Lavender Bina Cendikia Jadi Pendatang Baru di Pasar Modal RI, Ini Pesan BEI

BEI mencatat 833 emiten dengan kehadiran PT Lavender Bina Cendekia Tbk pada Rabu, 11 Januari 2023.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 11 Jan 2023, 16:24 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2023, 16:24 WIB
Pencatatan saham perdana PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), Rabu (11/1/2023) (Foto: BEI)
Pencatatan saham perdana PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), Rabu (11/1/2023) (Foto: BEI)   

Liputan6.com, Jakarta - PT Lavender Bina Cendekia Tbk resmi menjadi perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu, 11 Januari 2023. Saham perusahaan diperdagangkan dengan kode saham BMBL.

“PT Lavender Bina Cendekia Tbk menjadi perusahaan tercatat yang ke-8 di 202 dan menggenapkan total perusahaan tercatat kita menjadi 833,” Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna dalam Seremoni Pencatatan Perdana Saham BMBL, Rabu (11/1/2023).

Setelah resmi tercatat di BEI, Nyoman mengatakan perseroan memiliki konsekuensi disamping segala benefit yang didapatkan. Konsekuensi itu salah satunya diharapkan perusahaan memiliki pengelolaan perusahana lebih profesional, transparan dan akuntabel.

“Kemudan dengan tercatatnya saham perseroan di BEI dan jadi perusahaan publik, jadi perusahaan yang naik kelas. Untuk itu kita harapkan perseroan menunjukkan pertumbuhan, karena dengan pertumbuhan itu atribusi balik kepada investor akan dapat kita harapkan,” imbuh Nyoman.

Selain itu, PT Lavender Bina Cendekia Tbk juga diharapkan menjadi perusahaan publik yang yang mampu menjaga sustainability organisasi.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Lavender Bina Cendikia Tbk, Galih Pandekar menyampaikan antusiasnya atas capaian perusahana hingga melantai di Bursa Efek Indonesia. Dia mengatakan, perusahaan semula merencanakan untuk IPO pada 2024. Namun setelah diskusi ulang yang dilakukan manajemen, diputuskan untuk IPO lebih awal.

“Kita dari dulu kita dari dulu sudah ada rencana untuk go publik, cuma rencana saya itu di 2024. tapi partner saya bilang, kenapa 2024, lebih cepat saja,” kata Galih.

Permintaan untuk Sektor Pendidikan

Pencatatan saham perdana PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), Rabu (11/1/2023) (Foto: BEI)
Pencatatan saham perdana PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL), Rabu (11/1/2023) (Foto: BEI)   

Galih tak menampik industri yang digeluti perseroan, yakni industri pendidikan menjadi sektor yang dipandang sebelah mata. Namun, bukan berarti industri ini tidak memiliki prospek menarik di masa mendatang, Menurut dia, permintaan untuk sektor pendidikan akan selalu ada.

Hal ini menjadi peluang sekaligus tantangan bagi perseroan untuk dapat mengikuti perkembangan pendidikan tiap generasi.

"Kami sebagai perusahaan akan terus berkontribusi dan meningkatkan industri pendidikan di Indonesia. kami akan gunakan segala cara yang kita pahami dan akan tingkatkan baik tumbuh secara offline maupun digital. Demand pendidikan selalu ada, tapi yang berubah adalah caranya,” kata dia.

Dengan tercatatnya BMBL di BEI kita akan tingkatkan tata kelola perusahaan semakin baik dan berkomitmen untuk terus tumbuh. Di samping itu, tercatatnya BMBL di BEI sekaligus ikut meramaikan pasar saham Indonesia dan berikan kontribusi dalam geliat kemajuan Indonesia dalam menyongsong 1 abad Indonesia pada 2045.

 

Gerak Saham Lavender saat Pencatatan

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, saham PT Lavender Bina Cendikia Tbk resmi diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) mulai hari ini, Rabu, 11 Januari 2023. Saham Lavender Bina Cendikia diperdagangkan dengan kode saham BMBL.

Pada perdagangan perdananya, saham BMBL terpantau berada pada posisi 170, turun dari harga yang dipatok saat IPO sebesar 188, sesaat setelah jam perdagangan dibuka. Frekuensi perdagangan sampai saat itu sebanyak 800 kali, dengan total volume sebanyak 65 ribu lot.Nilai transaksi mencapai Rp 1,2 miliar.

Pada penutupan perdagangan sesi pertama, Rabu, 11 Januari 2023, saham BMBL merosot 9,57 persen ke posisi Rp 170 per saham. Saham BMBL dibuka stagnan Rp 188 per saham seperti harga perdana. Saham BMBL berada di level tertinggi Rp 188 dan terendah Rp 170 per saham. Total frekuensi perdagangan 2.969 kali. Total volume perdagangan 208.341 saham. Nilai transaksi Rp 3,6 miliar.

 Dalam rangka IPO,  Lavender Bina Cendikia melepas sebanyak-banyaknya 280 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 40 per saham atau setara 27,19 persen dari jumlah seluruh modal ditempatkan setelah IPO.

Dengan harga pelaksanaan Rp 188 per saham, perseroan setidaknya mengantongi dana Rp 52,64 miliar dari IPO.

 

Selanjutnya

Indeks Harga Saham Gabungan Akhir Tahun 2022 Ditutup Lesu
Layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) saat acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia Tahun 2022 di Jakarta, Jumat (30/12/2022). PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 59 perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) atau pencatatan saham sepanjang 2022. Pada penutupan perdagangan akhir tahun, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup lesu 0,14% atau 9,46 poin menjadi 6.850,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Deputy Director Investment Banking PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Mukti Wibowo Kamihadi, kelebihan pemesanan saham BMBL ini menunjukkan antusiasme investor yang tinggi karena BMBL merupakan emiten pertama yang bergerak di sektor pendidikan sehingga hal ini memberikan kabar baik untuk industri pendidikan Indonesia.

"Selama masa pooling, permintaan yang masuk mencapai lebih dari 50 miliar saham dari total saham yang ditawarkan sebanyak 280 juta saham baru atau oversubscribed 4.709% atau 47 kali dari jumlah pemesanan terpusat. Nilai pemesanan terpusat yang masuk lebih dari Rp 942 miliar,” ujar Wibowo dalam keterangan resmi, Rabu (11/1/2023).

Bersamaan dengan IPO, perseroan juga mencatatkan waran 224 juta saham dengan rasio 10:8. Sebelumnya perseroan menetapkan harga waran Rp 250. Perseroan memperoleh dana sekitar Rp 56 miliar dari penerbitan waran.

Perseroan berencana siapkan 75 persen dana hasil IPO untuk belanja modal (capital expenditure/capex). Sisanya sekitar 25 persen akan digunakan untuk modal kerja. Sedangkan dana yang diperoleh dari pelaksanaan waran seri I akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja perseroan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya