Antam Kantongi Laba Rp 3,8 Triliun, Melonjak 105 Persen pada 2022

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam mencatat penjuaaln naik 19,46 persen dan laba melambung 105,23 persen pada 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 26 Mar 2023, 19:45 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2023, 19:45 WIB
Antam Umumkan Kinerja Keuangan 2022
PT Aneka Tambang Tbk atau Antam mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih pada 2022 yang dirilis Maret 2023. (Unsplash/Austin Distel)

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam membukukan kinerja keuangan positif pada 2022. Antam mencatat pertumbuhan penjualan dan laba bersih sepanjang 2022.

Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Minggu (26/3/2023), Antam meraup penjualan Rp 45,93 triliun pada 2022. Penjualan tumbuh 19,46 persen dari periode 2021 sebesar Rp 38,44 triliun.

Kontribusi Penjualan

Antam mencatat lonjakan penjualan emas menjadi Rp 31,62 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 25,94 triliun. Penjualan feronikel naik menjadi Rp 6,85 triliun dari Rp 6,35 triliun. Bijih nikel juga mencatat kenaikan dari Rp 4,38 triliun pada 2021 menjadi Rp 5,16 triliun pada 2022.

Alumina naik menjadi Rp 1,31 triliun pada 2022 dari periode 2021 sebesar Rp 931,80 miliar. Bijih bauksit bertambah menajdi Rp 618,48 miliar pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 502,80 miliar. Perak naik dari Rp 115,55 miliar menjadi Rp 1290,34 miliar. Logam mulia lainnya turun menjadi Rp 265 juta pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 544 juta. Adapun kontribusi dari batu bara  sudah tidak ada pada 2022 dari sebelumnya Rp 11,75 miliar pada 2021.

Beban pokok penjualan naik 17,55 persen menjadi Rp 37,71 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 32,08 triliun. Dengan demikian laba kotor bertambah 29,11 persen menjadi Rp 8,21 triliun pada 2022. Pada 2021, laba kotor tercatat Rp 6,35 triliun.

Antam membukukan beban usaha naik 17,88 persen menjadi Rp 4,26 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,62 triliun. Laba usaha melonjak 43,96 persen menjadi Rp 3,94 triliun pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 2,73 triliun.

 

Laba Antam Tumbuh 105,23 Persen

Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector
Ilustrasi Laporan Keuangan atau Laba Rugi. Foto: Freepik/ pch.vector

Antam membukukan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 3,82 triliun pada 2022. Laba itu tumbuh 105,23 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,86 triliun.  Laba bersih per saham dasar dan dilusi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 159 pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 77,47.

Total ekuitas naik menjadi Rp 23,71 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 20,83 triliun. Liabilitas perseroan merosot menjadi Rp 9,92 triliun pada 2022 dari 2021 sebesar Rp 12,07 triliun. Aset perseroan naik menjadi Rp 33,63 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 32,91 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 4,47 triliun pada 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 5,08 triliun.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 24 Maret 2023, saham ANTM naik 0,53 persen menjadi Rp 1.895 per saham. Saham ANTM dibuka naik 10 poin ke posisi Rp 1.895 per saham. Saham ANTM berada di level tertinggi Rp 1.940 dan terendah Rp 1.885 per saham. Total frekuensi perdagangan 14.322 kali dengan volume perdagangan 842.505 lot saham. Nilai transaksi Rp 160,8 miliar.

Antam Bidik Produksi 2 Juta Ton Bijih Bauksit pada 2023, Fokus Penjualan Pasar Domestik

Smelter PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Dok Foto: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)
Smelter PT Antam Tbk di Pomalaa, Sulawesi Tenggara (Dok Foto: Liputan6.com/Pebrianto Eko Wicaksono)

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam menargetkan capaian kinerja produksi serta penjualan segmen bauksit dan alumina yang positif pada 2023. Seiring dengan larangan ekspor bijih bauksit yang akan berlaku 2023, perusahaan fokus dalam pengembangan penjualan bijih bauksit di pasar domestik.

Antam juga melakukan optimalisasi dalam aspek operasi dan pengelolaan biaya tunai yang tepat dan efisien untuk mencapai target pada 2023.

"Untuk komoditas bijih bauksit, Antam menargetkan volume produksi tahun 2023 sebesar 2 juta wet metric ton (wmt) sesuai dengan tingkat kebutuhan bauksit pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) Tayan dan proyeksi penjualan bijih bauksit kepada pelanggan pihak ketiga," kata Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (24/2/2023).

Target produksi ini tumbuh sekitar 21 persen dibandingkan capaian produksi unaudited bijih bauksit pada 2022 sebesar 1,65 juta wmt. Terkait penjualan bijih bauksit, perusahaan menargetkan tingkat penjualan sebesar 1,58 juta wmt, meningkat 27 persen dibandingkan capaian penjualan unaudited bijih bauksit 2022 sebesar 1,24 juta wmt.

Sejalan dengan strategi Antam dalam mengoptimalkan operasi pabrik CGA Tayan serta meningkatkan volume penjualan produk-produk alumina, pada 2023, Antam melalui Entitas Anak, PT Indonesia Chemical Alumina (PT ICA), menargetkan tingkat produksi dan penjualan alumina masing-masing sebesar 131 ribu wmt, tumbuh 4 persen dari target produksi dan penjualan alumina tahun 2022 masing-masing sebesar 126 ribu wmt.

 

Produksi Alumina pada 2022

(Foto: Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)
Smelter Antam di Pomala (Foto:Liputan6.com/Pebrianto Wicaksono)

Produksi alumina unaudited 2022 mencapai 120 persen dan penjualan alumina unaudited mencapai 114 persen dari target 2022. Penguatan kinerja segmen bauksit dan alumina pada 2022 tercermin pula pada kemampuan keuangan PT ICA untuk melaksanakan pelunasan keseluruhan pokok pinjaman bank sebesar JPY 3,52 miliar (setara dengan USD 25,95 juta).

"Melalui upaya operation best practice pada lini tambang bauksit dan operasi pabrik alumina yang didukung upaya pengembangan produk dan basis pelanggan di dalam dan luar negeri, segmen bauksit dan alumina akan semakin memberikan nilai yang positif bagi Antam,” imbuh Faisal.

Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik
Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya