Liputan6.com, Jakarta - PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) mengumumkan hasil kinerja hingga akhir 2022. Emiten teknologi Grup Djarum ini membukukan pendapatan neto Rp 15,26 triliun, meningkat 72,42 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,85 triliun.
Mengutip laporan keuangan Global Digital Niaga, ditulis Minggu (2/4/2023), beban pokok pendapatan hingga akhir 2022 mencapai Rp 14,04 triliun atau naik 69,77 persen dari realisasi sebelumnya sebesar Rp 8,27 triliun.
Baca Juga
Dengan demikian, laba bruto Global Digital Niaga melesat 110,72 persen menjadi Rp 1,22 triliun pada 2022 dari Rp 579,95 miliar pada 2021. Perseroan juga mencatatkan kenaikan rugi usaha 32,27 persen menjadi Rp 5,00 triliun pada 2022 dari tahun sebelumnya Rp 3,78 triliun.
Advertisement
Hingga akhir 2022, Global Digital Niaga mengantongi rugi bersih sebesar Rp 5,50 triliun. Rugi bersih perseroan melonjak 65,16 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3,33 triliun.
Sementara itu, aset perseroan senilai Rp 14,07 triliun hingga akhir 2022 menurun dari akhir tahun lalu sebesar Rp 18,38 triliun. Kemudian, liabilitas BELI Rp 3,59 triliun hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 8,30 triliun.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar Rp 10,48 triliun hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu Rp 10,08 triliun.
Saham BELI
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 31 Maret 2023, saham BELI stagnan di posisi Rp 462 per saham. Saham BELI dibuka stagnan di posisi Rp 462. Saham BELI berada di level tertinggi Rp 462 dan terendah Rp 456 per saham. Total frekuensi perdagangan 724 kali dengan volume perdagangan 119.426 lot saham. Nilai transaksi Rp 5,5 miliar.
Global Digital Niaga Lunasi Utang ke BTPN Rp 2,75 Triliun Pakai Dana IPO
Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau biasa dikenal Blibli telah melakukan pembayaran utang fasilitas pinjaman yang diterima dari PT Bank BTPN Tbk (BTPN) senilai Rp2,75 triliun sebagai realisasi penggunaan dana yang diterima dari hasil penawaran umum perdana (initial public offering/IPO).
Sekretaris Perusahaan PT Global Digital Niaga Tbk, Eric Alamsjah Winarta menuturkan, Blibli telah membayar utang Rp 2,75 triliun dari hasil IPO pada 7 Desember 2022.
"Jumlah pinjaman terutang sebagaimana tersebut di atas yang dilunasi dengan dana hasil penawaran umum sebesar Rp2,75 triliun," kata Eric, dikutip dari keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia, Jumat (9/12/2022).
Sedangkan, jumlah sisa pinjaman terutang yang dilunasi dengan dana internal Perseroan sebesar Rp150 miliar. "Jumlah sisa pinjaman terutang yang dilunasi dengan dana internal Perseroan sebesar Rp150 miliar," kata dia.
Dengan demikian, Blibli membayar utang tersebut sebelum jatuh tempo pada 29 September 2023.
"Dampak transaksi ini adalah berkurangnya kewajiban keuangan Perseroan," kata Eric.
Transaksi ini bukan merupakan suatu transaksi afiliasi dan benturan kepentingan sebagaimana diatur dalam POJK 42/2020.
Advertisement
Lunasi Utang ke BCA
Sebelumnya, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), pengelola e-commerce Blibli melunasi utang sebesar Rp 2,75 triliun dari dana hasil penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) kepada Bank Central Asia (BCA).
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Rabu (7/12/2022), PT Global Digital Niaga Tbk menyatakan pembayaran utang fasilitas pinjaman yang diterima dari BCA senilai Rp 2,75 triliun sebagai realisasi penggunaan yang diterima dari hasil IPO.
Dengan demikian, transaksi ini termasuk ke dalam transaksi afiliasi berdasarkan POJK 42/2022, BCA teafiliasi dengan perseroan seiring kesamaan pemilik manfaat akhir (ultimate beneficial owner).
Sebelumnya perseroan dan BCA menandatangani perjanjian kredit pada 29 Oktober 2021 dan diubah berdasarkan perubahan pertama perjanjian kredit pada 29 September 2022. Adapun syarat dan ketentuan penting dalam perjanjian pinjaman antara lain nilai plafon pinjaman sebesar Rp 4 triliun untuk fasilitas time loan revolving uncommitted dan Rp 25 miliar untuk fasilitas kredit multi yang terdiri dari bank garansi dan surat kredit berdokumen dalam negeri.
Rincian Pinjaman
Untuk tingkat bunga JIBOR 1 bulan plus persen margin yang dihitung dari jumlah fasilitas time loan revolving yang telah ditarik dan belum dibayar kembali oleh perseroan. Utang tersebut jatuh tempo pada 29 Oktober 2023. "Penggunaan pinjaman untuk pembiayaan atas aktivitas operasional dan investasi perseroan," tulis perseroan.
Nilai pinjaman terutang atau outstanding loan per keterbukaan informasi pada tanggal prospektus final penawaran umum diterbitkan sebesar Rp 2,9 triliun. Perseroan pun akan melunasi sisa pinjaman Rp 150 miliar dari dana internal.
"Dampak transaksi ini adalah berkurangnya kewajiban keuangan Perseroan," tulis manajemen perseroan.
Advertisement
Wakil Komisaris Utama Blibli Koleksi Saham BELI Rp 519,49 Juta
Sebelumnya, Wakil Komisaris Utama PT Global Digital Niaga Tbk (BELI), pengelola e-commerce Blibli Honky Harjo kembali mengoleksi saham BELI.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (8/12/2022), Honky Harjo membeli sebesar 1.100.000 saham BELI dengan harga pelaksanaan Rp 472,271 pada 6 Desember 2022. Nilai transaksi saham BELI tersebut senilai Rp 519,49 juta.
"Tujuan transaksi investasi, status kepemilikan langsung,” ujar Sekretaris Perusahaan PT Global Digital Niaga Tbk, Eric Alamsjah Winarta, dikutip Kamis (8/12/2022).
Setelah pembelian saham itu, Honky Harjo memiliki 141.174.660 saham BELI dari sebelumnya 140.074.660 saham.