Liputan6.com, Jakarta - Deposito disebut menjadi pilihan investasi yang tepat di tengah ekonomi yang bergejolak. Pakar perencanaan keuangan Rista Zwestika Reni mengakui, pandemi COVID-19 telah mengajarkan banyak hal. Pelajaran paling berharga adalah perlunya dana darurat yang dipersiapkan sejak jauh hari.
Sehingga, ketika krisis datang, dana darurat tersebut bisa menjadi penyelamat di saat paling dibutuhkan.
Baca Juga
"Dana darurat ini bisa dalam bentuk apa saja. Yang penting likuid, mudah dicairkan dan tidak gampang tergerus nilainya. Maka itu, deposito bisa menjadi pilihan untuk membentuk dana darurat,” kata dia dalam Peluncuran Deposito Jago Syariah di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Advertisement
Selain deposito konvensional, Rista mengatakan deposito syariah juga menarik untuk dicoba. Menrut dia, produk deposito syariah dapat dimanfaatkan untuk berinvestasi dan menyiapkan dana darurat dengan tetap mengedepankan prinsip syariah.
“Deposito menarik untuk menyimpan dana darurat karena likuiditas tinggi untuk dicairkan kapanpun. Dari sisi tenor investaisi juga coock untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Selain itu, deposito relatif lebih aman karena ada lembaga penjamin simpanan. Khusus deposito syariah sendiri selain cuan dunia juga berkah akhirat,” kata Rista.
Salah satu produk deposito syariah yang bisa dicoba adalah Deposito Syariah Bank Jago. Jago Syariah merupakan solusi keuangan digital yang fokus pada kehidupan sehari-hari dengan berdasarkan prinsip syariah (sharia life-centric finance solution) dan tertanam dalam ekosistem.
Melalui Jago Syariah, nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, seperti Kantong (Pockets) dengan akad wadiah serta kemampuan terintegrasi dengan ekosistem digital lain, termasuk Gojek dan Bibit.
Penuhi Kebutuhan Nasabah, Bank Jago Luncurkan Deposito Syariah Berbasis Aplikasi
Sebelumnya, PT Bank Jago Tbk (ARTO) melalui unit usaha syariah (Jago Syariah) meluncurkan produk Deposito Jago dengan menggunakan akad mudharabah muthlaqah. Inovasi ini dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan masyarakat yang menginginkan produk investasi dengan imbal hasil yang baik, aman, serta memiliki kualitas yang setara perbankan konvensional.
Dengan produk deposito syariah, nasabah memiliki pilihan produk dan layanan syariah yang dapat disesuaikan dan dipersonalisasi dengan kebutuhan masing-masing nasabah.
Head of Sharia Business Bank Jago, Waasi B Sumintardja menuturkan, setiap individu adalah unik, memiliki mimpi, kebutuhan, dan tujuan yang berbeda. Hal ini tercermin dari hasil survei Jago Syariah terhadap sejumlah penggunanya terkait tujuan menyimpan uang di bank.
Hasilnya, sebanyak 67 persen nasabah Jago Syariah menabung untuk dana darurat, sebanyak 57 persen untuk dana pendidikan anak, dan 43 persen untuk persiapan pensiun. Dari survei tersebut, Jago Syariah menyadari tingginya kebutuhan nasabah akan produk simpanan berjangka dengan imbal hasil yang lebih baik, mudah dijangkau, diakses dan bisa dipantau setiap waktu.
"Yang penting, mereka butuh deposito yang bersifat fleksibel, terutama dalam hal besaran minimal dana yang bisa didepositokan. Melalui inovasi baru berdasarkan prinsip syariah ini, kami berharap nasabah dapat selangkah lebih dekat menggapai hidup penuh berkah," ujar Waasi dalam Peluncuran Deposito Jago Syariah di Jakarta, Kamis (2/2/2023).
Waasi menjelaskan, nasabah dapat membuka deposito hanya dalam hitungan menit melalui aplikasi dengan minimal penempatan dana mulai dari Rp 1 juta. Pada keadaaan darurat nasabah dapat mencairkan deposito syariah ini tanpa terkena penalti.
Semua dilakukan dalam aplikasi tanpa harus datang ke bank. Melalui Jago Syariah, nasabah dapat merasakan inovasi dan fitur unggulan, seperti Kantong (pockets) dengan akad wadiah serta kemampuan terintegrasi dengan ekosistem digital lain, termasuk Gojek dan Bibit.
Advertisement
Tembus Rp 8,15 Triliun, Kredit Bank Jago Melesat 119 Persen
Sebelumnya, PT Bank Jago Tbk mencetak laba bersih Rp41 miliar pada kuartal III-2022, melonjak 224 persen dari posisi kuartal III-2021 yang tercatat rugi bersih Rp 33 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasi hari ini, pelopor bank digital di Indonesia ini meraih pendapatan bunga sebesar Rp1,08 triliun pada Kuartal III-2021, meningkat 205 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang tercatat Rp355 miliar. Pendapatan bunga ditopang oleh ekspansi kredit yang melesat 119 persen menjadi Rp8,15 triliun dibandingkan setahun sebelumnya.
Meski meningkat, namun beban bunga tercatat mengalami pertumbuhan lebih rendah. Beban bunga naik 166 persen secara year on year menjadi Rp101 miliar dibandingkan setahun lalu Rp38 miliar.
Alhasil, pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) menembus Rp984 miliar atau tumbuh 210 persen secara yoy.
Analis MNC Sekuritas Tirta Widi Gilang CItradi menilai pertumbuhan Bank Jago masih dalam tahap awal dan masih terus berkembang. Bank ini belum menggali potensi-potensi pada Grup GoTo, salah satu startup terbesar di Indonesia.
“Bila dilihat penyaluran kredit senilai Rp8,1 triliun itu belum mencerminkan kekuatan sinergi ekosistem dengan Grup Goto. Jika berhasil dioptimalkan akan ada loncatan portofolio kredit di Bank Jago. Otomatis hal ini akan berdampak pada profitabilitas Bank Jago,” ujarnya dikutip Senin (24/10/2022).
Kolaborasi GOTO dan Bank Jago
Pernyataan Tirta tersebut sejalan dengan tahapan integrasi Bank Jago dan GoTo. Saat ini kolaborasi lebih banyak difokuskan pada akuisisi nasabah dan layanan transaksi perbankan. Sementara itu, untuk sisi kredit belum banyak yang disalurkan Bank Jago ke ekosistem GoTo.
Terakhir, Bank Jago mendukung pendanaan dalam produk GoPaylater Cicil di Tokopedia. Pembiayaan ini ditujukan kepada customer Tokopedia yang menginginkan pembelian dengan cara angsuran. Selain itu, Bank Jago juga telah mengintegrasikan layanan ke Gobiz, aplikasi untuk mitra usaha GoFood. Bank Jago juga telah ancang-ancang untuk menyalurkan pembiayaan kepada merchant Gobiz.
“Publik itu menunggu kolaborasi yang lebih dalam dengan Tokopedia. Potensi pembiayaan kepada user dan merchant Tokopedia sangat besar,” ujarnya.
Advertisement