Liputan6.com, Jakarta - Masa depan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) tampaknya cukup menjanjikan. Lantaran, sejumlah emiten terpantau melebarkan sayap ke industri tersebut. Di sisi lain, langkah itu sejalan dengan target pemerintah untuk capai net zero pada 2060.
Salah satu emiten yang sudah umumkan rencana ekspansi ke kendaraan listrik adalah PT Indika Energy Tbk (INDY). Perseroan bersama entitas anak, PT Indika Energy Infrastructure bahkan mendirikan perusahaan baru bernama PT Solusi Mobilitas Indonesia (SMI). yang disiapkan untuk bisnis EV. Setidaknya, ada tiga maksud, tujuan, serta kegiatan usaha Solusi Mobilitas Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Pertama, melakukan kegiatan industri sepeda motor roda dua. Kedua, melakukan perdagangan besar sepeda motor dan suku cadang sepeda motor dan aksesorisnya. Ketiga, melakukan jasa konsultasi manajemen.
Advertisement
Belum lama ini, perusahaan merilis kendaraan listrik berupa motor roda dua dengan brand ALVA. Produk itu merupakan besutan PT Ilectra Motor Group (IMG), perusahaan patungan antara Indika Energy, Alpha JWC Ventures, dan ventura Horizons Ventures.
Selain Indika Energy, sejumlah emiten ini juga mengembangkan kendaraan listrik, berikut deretan emiten tersebut, dikutip dari berbagai sumber, ditulis Kamis (22/9/2022):
- PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
September tahun lalu, WIKA melalui anak usahanya, PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) mengambil alih 6.800 atau 10,66 persen saham PT Gesits Technologies Indo (GTI) senilai Rp 36,5 miliar dari PT WIKA Industri Manufaktur (WIMA).
PT Wika Industri Manufaktur adalah perusahaan joint venture antara PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi dengan PT Gesits Technologies Indo yang didirikan pada 2018.
Berdirinya perusahaan itu sebagai bentuk respon terhadap peluang di bidang transportasi, energi, dan teknologi yang semakin terbuka dan berkembang di Indonesia, PT. WIKA Industri Manufaktur (WIMA) bergerak di bidang industri manufaktur dan assembling khususnya di sepeda motor listrik.
GOTO hingga SLIS
- PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO)
PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) melalui anak usahanya PT Karya Baru Tbs (dahulu PT Batu Hitam Perkasa) bersama PT Rekan Anak Bangsa, anak usaha GOTO mendirikan perusahaan patungan bernama PT Energi Kreasi Bersama (EKB) atau Electrum pada 2021.
Lewat usaha patungan itu, Gojek dan TBS akan mengembangkan usaha bisnis dalam bidang manufaktur kendaraan listrik roda dua, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, hingga pembiayaan kepemilikan kendaraan listrik.
Teranyar, Electrum berencana memasok 2 juta motor elektrik untuk para mitra pengemudi.
- PT Gaya Abadi Sempurna Tbk (SLIS)
Perseroan melalui anak usahanya, PT Juara Bike, resmi meluncurkan Selis Bromo, mobil listrik roda tiga pertama di Indonesia pada Agustus lalu.
Selis Bromo merupakan mobil listrik yang memiliki desain yang lebih compact atau simple, yaitu memiliki tiga roda dengan teknologi listrik dan panel surya. Debut Selis Bromo juga dimaksudkan untuk mengembangkan pasar kendaraan listrik di Indonesia dan mendukung upaya pemerintah dalam mendorong transisi ke energi terbarukan.
Hadirnya Selis Bromo juga sebagai strategi perusahaan dalam memperluas pasar baru secara global.
Advertisement
BNBR hingga MCAS
- PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR)
Perseroan melalui PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR), entitas bisnis yang dibentuk oleh PT Bakrie Autoparts memang tengah genjot kendaraan listrik di Indonesia. Sejak 2018, perseroan telah menjalin kerja sama dengan BYD Auto untuk mengembangkan industri bus listrik di Indonesia.
Pada awal tahun ini, sebanyak 30 unit bus listrik dari BYD-VKTR telah beroperasi di Jakarta sebagai bagian dari armada operasional Trans Jakarta. Teranyar, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) mengumumkan rencana untuk mengantarkan anak usahanya, PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
- NFC Indonesia (NFCX) dan M Cash Integrasi (MCAS)
PT NFC Indonesia Tbk (NFCX), anak perusahaan PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) menggandeng PT SiCepat Expres Indonesia untuk memasuki bisnis electric vehicle (EV) atau kendaraan listrik. Salah satu langkah dilakukan dengan membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV), PT Energi Selalu Baru (ESB). Perusahaan patungan ini fokus pada distribusi sepeda motor listrik, penukaran baterai dan berbagai layanan pendukungnya.
PT Digital Mediatama Maxima Tbk (DMMX) dan PT Telefast Indonesia Tbk (TFAS) akan memiliki saham minoritas di ESB dengan menyediakan dukungan komersial, infrastruktur dan ekosistem. ESB juga akan memiliki saham mayoritas di perusahaan manufaktur EV, PT Volta Indonesia Semesta.
Pembukaan IHSG 22 September 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham, Kamis (22/9/2022). Koreksi IHSG mengikuti bursa saham global yang tertekan usai bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) dongkrak suku bunga.
Mayoritas sektor saham tertekan pada perdagangan Kamis pagi ini. Mengutip data RTI, IHSG merosot 0,12 poin pada pembukaan perdagangan ke posisi 7.188,19. Indeks LQ45 melemah 0,60 persen ke posisi 1.022,21. Seluruh indeks acuan kompak tertekan.
Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 7.188,19 dan terendah 7.127,45. Sebanyak 229 saham melemah sehingga menekan IHSG. 151 saham menguat dan 171 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 112.589 kali dengan volume perdagangan 4,3 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 1,2 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.011.
Mayoritas sektor saham tertekan kecuali indeks sektor saham IDXtransportasi naik 0,11 persen dan indeks sektor saham IDXhealth naik 0,01 persen, dan indeks sektor saham IDXproperty bertambah 0,03 persen. Sementara itu, indeks sektor saham IDXtechno merosot 0,56 persen, indeks sektor saham IDXinfrastruktur susut 0,49 persen, indeks sektor saham IDXenergy tergelincir 0,60 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal melemah 0,41 persen. Selain itu, indeks sektor saham IDXfinance susut 0,29 persen, indeks sektor saham IDXhealth tergelincir 0,11 persen, dan indeks sektor saham IDXbasic turun 0,15 persen.
Bursa saham Asia kompak tertekan. Indeks Hang Seng turun 3,64 persen, indeks Korea Selatan Kospi melemah 2,27 persen, indeks Jepang Nikkei tergelincir 2,3 persen, indeks Shanghai susut 0,33 persen, indeks Singapura turun 0,37 persen dan indeks Taiwan melemah 2,39 persen.
Advertisement