Liputan6.com, Jakarta - PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) optimistis dapat mencatatkan kinerja positif pada 2022. Untuk dapat mewujudkan target tersebut, perseroan telah menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar USD 100 juta atau sekitar 1,5 triliun (kurs Rp 14.938 per US).
"Capex tahun ini sebesar USD 100 juta. Realisasi sampai semester I 2022 kita sudah USD 10 juta (sekitar Rp 149,84 miliar). Sisanya akan dianggarkan di kuartal III sampai IV 2022," kata Direktur Utama PT Sillo Maritime Perdana Tbk, Herjati dalam paparan publik usai RUPS, Rabu (20/7/2022).
Baca Juga
Pada 2022, perseroan menargetkan pendapatan tumbuh hingga 15 persen dibandingkan 2021. Keyakinan itu tercermin dari kinerja perseroan pada periode tiga bulan pertama 2022.
Advertisement
Pada periode tersbeut, perseroan berhasil mencatatkan pendapatan sebesar USD 24,77 juta. Dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 3,65 juta.
"Target pendapatan perusahaan di tahun ini bertumbuh sekitar 10-15 persen atau sekitar USD 111,82 juta,” kata Herjati.
Melihat kondisi pemulihan ekonomi serta harga minyak dunia yang cukup tinggi saat ini, perseroan meyakini permintaan terhadap minyak dan gas akan meningkat. Sehingga mendorong perusahaan-perusahaan minyak dan gas untuk melakukan eksplorasi.
Hal ini turut membuka peluang baru akan kebutuhan armada dari pelanggan dan memberikan dampak yang sangat positif bagi bisnis perseroan.
"Manajemen akan terus menjaga kesinambungan kontrak yang sedang berlangsung dan memantau kondisi pasar serta menjajaki berbagai peluang ekspansi dan pengembangan usaha dengan tetap mengedepankan aspek kehati-hatian dalam mengambil peluang di tahun 2022,” Herjati menambahkan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Target Kinerja Perseroan
Sebelumnya, PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) membidik kenaikan pendapatan hingga 15 persen hingga akhir 2022. Keyakinan itu merujuk pada kondisi pemulihan ekonomi serta harga minyak dunia yang cukup tinggi saat ini.
Sehingga perseroan meyakini di tahun 2022 permintaan terhadap minyak dan gas akan meningkat sehingga mendorong perusahaan-perusahaan minyak dan gas untuk melakukan eksplorasi.
"Target pendapatan perusahaan di tahun ini bertumbuh sekitar 10-15 persen atau sekitar USD 111,82 juta,” kata Direktur Utama PT Sillomaritime Perdana Tbk, Herjati dalam paparan publik usai RUPS, Rabu, 20 Juli 2022.
Meningkatnya permintaan minyak dan gas akan membuka peluang baru yang lebih besar akan kebutuhan armada dari pelanggan. Hal itu memberikan dampak positif bagi bisnis perseroan yang bergerak di bidang jasa perkapalan yang berfokus mendukung kegiatan hulu migas.
"Manajemen akan terus menjaga kesinambungan kontrak yang sedang berlangsung dan memantau kondisi pasar serta menjajaki berbagai peluang ekspansi dan pengembangan usaha dengan tetap mengedepankan aspek kehati-hatian dalam mengambil peluang di tahun 2022,” imbuh Herjati.
Hingga kuartal I 2022, perseroan mencatatkan pendapatan sebesar USD 24,77 juta. Dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar USD 3,65 juta.
"Pencapaian pendapatan dan laba bersih Perseroan di kuartal pertama 2022 masing-masing telah mencapai 22,15 persen dan 22,44 persen dari target pendapatan dan laba bersih Perseroan untuk tahun 2022,” ujar Direktur Keuangan Perseroan Hans Raymond Ekajaya.
Advertisement
Pembagian Dividen 2021
Sebelumnya, pemegang saham PT Sillo Maritime Perdana Tbk (SHIP) menyetujui rencana pembagian dividen atas laba bersih perseroan tahun buku 2021. Perseroan akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 17 per lembar saham.
"Hasil RUPS hari ini, perseroan berencana membagikan dividen sebesar Rp 17 per lembar dengan dividend payout ratio sebesar 15,09 persen," ujar Direktur Utama PT Sillo Maritime Perdana Tbk dalam paparan publik usai RUPS, Rabu (20/7/2022).
Sepanjang tahun lalu, perseroan mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 18,31 persen dari USD 85,72 juta pada 2020 menjadi USD 101,41 juta pada 2021. Kenaikan itu dikarenakan adanya penambahan armada kapal oleh perseroan selama 2021. Dari raihan itu, perseroan berhasil mengantongi laba bersih USD 20,70 juta, turun 9,38 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar USD 22,85 juta.
Penurunan laba bersih itu karena kenaikan pada biaya operasional untuk menunjang penambahan kapal perseroan pada 2021.
Meski begitu, Direktur Keuangan PT Sillo Maritime Perdana Tbk, Raymond Ekajaya optimistis perseroan akan mencatatkan kinerja positif dan mencapai pendapatan serta laba bersih yang ditargetkan perseroan tahun ini.
"Hal itu dapat dilihat dari pencapaian pendapatan dan laba bersih perseroan di kuartal pertama 2022 masing-masing telah mencapai 22,15 persen dan 22,44 persen dari target pendapatan dan laba bersih Perseroan untuk tahun 2022,” ujar Hans.
IHSG Melemah 1,3 Persen pada 11-15 Juli 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada periode 11-15 Juli 2022. Koreksi IHSG 1,31 persen selama sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (16/7/2022), IHSG melemah ke posisi 6.651,90 dari pekan lalu 6.740,21. IHSG yang melemah juga diikuti penurunan kapitalisasi pasar. BEI mencatat kapitalisasi pasar merosot 0,88 persen menjadi Rp 8.772,66 triliun pada pekan ini. Kapitalisasi pasar susut Rp 78 triliun dari pekan lalu Rp 8.850,22 triliun.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi harian bursa naik 0,06 persen menjadi 17.618 miliar saham dari 17.607 miliar saham pada penutupan yang lalu. Sedangkan rata-rata nilai transaksi harian turun 4,1 persen menjadi Rp 10,39 triliun pada pekan ini dari pekan lalu Rp 10,83 triliun.
Selain itu, rerata frekuensi harian bursa merosot 3,31 persen menjadi 1.004.832 transaksi dari 1.039.217 transaksi pada penutupan pekan ini.
Investor asing mencatat aksi beli bersih Rp 56,7 miliar pada Jumat, 15 Juli 2022. Sepanjang 2022, investor asing melakukan pembelian saham Rp 56,90 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, pergerakan IHSG masih cenderung dipengaruhi oleh sentimen global selama sepekan. Sentimen itu datang dari inflasi Amerika Serikat yang masih tinggi. Tercatat inflasi Amerika Serikat pada Juni 2022 mencapai 9,1 persen.
“Masih adanya kekhawatiran investor akan adanya perlambatan ekonomi Amerika Serikat dan global juga masih dipengaruhi oleh pergerakan harga komoditas terutama dari sektor energi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Adapun pada pekan depan, Herditya prediksi, IHSG masih sideways atau mendatar tetapi rawan koreksi. IHSG akan bergerak di level support 6.600 dan resistance 6.767.
Advertisement