Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menandatangani kerja sama dengan Bio Farma selaku Holding BUMN Farmasi untuk membangun ekosistem healthcare (perawatan kesehatan).
Kedua perusahaan ini tengah membangun ekosistem dengan mengembangkan platform Medbiz, yaitu marketplace end-to-end distribusi obat-obatan dan alat kesehatan yang ditujukan bagi retailer agar terhubung dengan multi distributor atau seller di bidang farmasi.
Baca Juga
Direktur Bisnis Kecil dan Menengah BRI Amam Sukriyanto mengatakan, kerja sama ini diharapkan dapat memudahkan masyarakat untuk mengakses berbagai kebutuhan di bidang kesehatan.
Advertisement
"Dengan kemudahan transaksi, semua sudah bisa dilakukan serba cashless sehingga lebih efektif dan efisien. Selain itu, fasilitas yang dapat dimanfaatkan untuk retailer ini juga turut mendongkrak para pelaku usaha atau UMKM,” kata Amam dalam keterangan resminya, ditulis Sabtu, (4/2/2023).
Melalui Medbiz Card yang disediakan BRI, nasabah pun dapat melakukan transaksi dengan limit hingga Rp200 juta. Dengan begitu, diharapkan layanan perbankan BRI mampu menjadi pilihan bagi Mitra Medbiz yang hendak melakukan pembelian produk kesehatan melalui MedBiz, sejalan dengan beragam promo yang ditawarkan.
BRI berperan sebagai bank penyedia sistem pembayaran di platform medbiz, seperti Medbizcard, fitur pembayaran BRIVA, pembayaran menggunakan paylater Ceria dan pembiayaan melalui Distributor financing.
CERIA merupakan layanan pinjaman digital yang memberikan kemudahan untuk pembiayaan transaksi melalui e-commerce dengan limit hingga Rp 20 juta dan proses hanya dalam waktu kurang dari 10 menit.
“BRI bersama Bio Farma juga fokus dalam membina UMKM melalui pemberian pembiayaan kepada pelaku usaha di sektor farmasi dan kesehatan,” kata Amam.
Semua kerja sama ini terintegrasi secara sistem sehingga memberikan aksesibilitas dan kemudahan bagi masyarakat untuk memanfaatkan layanan keuangan dari BRI dan kemudahan menagakses layanan kesehatan.
BRI Bakal Gelar Buyback Saham Rp 1,5 Triliun, Kapan?
Sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) bakal menggelar aksi korporasi dengan melakukan pembelian kembali (buyback) saham maksimal Rp 1,5 triliun.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (3/2/2023), buyback dilakukan melalui BEI, baik secara bertahap maupun sekaligus, dan diselesaikan paling lambat 18 bulan setelah tanggal Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Tahun 2023 (RUPST) yang menyetujui buyback saham.
"Buyback akan dilaksanakan dengan memperhatikan kondisi likuiditas dan permodalan Perseroan, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku," tulis Sekretaris Perusahaan BRI Aestika Oryza Gunarto, Jumat (3/2/2023).
Sementara itu, buyback dilaksanakan oleh Perseroan dalam rangka Program Kepemilikan Saham. Program tersebut merupakan bagian dari upaya untuk mendorong engagement terhadap keberlanjutan peningkatan kinerja perusahaan secara jangka panjang.
"Selaras dengan hal tersebut, Perseroan bermaksud untuk melanjutkan rangkaian Program Kepemilikan Saham secara berkesinambungan. Oleh karenanya, pada 2023 Perseroan akan melaksanakan kembali Buyback dengan berpedoman pada POJK 30/2017 (Buyback 2023)," tulisnya.
Perkiraan jumlah nilai seluruh buyback 2023 sebesar-sebesarnya Rp 1,5 triliun yang berasal dari kas internal Perseroan sesuai peraturan yang berlaku.Perkiraan nilai buyback belum termasuk biaya (komisi perantara pedagang efek dan biaya lainnya) yang diperkirakan sebanyak-banyaknya 0,32 persen dari perkiraan nilai buyback, apabila buyback 2023 dilaksanakan secara keseluruhan.
Advertisement
BRI Bakal Gelar ESA
Dengan asumsi BRI menggunakan kas internal untuk buyback 2023, aset dan ekuitas diperkirakan akan menurun sebesar-besarnya sejumlah perkiraan nilai buyback dan perkiraan biaya buyback.
"Pelaksanaan buyback 2023 diprediksikan tidak akan menyebabkan kekayaan bersih Perseroan menjadi lebih kecil dari jumlah modal yang ditempatkan ditambah cadangan wajib yang telah disisihkan, termasuk dari sisi pendapatan maupun biaya operasional," tulisnya.
Saham hasil buyback 2023 akan digunakan untuk Program Kepemilikan Saham. Alokasi saham hasil buyback 2023 akan dirancang bertahap, sesuai perkiraan jadwal dan rencana pelaksanaan Program Kepemilikan Saham.
Program kepemilikan saham pekerja dialokasikan dalam bentuk employee stock allocation atau employee stock option program. Alokasi program kepemilikan saham pekerja yang akan diberikan didasarkan pada pencapaian kinerja individu dan Perseroan.
Adapun program kepemilikan saham direksi dan dewan komisaris dapat diberikan antara lain sebagai insentif tahunan, insentif jangka panjang atau insentif lainnya yang dibayarkan dalam bentuk saham sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Jadwal
- Tanggal Pemberitahuan kepada OJK dan BEI tentang Rencana Buyback dan Pengumuman Keterbukaan Informasi : 2 Februari 2023
- Perkiraan Tanggal RUPST : 13 Maret 2023
- Perkiraan Periode Buyback : 14 Maret 2023 – 14 September 2024