Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mengumumkan bergabungnya perusahaan dalam konstituen indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode perdagangan 11 November 2022-31 Januari 2023.
Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders bertujuan untuk mengurangi eksposur intensitas emisi karbon atas portofolio sebesar minimal 50 persen dibandingkan dengan Indeks LQ45 sebagai parent index.
Baca Juga
Hal itu dilakukan setelah melakukan penyesuaian bobot per sektor sesuai dengan carbon intensity dan mengecualikan perusahaan di industri batu bara sesuai dengan klasifikasi IDX Industrial Classification (IDX-IC).
Advertisement
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Elisabeth RT Siahaan mengatakan, masuknya saham Antam pada Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders di IDX mencerminkan apresiasi positif para pemegang saham terhadap kinerja saham dan upaya perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional yang berkelanjutan.
"Antam terus berupaya untuk melakukan pencarian sumber energi baru terbarukan serta energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan," kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (22/11/2022).
Sejalan dengan target Pemerintah Indonesia dalam upaya penanggulangan perubahan iklim yaitu Net Zero Emission 2060, Antam berkomitmen menjalankan penggunaan energi baru terbarukan di beberapa elemen operasional.
Bersamaan dengan itu, perusahaan melakukan upaya dekarbonisasi dengan menggunakan bahan bakar ramah lingkungan dalam menjalankan kegiatan operasi dan produksi.
"Antam juga telah menyusun roadmap dekarbonisasi, sejalan dengan komitmen Antam sebagai anggota MIND ID untuk menjalankan operasional yang berkelanjutan," imbuh Elisabeth.
Selain menjadi bagian dari indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders, saham Antam juga tercatat masuk ke dalam Indeks LQ45, Indeks IDX30, Indeks IDX80, Indeks Kompas100, Indeks MNC36, Indeks IDXBUMN20, Indeks Investor33, Jakarta Islamic Index, Jakarta Islamic Index 70.
Selain itu, Indeks Saham Syariah Indonesia, Indeks IDX MES-BUMN 17, Indeks Bisnis-27, Indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI, Indeks ESG Quality 45 IDX KEHATI, Indeks IDX High Dividend 20, Indeks IDX Small-Mid Cap (SMC) Composite dan Indeks IDX SMC Liquid yang merupakan kelompok saham dengan tingkat likuiditas tertinggi di IDX.
Penjualan Emas Antam Naik 31 Persen hingga September 2022
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam mengumumkan kinerja produksi dan penjualan emas untuk periode sembilan pertama tahun ini. Hingga September 2022, Antam mencatatkan volume produksi emas yang berasal dari tambang emas Pongkor sebesar 967 kg, relatif stabil dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Sejalan dengan tingkat produksi, penjualan emas Antam hingga September mencapai 25,931 kg, meningkat 31 persen jika dibandingkan dengan penjualan emas pada periode yang sama tahun lalu sebesar 19.870 kg.
Direktur Operasi dan Produksi Antam, I Dewa Wirantaya mengatakan, pertumbuhan penjualan ini sejalan dengan pertumbuhan tingkat permintaan emas di dalam negeri.
"Pertumbuhan kinerja operasi dan penjualan komoditas emas Antam pada periode sembilan bulan pda 2022, selaras dengan pertumbuhan kesadaran masyarakat dalam investasi emas. Selain itu, dengan tingkat harga logam emas global yang terjaga stabil turut mendukung pertumbuhan kinerja komoditas emas Antam,” ujar Dewa dalam keterbukaan informasi Bursa, dikutip Kamis (27/10/2022).
Sebagai satu-satunya perusahaan yang memiliki pengolahan dan pemurnian emas di Indonesia yang tersertifikasi London Bullion Market Association (LBMA), Antam menjamin produk dan kualitas logam mulia, serta keamanan dan kenyamanan dalam bertransaksi.
Guna meningkatkan kualitas layanan yang prima kepada pelanggan, Aneka Tambang menerapkan mekanisme penjualan emas secara online melalui website resmi www.logammulia.com serta melalui platform marketplace Tokopedia, Shopee, dan TikTok Shop.
"Melalui pengembangan layanan penjualan berbasis aplikasi, diharapkan akan meningkatkan jangkauan para pelanggan dalam negeri terhadap produk-produk logam mulia Antam,” imbuh Dewa.
Advertisement
Smelter Feronikel Antam Siap Beroperasi Kuartal I 2023
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam memperkirakan smelter feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara beroperasi pada kuartal I tahun depan. Target pengoperasian smelter ini menyusul ketersedian daya yang baru tersalur sebagian, dan diharapkan sepenuhnya tersalur pada awal 2023.
Direktur Operasi dan Produksi I Aneka Tambang Dewa Wirantaya mengatakan, saat ini perkembangan pembangunan masih sesuai dengan rencana. Baik dari sisi refraktori maupun skema penyediaan daya.
“Di akhir tahun ini ada sebagian power sudah bisa terdeliver ke FeNi (feronikel) Haltim. Diharapkan di kuartal I 2023 kelengkapan power 100 MW bisa selesai,” kata Dewa dalam Pubex Live 2022, Jumat (16/9/2022).
PLN turut andil dalam penyediaan daya untuk proyek ini. Ditandai dengan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara kedua pihak. PLN akan menyuplai listrik sebesar 75 megawatt ke pabrik pengolahan dan pemurnian feronikel milik Antam di Halmahera Timur, Maluku Utara. PLN memasok kebutuhan listrik ke Antam sebesar 75 megawatt itu selama 30 tahun ke depan.
Untuk menjamin keandalan pasokan, PLN menyiapkan kapasitas lebih besar yaitu 111 MW untuk mengantisipasi kebutuhan smelter Antam ke depannya.
Saat ini, Antam tengah mempercepat refraktori monolitik untuk pembangunannya. Diharapkan, pada November nanti material berupa bata refraktori sudah bisa terkirim, sehingga bisa segera berproduksi.
“Mudah-mudahan masih tetap sesuai dengan skenario. Di akhir kuartal I 2023 kami sudah bisa start untuk melakukan commissioning smelter FeNi Haltim. Baik dari refractory dan penyediaan power masih berjalan,” tandasnya.
Antam Resmi Spin Off Sebagian Usaha Nikel Rp 9,85 Triliun
Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam resmi melakukan spin off sebagian unit usaha nikel senilai Rp 9,85 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi, ditulis Kamis (13/10/2022), perseroan telah menandatangani akta pemisahan sebagian aktiva dan pasiva segmen usaha pertambangan Aneka Tambang ke dalam PT Nusa Karya Arindo (NKA) dan PT Sumberdaya Arindo (SDA).
"Perseroan telah melakukan pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan di wilayah Halmahera Timur, Maluku Utara ke dalam perusahaan terkendali perseroan, yaitu NKA dan SDA, di mana pemisahan sebagian segmen usaha pertambangan nikel perseroan efektif pada 30 September 2022,” tulis manajemen perseroan, dikutip Kamis, 13 Oktober 2022.
Selain itu, pemisahan sebagian segmen usaha nikel ditindaklanjuti dengan peningkatan modal pada NKA dan SDA.
"Nilai penyertaan modal dari perseroan kepada NKA dan SDA secara keseluruhan adalah sebesar Rp 9.859.823.900.000,” tulis manajemen perseroan.
Sementara itu, obyek pemisahan sebagian segmen usaha nikel adalah aktiva dan pasiva milik perseroan yang berada di wilayah izin usaha pertambangan Buli Serani, termasuk di dalamnya aset cadangan dan non-cadangan (tanah, prasarana, bangunan, mesin dan alat produksi, kendaraan dinas serta inventaris), yang mencakup area Tanjung Buli, Sangaji Utara, Moronopo, Sangaji Tenggara dan Sangaji Selatan.
Manajemen menjelaskan, hubungan afiliasi antara perseroan terhadap NKA dan SDA adalah NKA dan SDA merupakan perusahaan terkendali perseroan yang sahamnya dimiliki oleh perseroan secara langsung sebesar 99,99 persen.
"Pemisahan sebagian segmen usaha nikel ini tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kondisi keuangan perseroan karena NKA dan SDA selaku perusahaan penerima pemisahan adalah anak perusahaan terkendali yang 99 persen atau lebih sahamnya dimiliki oleh Perseroan. Oleh karena itu, laporan keuangan NKA dan SDA akan tetap dikonsolidasikan ke dalam perseroan,” tulisnya.
Advertisement