Bursa Saham Eropa Merosot Imbas Kekhawatiran Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Indeks Stoxx 600 pan Eropa turun 1,9 persen pada awal perdagangan, dengan bank-bank turun 2,4 persen

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Sep 2022, 18:13 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2022, 18:13 WIB
Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)
Ilustrasi saham di Bursa Efek London (Foto: Unsplash/Jamie Street)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Eropa merosot pada Rabu (28/9/2022), karena bursa global berbalik lebih rendah di tengah kekhawatiran ekonomi seputar inflasi dan prospek pertumbuhan.

Mengutip CNBC, Selasa 28 September 2022, indeks Stoxx 600 pan Eropa turun 1,9 persen pada awal perdagangan, dengan saham bank-bank turun 2,4 persen sehingga memimpin kerugian, sementara perawatan kesehatan adalah satu-satunya sektor di wilayah positif, bertambah 0,8 persen.

Pembukaan negatif di Bursa Saham Eropa Eropa terjadi setelah tekanan di bursa saham Asia Pasifik. Indeks utama di sana sempat turun 2 persen setelah S&P 500 menetapkan level terendah baru 2022 semalam di Wall Street.

Yuan China mencapai level terlemahnya sejak 2008. Rupee India juga mencatat rekor terendah. Saham berjangka AS lebih rendah pada Selasa malam waktu setempat.

Lalu, di puncak Stoxx 600, perusahaan farmasi Swiss Roche melonjak 5,7 persen setelah pembacaan positif dari studi obat Alzheimer oleh saingannya Eisai dan Biogen.

Kemudian, saham Eropa akan dibuka di wilayah negatif pada Rabu karena investor bereaksi terhadap data inflasi AS terbaru.

Indeks FTSE Inggris diperkirakan dibuka 47 poin lebih rendah pada 7.341, DAX Jerman 86 poin lebih rendah pada 13.106, CAC 40 Prancis turun 28 poin dan FTSE MIB Italia 132 poin lebih rendah pada 22.010, menurut data dari IG.

Pasar global telah mundur menyusul laporan indeks harga konsumen AS yang lebih tinggi dari perkiraan untuk Agustus yang menunjukkan harga naik 0,1 persen untuk bulan tersebut dan 8,3 persen setiap tahun pada Agustus, menurut laporan Biro Statistik Tenaga Kerja pada Selasa, menentang ekspektasi ekonom inflasi utama akan turun 0,1 persen secara bulanan.

Inflasi inti yang tidak termasuk biaya makanan dan energi yang mudah menguap, naik 0,6 persen dari Juli dan 6,3 persen dari Agustus 2021. Angka inflasi Inggris untuk Agustus akan dirilis. Demikian juga produksi industri zona euro untuk Juli akan dipublikasikan.

 

 

Penutupan Wall Street 27 September 2022

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Reaksi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 27 September 2022. Indeks S&P 500 anjlok ke wilayah bearish atau turun, setelah sentuh level terendah baru pada 2022. Di sisi lain, imbal hasil surat berharga AS atau obligasi bertenor 10 tahun naik ke level tertinggi dalam satu dekade.

Indeks S&P 500 merosot 0,21 persen ke posisi 3.647,29. Indeks Dow Jones tergelincir 125,82 poin atau 0,43 persen ke posisi 29.134,99. Indeks Nasdaq naik 0,25 persen ke posisi 10.829,50.

Indeks S&P 500 berada 24,3 persen di bawah rekor yang ditetapkan pada Januari 2022. Sedangkan indeks Dow Jones 21,2 persen ke bawah posisi tertinggi sepanjang masa. Indeks Nasdaq susut lebih dari 33 persen sejak mencapai rekor pada November 2022.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melampaui 3,9 persen, dan terus menguat ke posisi 4 persen.

"Fakta bahwa kami kehilangan level support di 3.900,3.800 dan tentu saja langsung menuju ke posisi terendah pada Juni memberitahukan lingkungan tidak banyak berubah selama enam minggu terakhir,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial Art Hogan dikutip dari CNBC, Rabu (28/9/2022).

 

 

Imbal Hasil Obligasi AS

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Hogan mengatakan, pihaknya khawatir kalau the Fed akan berlebihan dan mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Saham awalnya mendapatkan dorongan setelah Presiden Federal Reserve Chicago Charles Evans mengisyaratkan beberapa kekhawatiran tentang bank sentral menaikkan suku bunga terlalu cepat untuk melawan inflasi.

Komentar Evans kontras dengan beberapa pejabat the Fed baru-baru ini yang menyatakan tidak ragu-ragu mendukung sikap keras bank sentral terhadap inflasi.

Pergerakan itu terjadi setelah kerugian lima hari berturut-turut untuk saham dengan indeks S&P 500 ditutup ke level terendah sejak 2020.

Indeks Dow Jones turun lebih dari 300 poin pada Senin, 26 September 2022 menempatkannya di pasar bearish setelah jatuh lebih dari 20 persen di bawah rekor tertinggi. Rata-rata indeks saham acuan Dow Jones membukukan level penutupan terendah sejak akhir 2020.

Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mendekati level kunci 4 persen. Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun mendekati 4 persen, level yang belum pernah disentuh sejak 2020.

 

Selanjutnya

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Pada perdagangan Selasa sore waktu setempat mencapai 3,96 persen. “Ini benar-benar mengesankan, dan saya hanya berpikir belum ada yang mau turun tangan dan menangkap “pisau yang jatuh”,” tutur Ben Jeffrey dari BMO.

Ia menambahkan, kurangnya likuiditas juga mendorong imbal hasil yang bergerak berlawanan dengan harga.

Di sisi lain, pasar mendapatkan dorongan dari saham teknologi sebelum praperdagangan karena lonjakan suku bunga yang mereda. Saham teknologi kapitalisasi besar memimoin lebih tinggi. Saham Apple naik 1,5 persen, Microsoft mendaki 1,2 persen, induk Google Alphabet bertambah 1,5 persen dan Amazon naik 1,9 persen. Selain itu, saham Nvidia menguat hampir 2 persen, Intel naik 2 persen, dan Broadcom bertambah 1,7 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya