Liputan6.com, Jakarta - CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett diketahui sedang dalam pembicaraan dengan pemerintahan Biden setelah jatuhnya Silicon Valley Bank, Signature Bank, dan Silvergate Capital Corp bulan ini. Warren Buffett juga menawarkan nasihat dan bimbingan kepada pemerintahan Biden tentang bagaimana menghadapi gejolak di sektor perbankan yang saat ini berlangsung.
Kontribusi Buffett untuk mendukung bank-bank AS selama ketidakstabilan keuangan memiliki sejarah yang panjang. Buffett mungkin bersiap untuk peran yang sama, seperti posisinya selama krisis keuangan sebelumnya.
Baca Juga
Pada saat yang sama, posisi Buffett juga untuk mendapatkan keuntungan dari menenangkan situasi, karena saham keuangannya telah terpukul dalam beberapa minggu terakhir. Nilai gabungan saham Bank of America dan American Express Berkshire telah merosot sekitar USD 9 miliar hanya dalam dalam sebulan terakhir.
Advertisement
Melansir Livemint, Rabu (22/3/2023), dia pernah melakukan upaya penyelamatan dua bank besar pada krisis 2008. Buffett investasi USD 5 miliar kepada Goldman Sachs saat terjadi puncak krisis keuangan global untuk memperkuat kapitalisasi dan likuidasi perusahaan di masa-masa sulit.
Keputusan Buffett saat itu telah menghasilkan imbal hasil sekitar USD 3,1 miliar. Buffett telah memasang investasinya pada Goldman Sachs segera setelah runtuhnya Lehman Brothers. Pada 2020, Berkshire Hathaway Inc menjual 84 persen saham Goldman Sachs miliknya. Pada Oktober 2008, Buffett melakukan panggilan larut malam ke Departemen Keuangan Henry "Hank" Paulson dengan gagasan tentang bagaimana pemerintah Amerika Serikat mungkin dapat mengubah perekonomian.
Krisis Perbankan Melanda AS, Warren Buffett Turun Tangan
Investor kondang sekaligus CEO Berkshire Hathaway, Warren Buffett dilaporkan telah berbicara dengan pejabat senior Gedung Putih tentang kemungkinan berinvestasi pada lembaga pemberi pinjaman regional AS.
Dia juga menawarkan nasihat dan bimbingan kepada pemerintahan Biden tentang bagaimana menghadapi gejolak di sektor perbankan yang saat ini berlangsung. Buffett mungkin bersiap untuk peran yang sama, seperti posisinya selama krisis keuangan. Di mana sia melakukan investasi penting di Goldman Sachs, General Electric, dan perusahaan lain pada akhir 2008, ketika kekhawatiran membekukan pasar kredit.
Dia juga menelepon Menteri Keuangan Hank Paulson untuk menyarankan pemerintah agar berinvestasi langsung di bank alih-alih membeli aset mereka. Melansir Business Insider, dikutip Rabu, (22/3/2023), dukungan miliarder itu mungkin membantu meredakan kekhawatiran jatuhnya lebih banyak kegagalan bank, dan menopang kepercayaan pada sistem keuangan.
Jika Buffett menunjukkan dia bersedia mempertaruhkan uangnya pada lembaga pemberi pinjaman regional, itu dapat memberi kepercayaan kepada investor untuk mempertahankan saham bank atau setidaknya membeli pada harga murah. Itu juga bisa meyakinkan deposan uang mereka ada di tangan yang aman.
Advertisement
Warren Buffett Tuntut Saham Preferen
Pada saat yang sama, posisi Buffett juga untuk mendapatkan keuntungan dari menenangkan situasi, karena saham keuangannya telah terpukul dalam beberapa minggu terakhir. Nilai gabungan saham Bank of America dan American Express Berkshire telah merosot sekitar USD 9 miliar hanya dalam dalam sebulan terakhir.
Buffett menegosiasikan persyaratan yang menguntungkan pada investasinya kali ini. Sebagai gambaran, Berkshire menghasilkan keuntungan lebih dari USD 3 miliar dari investasi USD 5 miliar pada Goldman Sachs pada tahun 2008, dan telah melipatgandakan uangnya sejak menumpuk USD 5 miliar ke Bank of America selama kegagalan plafon utang pada 2011.
Dalam kedua kasus tersebut, Buffett menuntut saham preferen yang membayar dividen besar, dan hanya dapat ditebus dengan premi yang signifikan. Dia juga mendapatkan jaminan dia dapat menggunakan untuk membeli saham masing-masing bank dengan harga tetap di masa depan, memastikan dia bisa mendapatkan keuntungan jika mereka kembali lagi.
Buffett tampaknya berusaha mencapai kesepakatan serupa dengan bank-bank regional yang kesulitan saat ini. Namun, mereka kemungkinan akan kurang menguntungkan mengingat pemberi pinjaman yang bermasalah kali ini lebih kecil.
Di sisi lain, baik pemerintah federal maupun Wall Street telah menunjukkan bahwa mereka bersedia menambah uang tunai dalam beberapa hari terakhir. Dengan kata lain, Buffett mungkin bukan satu-satunya penyelamat saat ini. Kondisi itu membatasi kemampuannya mencetak hasil terbaik untuk Berkshire.