Laba TINS Melonjak 300,67 Persen pada Semester I 2022

PT Timah Tbk (TINS) cetak pertumbuhan pendapatan dan laba pada semester I 2022.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 01 Sep 2022, 20:30 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2022, 20:30 WIB
Ilustrasi Laporan Keuangan
Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Liputan6.com, Jakarta - PT Timah Tbk (TINS) mengumumkan kinerja perseroan untuk periode yang berakhir pada 30 Juni 2022. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,08 triliun. Laba itu naik 300,67 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 270 miliar.

"Meningkatnya laba bersih didukung cantiknya performa harga jual logam timah selama periode semester I 2022, dengan rerata harga 41.110 USD/Mton. Membaiknya profitabilitas perseroan terlihat pula dari naiknya EBITDA sebesar 82 persen menjadi Rp 1,9 triliun dibanding semester I 2021 sebesar Rp 1 triliun," ungkap Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani dalam keterangan resmi, Kamis (1/9/2022).

Melansir laporan keuangan perseroan yang disampaikan kepada Bursa efek Indonesia (BEI), pendapatan PT Timah Tbk pada semester I 2022 tercatat sebesar Rp 7,48 triliun. Pendapatan itu naik 27,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,87 triliun.

Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi Rp 5,5 triliun dari Rp 4,74 triliun pada semester I 2021. Meski begitu, laba bruto masih tumbuh 75,01 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 1,13 triliun.

Pada periode yang sama, beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp 459,14 miliar, beban penjualan Rp 91,13 miliar, beban keuangan Rp 101,14 miliar. Kemudian pendapatan keuangan tercatat sebesar Rp 11,49 miliar, pendapatan lain-lain Rp 49,45 miliar, dan bagian atas laba bersih entitas asosiasi sebesar Rp 18,17 miliar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kinerja Perseroan

PT Timah (Persero) Tbk (TINS)
(Foto: PT Timah)

Dari rincian tersebut, setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan berhasil mengantongi laba bersih periode berjalan sebesar Rp 1,08 triliun. Naik 300,63 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 270,09 miliar.

"Untuk menjaga pertumbuhan kinerja, TINS memacu kinerja anak usaha. Kontribusi anak usaha PT Timah Tbk yang semula hanya 5 persen‐10 persen, maka pada 2022 kontribusi tersebut diperkirakan meningkat menjadi 28 persen terhadap laba bersih perusahaan," ujar Fina.

Posisi nilai aset perseroan sampai dengan Juni 2022 tercatat sebesar Rp 14,4 triliun atau turun 2 persen dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 14,7 triliun. Posisi liabilitas sebesar Rp 7,3 triliun atau turun 13 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 8,4 triliun. Sedangkan posisi ekuitas naik 12 persen menjadi Rp 7,1 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 6,3 triliun.

Posisi kas dan setara kas perseroan naik 51 persen menjadi Rp 1,9 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,3 triliun. Pinjaman bank dan utang obligasi pada semester I 2022 turun signifikan menjadi Rp 3,6 triliun dari sebelumnya Rp 5,1 triliun.

 


Kinerja Operasi

PT Timah Tbk
PT Timah Tbk

Produksi bijih timah pada semester I 2022 tercatat sebesar 9.901 ton atau turun 14 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11.457 ton.

Dari jumlah tersebut 39 persen atau 3.829 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 61 persen atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut. Produksi logam timah 6M22 turun sebesar 26 persen menjadi 8.805 Mton dibandingkan semester I 2021 sebesar 11.915 Mton.

Adapun penjualan logam timah tercatat sebesar 9.942 Mton atau turun sebesar 21 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar 12.523 Mton. Harga jual rerata logam timah pada semester I 2022 sebesar USD 41.110 per Mton atau naik signifikan 48 persen dibandingkan semester I 2021 sebesar USD 27.858 per Mton.

Pada penutupan perdagangan Kamis, 1 September 2022, saham TINS melemah 0,33 persen ke posisi Rp 1.490 per saham.

Saham TINS dibuka merosot 15 poin ke posisi Rp 1.480 per saham. Saham TINS berada di level tertinggi Rp 1.495 dan terendah Rp 1.470 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.352 kali dengan volume perdagangan 100.034 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 14,8 miliar.


PT Timah Tbk Prediksi Sumbang Pendapatan Negara Rp 900 Miliar

IHSG Menguat
Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Timah Tbk (TINS) memperkirakan kontribusi pajak dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) pada paruh pertama tahun ini meningkat empat kali lipat dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Keyakinan itu merujuk pada harga komoditas timah yang melejit pada awal tahun ini, sehingga perseroan optimis perolehan pajak dan PNBP tahun ini dapat melampui tahun lalu.

"Kontribusi pajak dan PNBP PT Timah Tbk semester I 2022 estimasinya di atas 400 persen dari kontribusi pajak dan PNBP semester I tahun lalu. Membaiknya performa kinerja perusahaan tentunya selaras dengan kontribusi perusahaan kepada negara," kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk, Abdullah Umar dalam keterangan resmi, ditulis Kamis (18/8/2022).

Pada semester I 2021, PT Timah Tbk menyetorkan pajak dan PNBP ke negara yakni mencapai Rp 234,6 miliar. Mengacu pada angka ini, pajak yang akan disetorkan pada semester I 2022 yakni sekitar Rp 938,4 miliar. Secara keseluruhan tahun, perseroan menyumbang pada pendapatan negara sebesar Rp 776,6 miliar pada 2021 lalu. Angka itu meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 677,9 miliar.

 


Selanjutnya

Pembukaan Awal Tahun 2022 IHSG Menguat
Pekerja melintas di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Senin (3/1/2022). Pada pembukan perdagagangan bursa saham 2022 Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) langsung menguat 7,0 poin atau 0,11% di level Rp6.588,57. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Abdullah menjelaskan, peningkatan kontribusi pajak dan PNBP perseroan sejalan dengan peningkatan jumlah pajak PPH Badan. Meningkatnya kontribusi perseroan dari sektor pajak dan PNBP juga didorong oleh harga komoditas yang tinggi pada awal tahun ini yang berada di kisaran 48.000 per metrik ton.

"Perbaikan tata kelola industri timah juga mempengaruhi peningkatan pajak, PT Timah Tbk melalui pola kemitraan merangkul masyarakat untuk menambang di wilayah konsesi perusahaan, sehingga masyarakat penambang yang bermitra dengan PT Timah Tbk juga melaksanakan kewajiban perpajakannya,” imbuh Abdullah.

Pada 2018, perseroan berkontribusi pada pendapatan negara melalui pajak sebesar Rp 818,7 miliar. Kemudian pada 2019 sebesar Rp 1,2 triliun. Lalu pada 2020 dan 2021 masing-masing sebesar Rp 677,9 miliar dan Rp 776,7 miliar.

“PT Timah Tbk terus berupaya untuk meningkatkan kinerja perseroan sebagai tanggungjawab kepada pemilik saham dalam hal ini pemerintah Indonesia melalui MIND ID sebagai pemilik saham mayoritas,” tandas Abdullah.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya