembar dengan nilai nominal Rp 100 per lembar.
"Dengan rencana untuk right issue yang keempat ini, kami harapkan modal bank kita pada akhir 2022 sudah mencapai di atas Rp 3 triliun,” imbuh Daniel.
Advertisement
Gandeng Mambu Perkuat Layanan Perbankan Digital
Sebelumnya, Mambu, platform SaaS cloud banking terkemuka di industri keuangan menggandeng PT Bank INA Perdana Tbk (Bank INA) Indonesia. Melalui kemitraan ini, Mambu mendukung transformasi digital di emiten bank berkode BINA demi menghadirkan layanan perbankan digital baru di pasar Indonesia.
Platform Mambu yang agile dan cloud-native dapat membantu bank dan lembaga keuangan untuk memperluas skala dan meluncurkan layanan perbankan digital baru dalam hitungan beberapa minggu.
Sebagai satu-satunya platform SaaS banking yang terlahir di cloud, Mambu memakai pendekatan composable sehingga bank dapat meluncurkan layanan perbankan inovatif yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan nasabah secara lebih spesifik.
Bank INA, sebagai bagian dari salah satu konglomerasi terbesar di Indonesia, grup Salim akan memanfaatkan platform cloud-native banking Mambu sebagai fondasi teknologi dari layanan perbankan digital baru.
Direktur Utama Bank INA, Daniel Budirahayu menuturkan, dalam upaya menyediakan layanan perbankan digital, pihaknya sangat mengutamakan sistem dan infrastruktur yang tepat demi menjamin pengalaman perbankan dan keamanan terbaik bagi nasabah.
"Berkat platform SaaS cloud banking Mambu, kami telah memilih platform cloud-native banking dengan kinerja terbaik dan paling andal di industri. Kami sangat meyakini bahwa langkah ini adalah keputusan yang tepat,” ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (25/10/2021).
Sementara itu, Managing Director Asia Pasifik Mambu, Myles Bertrand menuturkan, pihaknya senang bekerja sama dan mendukung transformasi digital Bank INA.
Mambu mengapresiasi uji kelayakan yang dilakukan tim Bank INA untuk memilih platform cloud banking terbaik.
“Pendekatan Mambu yang mengutamakan arsitektur terpadu akan mendukung Bank INA beralih menjadi bank digital yang memenuhi kebutuhan nasabah, baik pada saat ini dan masa mendatang,” tutur dia.
Percepat Transformasi dan Adopsi Teknologi Perbankan Digital
General Manager dan Country Head, Mambu untuk Indonesia, Husni Fuad menuturkan, pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi dan adopsi teknologi perbankan digital di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Bank INA, didukung oleh platform Mambu, segera menawarkan layanan digital kepada nasabah ritel dan UMKM, memberikan produk dan pengalaman perbankan yang lebih baik, serta memperluas akses layanan keuangan bagi banyak nasabah yang belum terjangkau atau belum memanfaatkan layanan perbankan.
Direktur Perbankan Digital Bank INA, Yulius Purnama Junaedi menuturkan, Bank INA akan berkolaborasi dengan Mambu dengan cara memanfaatkan teknologi termutakhir. Dengan demikian, Bank INA dapat menjadi pemimpin industri perbankan digital di Indonesia.
"Kami optimis, bersama Mambu, Bank INA mampu melengkapi digitalisasi keuangan dan pembayaran dalam ekosistem Salim Group. Tujuan kami adalah menghadirkan layanan perbankan digital yang memberikan solusi dan memberdayakan berbagai usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia,” ujar dia.
Mambu berhasil mengungguli penyedia platform perbankan digital lainnya berkat kegesitan, kecepatan, dan efisiensi biaya.
Advertisement