Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) secara teknikal diprediksi mengalami konsolidasi usai rilis laporan keuangan untuk tahun buku 2022.
CEO Akela Trading System Hary Suwanda menuturkan, secara teknikal saham UNVR kembali masuk ke area konsolidasi dengan sentimen bearish.
Baca Juga
Bagi investor, saham UNVR bisa dipertimbangkan karena berpotensi turun ke support berikutnya Rp 4.460 per saham.
Advertisement
"Jika support itu diconfirm, dan saham UNVR mulai rebound kembali melampaui level Rp 4.742 per saham, ada peluang untuk mulai mengkoleksi UNVR," kata Hary saat dihubungi Liputan6.com, ditulis Minggu, (12/2/2023).
Sementara itu, Research Analyst Henan Putihrai Sekuritas, Jono Syafei mengatakan, meskipun pendapatan Unilever Indonesia mengalami peningkatan, tetapi margin dan laba bersih turun.
Menurut ia, hal itu disebabkan oleh kenaikan biaya bahan baku dan biaya operasional untuk iklan. Meski demikian, Jono menyebutkan, saham UNVR mendapatkan sentimen positif seperti turunnya harga komoditas dan peningkatan daya beli masyarakat.
"Sentimen sendiri harusnya tahun ini sektor konsumer mendapat angin segar dengan turunnya harga komoditas yang dapat menurunkan biaya bahan baku, juga daya beli masyarakat yang semakin meningkat," kata Jono.
Akan tetapi, memang persaingan ketat di industri FMCG membuat Unilever Indonesia harus memiliki strategi yang lebih unggul untuk meningkatkan pangsa pasar.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 10 Februari 2023, saham UNVR melemah 6,91 persen ke posisi Rp 4.580 per saham. Saham UNVR dibuka turun 150 poin ke posisi Rp 4.770 per saham.
Saham UNVR berada di level tertinggi Rp 4.770 dan terendah Rp 4.580 per saham. Total frekuensi perdagangan 22.966 kali dengan volume perdagangan 809.858 saham. Nilai transaksi Rp 374,3 miliar.
Â
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Unilever Indonesia Cetak Penjualan Rp 41,2 Triliun pada 2022
Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan laporan kinerja keuangan tahun buku 2022. Di tengah kondisi ekonomi makro yang terus bertumbuh, perseroan berhasil membukukan penjualan bersih Rp 41,2 triliun, tumbuh 4,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 29,5 triliun.
Sayangnya, beban pokok penjualan naik menjadi Rp 22,15 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp 19,92 triliun. Alhasil, laba bruto turun tipis 2,68 persen menjadi Rp 19,06 triliun pada 2022.
Melansir laporan keuangan Unilever Indonesia, Kamis (9/2/2023), sepanjang tahun lalu perseroan mencatatkan beban pemasaran dan penjualan sebesar 8,45 triliun, beban umum dan administrasi Rp 3,54 triliun, serta beban lain-lain Rp 973 juta. Dari rincian tersebut, diperoleh laba usaha Rp 7,07 triliun atau turun 7,95 persen yoy.
Pada periode yang sama, perseroan mencatatkan penghasilan keuangan sebesar Rp 10,21 miliar dengan biaya keuangan Rp 85,21 miliar. Setelah dikurangi pajak, perseroan mengukuhkan laba sebesar Rp 5,36 triliun, turun 6,83 persen dibanding laba 2021 sebesar Rp 5,76 triliun.
Dari sisi aset perseroan sampai dengan Desember 2022 tercatat sebesar Rp 18,32 triliun, turun dibandingkan posisi akhir 2021 sebesar Rp 19,07 triliun. Terdiri dari aset lancar senilai Rp 7,57 triliun dan aset tidak lancar Rp 10,75 triliun.
Liabilitas per Desember 2022 turun menjadi Rp 14,32 triliun dari Rp 14,75 triliun per Desember 2021. Terdiri dari liabilitas jangka pendek Rp 12,44 triliun dan liabilitas jangka panjang Rp 1,88 triliun. Sedangkan ekuitas sampai akhir tahun lalu turun menjadi Rp 3,99 triliun dari Rp 4,32 triliun pada akhir 2021.
Â
Advertisement
RUPSLB Unilever Indonesia Angkat Dua Direktur Baru
Sebelumnya, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) mengumumkan pengangkatan dua direktur baru melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan Kamis, 15 Desember 2022.
Presiden Direktur Unilever Indonesia Ira Noviarti percaya upaya berkesinambungan untuk membangun tim yang kuat dan siap untuk masa depan sangat penting bagi kesuksesan jangka panjang perusahaan.
"Beberapa tahun belakangan banyak tantangan bagi dunia bisnis, termasuk Fast Moving Consumer Goods (FMCG) seperti kami. Namun, perseroan memiliki strategi tepat yang telah menunjukkan hasil yang baik. Kami juga memiliki pemimpin-pemimpin yang cakap dengan rekam jejak yang mumpuni untuk menjalankan strategi tersebut dengan baik," kata Ira dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (16/12/2022).
Adapun RUPSLB menyetujui pengangkatan Nurdiana Darus sebagai Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan dan Alper Kulak sebagai Direktur Supply Chain. Baik Nurdiana maupun Alper memiliki pengalaman yang beragam dan rekam jejak yang luas di bidang keahlian mereka.
Nurdiana Darus bergabung dengan PT Unilever Indonesia Tbk pada 2019. Nurdiana telah memegang berbagai peran kepemimpinan senior sebelum bergabung dengan Unilever Indonesia (UNVR).
Ia pernah menjabat Deputi Kepala Badan Pengelola REDD+ Indonesia, Chief Operating Officer of Landscape Indonesia (PT Bentang Alam Indonesia), Penasihat Senior untuk Sustainable Palm Oil Initiative (SPOI) dari Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP).
Nurdiana menerima gelar sarjana cum laude di bidang Administrasi Bisnis, jurusan Sistem Informasi Manajemen, dari University of Oklahoma, gelar Master of Science di bidang Teknologi Sistem Informasi dari George Washington University.
Â
Perkuat Bisnis
Bersamaan dengan pengangkatan dua direksi baru, RUPSLB juga menyetujui pengunduran diri Reski Damayanti dari jabatannya sebagai Direktur Perseroan karena alasan pribadi untuk melanjutkan karier di luar perseroan.
"Memperkuat fundamental bisnis dan membangun pertumbuhan jangka panjang tetap menjadi prioritas utama kami, dan formasi terbaru dewan direksi akan mendukung kami dalam mencapai hal tersebut," kata Ira.
Perseroan berkomitmen penuh untuk terus menumbuhkan bisnis secara konsisten, kompetitif, menguntungkan dan bertanggung jawab. Hingga September 2022, perseroan berhasil mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 31,5 triliun atau tumbuh 5 persen year on year.
Sejalan dengan itu, perseroan juga berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,3 persen year on year atau sebesar Rp 4,6 triliun.Â
"Dalam jangka menengah dan jangka panjang, kami akan terus mewujudkan visi kami untuk mendapatkan cinta dan penghargaan dari setiap orang Indonesia setiap harinya dengan memberikan dampak positif dalam kehidupan mereka," ujar Ira.
Â
Advertisement