Mitrabara Adiperdana Tebar Dividen Interim 2022 Rp 1.030 per Saham

Pembagian dividen interim Mitrabara Adiperdana telah mendapatkan persetujuan dewan komisaris pada 12 September 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Sep 2022, 14:35 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2022, 14:35 WIB
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)
Ilustrasi dividen (image by Alexsander-777 from pixabay)

Liputan6.com, Jakarta - PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) akan membagikan dividen interim tunai Rp 1,26 triliun.

Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (14/9/2022), PT Mitrabara Adiperdana Tbk akan membagikan dividen setara Rp 1.030 per saham. Pembagian dividen tersebut telah mendapatkan persetujuan dewan komisaris pada 12 September 2022.

Pembagian dividen interim 2022 tersebut mempertimbangkan data keuangan per 30 Juni 2022 antara lain laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar USD 111,68 juta dan saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya USD 238,72 juta. Total ekuitas USD 267,18 juta.

Jadwal pembagian dividen interim tahun buku 2022 antara lain:

-Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 September 2022

-Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 22 September 2022

-Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 23 September 2022

-Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 26 September 2022

-Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 23 September 2022 waktu 16.00

-Tanggal pembayaran dividen pada 3 Oktober 2022

Pada perdagangan Rabu, 14 September 2022 pukul 14.18 WIB, saham MBAP naik 5,78 persen ke posisi Rp 10.525 per saham.

Saham MBAP naik 75 poin ke posisi Rp 10.025 per saham. Saham MBAP berada di level tertinggi Rp 10.650 dan terendah Rp 10.000 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.033 kali dengan volume perdagangan 18.574 saham. Nilai transaksi Rp 19,3 miliar.

Melihat Prospek Sektor Komoditas Batu Bara

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Research Analyst Mirae Asset Sekuritas, Juan Harahap mengungkapkan, dengan tren laju inflasi yang bertambah cepat serta usaha bank sentral untuk meredamnya dengan kenaikan suku bunga sudah berdampak pada nilai tukar rupiah. 

Tekanan rupiah tersebut,  ia menilai akan menguntungkan bagi perusahaan berorientasi ekspor, terutama eksportir batu bara. 

Bahkan, faktor rupiah tersebut juga akan ditambah faktor positif dari kenaikan harga batu bara yang kembali menguat dan akan bertahan di atas kisaran USD 300 per ton, dengan faktor utama dari larangan impor batu bara Rusia oleh negara-negara Eropa.

"Jadi cukup menarik kalau dilihat dari perkembangan batu bara dan juga terkait Rusia dan Ukraina,” kata Juan dalam Media Day, Selasa (12/7/2022).

Dia mengatakan, akan terjadi disrupsi pada semester II. Pemerintah Eropa setuju untuk melarang batu bara Rusia mulai Agustus 2022 sebagai bagian dari babak baru sanksi terhadap negara tersebut. 

 

 

Selanjutnya

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Ekspor batu bara menjadi penyumbang terbesar dengan kontribusi mencapai 70,33 persen dan kenaikan hingga 168,89 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, Jepang juga sudah bergerak  untuk menangguhkan perdagangan batu bara Rusia baru untuk pengguna akhir Jepang. Selanjutnya, Rusia melangkah meningkatkan ketegangan geopolitik dengan lebih lanjut memotong pengiriman gas alam melalui yang pipeline terbesar ke Eropa.

"Dari sisi Jepang dan Eropa pasti akan mencari destinasi baru untuk bisa aman terkait pasokan energi,” katanya.

Juan menambahkan, pada saat semester II terjadi musim dingin, Jepang dan Eropa terpaksa harus lebih cepat melakukan antisipasi kondisi tersebut.

"Kita juga tahu pada saat second half (semester II) musim dingin, jadi mereka terpaksa harus mengantisipasi event tersebut,” ujar dia.

Pasokan batu bara yang diperoleh dari Rusia mencapai 15 persen. Bahkan, Jepang juga termasuk salah satu yang terbesar dari destinasi tersebut. Dia juga menyebutkan, Indonesia dan Australia termasuk bagian produsen batu bara terbesar.

“Kita melihat nanti yang akan diuntungkan, Indonesia, Australia dan Afrika,” kata Juan.

Investor Asing Buru Saham Emiten Bank hingga Batu Bara

FOTO: Aktivitas Bongkar Muat Batu Bara Setelah Indonesia Longgarkan Larangan Ekspor
Batu bara dimuat ke truk di Pelabuhan Karya Citra Nusantara (KCN) Marunda, Jakarta, 17 Januari 2022. Indonesia melonggarkan larangan ekspor batu bara. (ADEK BERRY/AFP)

Investor asing kembali membukukan aksi beli bersih saham sekitar Rp 4,7 triliunpada 5-9 September 2022. Tercatat investor asing membeli saham perbankan dan komoditas

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Senin, (11/9/2022), investor asing membukukan aksi beli Rp 23,84 triliun dan aksi jual Rp 19,11 triliun. Dengan demikian, selama sepekan, aksi beli bersih saham oleh investor asing Rp 4,7 triliun. Sepanjang 2022, investor asing membukukan aksi beli bersih saham sebesar Rp 72,46 triliun.

Selama sepekan, investor asing membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) Rp 4,2 triliun, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) sebesar Rp 2,2 triliun, PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) sebesar Rp 1,6 triliun, PT Astra International Tbk (ASII) sebesar Rp 1,1 triliun.

Kemudian saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) senilai Rp 879,9 miliar, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) sebesar Rp 494,8 miliar, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) sebesar Rp 477,6 miliar, PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) sebesar Rp 359,8 miliar, PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) sebesar Rp 319,8 miliar dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) senilai Rp 263,4 miliar. Demikian mengutip data RTI.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan ini, aliran dana investor asing yang masuk ke emiten perbankan dan batu bara. Hal ini dipengaruhi oleh harga komoditas sehingga masih cenderung menarik.

"Kemudian dari rilis data ekonomi nasional yang dapat dikatakan baik diperkirakan juga menjadi daya tarik investor asing terhadap IHSG,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com.

Aksi investor asing yang membeli saham bank dan batu bara ini dinilai dapat dicermati pelaku pasar. “Ya dapat dilihat secara teknikalnya, pelaku pasar masih dapat memilih emiten batu bara yang kecenderungannya masih belum naik signifikan dan dapat dijadikan buy on weakness terlebih dahulu,” kata dia.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya