Liputan6.com, Jakarta - PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menerbitkan saham baru dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Hal tersebut telah disetujui oleh para pemegang saham pada Selasa, 12 Juli 2022. "Kita baru minta persetujuan ke pemegang saham, tadi pemegang saham setuju untuk penerbitan saham baru,” kata Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys, dalam acara Intimate Dinner by Smartfren di Jakarta, ditulis Rabu (13/7/2022).
Baca Juga
Merza juga menuturkan, dana tersebut akan dialokasikan untuk investasi atau pengembangan apapun untuk investasi Smartfren.
Advertisement
"Dananya untuk investasi, pengembangan apapun untuk investasi kita,” kata Merza.
Meskipun demikian, hingga kini belum diketahui siapa calon investor yang akan membeli saham baru tersebut. "Belum tahu siapapun,” ungkapnya.
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) akan menerbitkan saham baru maksimal 31 miliar saham dalam rangka penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Jumat (3/6/2022), PT Smartfren Telecom Tbk menerbitkan saham baru seri C setara 10 persen dari jumlah seluruh saham yang telah ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan.
Adapun harga pelaksanaan private placement itu Rp 100 per saham dengan nilai nominal Rp 100. Perseroan akan memakai dana hasil private placement tersebut untuk investasi dan keperluan modal kerja perseroan dan atau entitas anak perseroan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Dilusi
Perseroan akan gelar private placement dengan mengikuti ketentuan POJK 14/2019 kalau pelaksanaan private placement itu selambat-lambatnya dua tahun sejak tanggal persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB). Perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB pada 12 Juli 2022.
Seiring pelaksanaan private placement tersebut, pemegang saham perseroan akan alami dilusi kepemilikan sebanyak-banyaknya 9,09 persen di luar dilusi akibat obligasi wajib konversi III dan waran seri III yang belum dilaksanakan.
Adapun dampak pelaksanaan private placement ini antara lain penambahan modal ditempatkan dan modal disetor penuh perseroan melalui penerbitan saham-saham baru akan meningkatkan posisi ekuitas perseroan.
Selain itu, secara keseluruhan, rasio-rasio keuangan penting, terutama berkaitan dengan utang dan ekuitas perseroan akan menjadi lebih baik.
“Posisi kas perseroan akan membaik dengan masuknya dana segar yang dapat digunakan oleh perseroan untuk membiayai modal kerja dan melakukan investasi baik oleh perseroan dan entitas anak,” kata dia.
Sebelumnya, hingga keterbukaan informasi yang diterbitkan, seluruh obligai wajib konversi (OWK) I, OWK II, dan OWK III telah diterbitkan peseroan.
Seluruh OWK I telah dikonversi menjadi saham seri C sejumlah 47 miliar saham. Begitu pula OWK II yang telah dikonversi seluruhnya menjadi saham seri C sejumlah 90 miliar saham.
OWK III telah dikonversi menjadi saham seri C berjumlah 45 miliar saham dan belum dikonversi sejumlah 5 miliar saham atau senilai Rp 500 miliar. Waran seri III yang belum dilakanakan 91.822.437.624 waran seri III.
Pada perdagangan Jumat, 3 Juni 2022 pukul 14.18 WIB, saham FREN melonjak 6,25 persen ke posisi Rp 85 per saham.
Saham FREN dibuka stagnan Rp 80. Saham FREN berada di posisi tertinggi Rp 87 dan terendah Rp 78 per saham. Total frekuensi perdagangan 17.139 kali dengan volume perdagangan 15.450.544 saham. Nilai transaksi Rp 129,5 miliar.
Advertisement
Raih Restu Pemegang Saham
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) telah menyelesaikan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa, 12 Juli 2022. Dalam rapat tersebut, pemegang saham menyetujui seluruh agenda RUPS, termasuk rencana untuk melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PHTHMETD) atau private placement.
“Keputusan yang diusulkan dalam RUPS, semua disetujui. Termasuk penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PHTHMETD),” ungkap CEO Smartfren Telecom Tbk, Merza Fachys kepada Liputan6.com, Rabu (13/7/2022).
Sehubungan dengan private placement, perseroan akan menerbitkan saham baru maksimal 31 miliar saham. Harga pelaksanaan private placement itu Rp 100 per saham dengan nilai nominal Rp 100. Dengan demikian, perseroan berpotensi meraup dana sekitar Rp 3,1 triliun dari aksi ini.
Perseroan akan memakai dana hasil private placement tersebut untuk investasi dan keperluan modal kerja perseroan dan atau entitas anak perseroan.
Lebih lanjut, perseroan akan terlebih dahulu memenuhi ketentuan private placement yang berlaku sebelum memutuskan pelaksanaan private placement. Perseroan juga belum mengetahui persis calon pemodal yang akan terlibat dalam aksi ini.
“Kita harus masukan dulu beberapa persyaratan di Bursa Efek Indonesia (BEI) atau IDX. Makanya dalam keputusan kemarin diberi waktu dua tahun sampai tuntas eksekusinya. Sedangkan untuk calon pemodal baru nanti tahunya,” imbuh Merza.
EBITDA Tumbuh di Atas 40 Persen
Sebelumnya, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) optimistis kinerja keuangan semakin membaik dan cetak kinerja positif ke depan.
Pada kuartal pertama 2022, PT Smartfren Telecom Tbk telah mengantongi laba bersih Rp 25 miliar.Kondisi ini berbeda dari periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 396,82 miliar. Laba bersih itu juga didukung dari pendapatan naik 11,32 persen menjadi Rp 2,67 triliun pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,40 triliun.
Selain itu, perseroan juga catat laba usaha Rp 136,55 miliar pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya rugi Rp 80,40 miliar. Dengan melihat kondisi itu, laba per saham dasar positif 0,08 pada kuartal I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya rugi 1,28.
"Kalau kita bicara rugi laba, kita lihat kok smartfren rugi terus? Tapi konsisten ruginya makin tahun makin kecil dan pada kuartal I kemarin pertama kali selama menjalankan usaha ini maka mulai angkanya di atas nol atau positif. Jadi terbukti memang, masa pertumbuhan kita sudah melihat memang tumbuh,” kata Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys, dalam acara Intimate Dinner by Smartfren di Jakarta, ditulis Rabu, 13 Juli 2022.
Merza menuturkan, kinerja perseroan sempat mengalami kerugian pada 2018-2021. Pada 2018, Smartfren rugi sebesar Rp 3,53 triliun, pada 2019 rugi sebesar Rp 2,19 triliun, sedangkan 2020 rugi sebesar Rp 1,5 triliun, dan 2021 rugi Rp 210 miliar.
Merza berharap pada 2022, Smartfren akan meninggalkan kerugian yang terjadi sebelumnya.
"Yang kita harapkan 2022, kita akan meninggalkan titik nol lebih jauh lagi,” ungkapnya.
Kemudian, dari sisi earning before interest, tax, depreciation, and amortization (EBITDA) Smartfren mengalami pertumbuhan sebanyak 47 persen pada kuartal I 2022.
"EBITDA ini jauh lebih menarik, konsisten tumbuh dengan angka yang cukup signifikan. Tahun ke tahun, kuartal I 2022 kita catat pertumbuhan kita 47 persen dengan margin yang mulai menunjukkan bahwa ini sebuah usaha yang sehat. Kalau sudah di atas 40 persen EBITDA kita, kita yakini kesehatan kita sudah semakin membaik,” kata Merza.
Merza juga berharap Smartfren menjadi pemain teknologi dan digital terkemuka di Indonesia.
"Kita ingin betul-betul membuat smartfren menjadi satu pemain teknologi dan digital yang terkemuka di Indonesia,” ujar dia.
Advertisement