Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan BI, atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,25 basis poin (bps). Lantas, seperti apa prospek saham emiten BUMN Karya di tengah kenaikan suku bunga dan proyek IKN?
Analis mengungkapkan, tingginya nilai kontrak dari emiten konstruksi bisa menjadi katalis yang positif. Tahun ini seharusnya emiten BUMN Karya secara umum lebih positif dari tahun lalu, salah satunya karena ditopang oleh proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru.
Baca Juga
Analis Kiwoom Sekuritas, Abdul Azis menuturkan, tingginya nilai kontrak dari emiten konstruksi bisa menjadi katalis yang positif.
Advertisement
Akan tetapi, saat ini pelaku masih mencermati tren kenaikan suku bunga yang dapat meningkatkan beban bunga dari emiten konstruksi.
"Kami menyarankan untuk wait and see terlebih dahulu untuk emiten konstruksi karena masih ada indikasi melanjutkan penurunan tren kembali," kata Abdul kepada Liputan6.com, ditulis Senin (23/1/2023).
Bagi para investor, Abdul merekomendasikan saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) untuk dipertimbangkan. Saham WIKA bisa diperhatikan dengan resistance Rp 730-740 per saham dan support Rp 660-655 per saham.
"Bisa dicermati WIKA jika ada rebound bisa perhatikan resistance Rp 730-740, dan support Rp 660-655," kata Abdul.
Sentimen Saham BUMN Karya
Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, untuk BUMN Karya secara umum tahun ini seharusnya prospeknya lebih positif dari tahun lalu.
Selain karena naiknya anggaran infrastruktur pemerintah dan adanya proyek IKN, para emiten BUMN Karya juga terus melakukan perbaikan neraca seperti restrukturisasi utang, penambahan modal, maupun divestasi aset.
"Emiten BUMN Karya juga menargetkan nilai kontrak baru pada 2023 lebih tinggi dari 2022," kata Jono.
Namun, untuk sentimen ke sektor konstruksi memang cenderung negatif antara lain karena inflasi yang dapat menyebabkan kenaikan harga material dan melemahkan daya beli.
Selain itu, terdapat kenaikan suku bunga yang dapat membebani kinerja keuangan jika emiten terus mengambil utang.
"Ditambah lagi adanya beberapa berita kurang baik seperti penyerapan right issue yang tidak maksimal pada ADHI, atau right issue yang diundur pada WSKT, PKPU pada WSKT dan kasus korupsi pada salah satu direksi WSKT juga," ujar dia.
Advertisement
Berburu Saham Emiten BUMN Karya di Tengah Proyek IKN
Sebelumnya, emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya kompak catatkan pertumbuhan pendapatan pada periode sembilan bulan 2022. Analis menilai, prospek emiten BUMN karya masih menarik, salah satunya disokong sentimen Ibu Kota Negara (IKN Nusantara).
"Secara umum memang kinerja emiten BUMN karya akan mendapat sentimen positif dari pembangunan infrastruktur IKN, di mana emiten-emiten tersebut mendapat proyek," kata Equity Research Analyst PT Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei kepada Liputan6.com, ditulis Rabu (16/11/2022).
Selain itu, melihat anggaran infrastruktur 2023 yang lebih tinggi dari 2022, Jono menilai pemerintah cukup optimistis untuk menggenjot proyek-proyek infrastruktur meskipun tengah diselimuti ancaman resesi dan kenaikan suku bunga.
"Dengan dipercepatnya proyek-proyek infrastruktur, tentu kinerja emiten BUMN karya dapat membaik karena pendapatan yang berasal dari pembayaran proyek konstruksi yang dikerjakan juga akan lebih cepat diterima,” imbuh dia.
Pengamat pasar modal Wahyu Tri Laksono mencermati saham BUMN karya menarik untuk jangka panjang. Meski sempat terkoreksi, tetapi kini sudah terlihat tren rebound sehingga menarik untuk dikoleksi. Untuk sektor ini, Wahyu jagokan PTPP dan WIKA. Meski kinerja WIKA terkoreksi dari sisi laba, tetapi secara harga dinilai masih menarik.
"WIKA walaupun kinerjanya agak kurang bagus, Namun, secara harga menarik. Kalau WIKA menarik, ,bagaimana yang lain? Pasti lebih baik. Jadi ketiga emiten (PTPP, WSKT, ADHI) buy hold, WIKA buy on weakness,” ujar Wahyu.
Prospek Saham Emiten BUMN Karya
Senada, Investment Analyst dari Infovesta Kapital Advisori, Fajar Dwi Alfian mengatakan, kinerja keuangan BUMN Karya yang positif hingga September 2022 seiring dengan semakin pulihnya perekonomian dalam negeri. Sehingga banyak proyek-proyek yang dikerjakan oleh emiten tersebut. Namun demikian, untuk WIKA, memang mengalami penurunan kinerja, yang disebabkan oleh naiknya beban pendapatan.
"Prospek ke depan, tentunya masih positif, hal ini karena nilai kontrak-kontrak baru yang diterima oleh para emiten tersebut naik cukup signifikan, sehingga berpotensi mengerek pendapatan ke depan. Untuk sentimennya ke depan yang menarik dicermati yakni terkait pembangunan IKN.
"Untuk rekomendasi saham, PTPP menarik. strateginya hold untuk jangka pendek, dengan potensi naik ke level 980, sementara support terdekat di level 910. Bagi yang belum memiliki bisa wait and see terlebih dahulu,” ujar Fajar.
Advertisement