Liputan6.com, Jakarta - Rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC), PT Amman Mineral Internasional sempat dikabarkan tertunda. Namun, hingga saat ini proses IPO tersebut masih berlanjut.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi mengatakan, PT Amman Mineral Internasional telah memasukan dokumen pendaftaran pada 21 Maret 2023.
Baca Juga
"IPO Amman Mineral tadinya menggunakan laporan keuangan September 2022, lalu diubah menggunakan laporan keuangan 31 Desember 2022 dan PT Amman Mineral Internasional sudah memasukan dokumen pendaftaran pada 21 Maret 2023," kata Inarno dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisaris Bulanan Maret 2023, Senin (3/42023).
Advertisement
Inarno bilang, saat ini proses IPO perusahaan tersebut masih dalam tahap penelaahan. "Saat ini proses berlanjut dan kami sedang menelaah," kata dia.
Sebelumnya, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) dikabarkan tengah menjajaki rencana penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi membenarkan kabar tersebut. Dikatakan, saat ini proses IPO perusahaan tersebut masih dalam tahap penelaahan.
"Saat ini PT Amman Mineral Internasional itu telah menyampaikan dokumen pernyataan pendaftaran penawaran umum perdana saham kepada OJK. Dan saat ini OJK sedang melaksanakan penelaahan atas dokumen pernyataan pendaftaran yang dimaksud," kata Inarno dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Dewan Komisaris Bulanan Februari 2023, Senin, 27 Februari 2023.
Sayangnya, Inarno belum dapat mengungkapkan berapa saham yang akan ditawarkan dan besaran nilai emisi yang dibidik.
Berdasarkan pemberitaan yang beredar, Amman Mineral Internasional mengincar dana USD 1 miliar atau sekitar Rp 15,27 triliun (kurs Rp 15.271,35 per USD).
"Terkait dengan nilai emisi, jumlah saham dan juga harga penawaran atas PT Amman Mineral Internasional Tbk tersebut baru bisa diketahui secara pasti setelah perseroan memperoleh izin publikasi dan juga melakukan book building. Jadi saat ini memang kita masih belum bisa menentukan nilai, harga, dan jumlah emisi-nya berapa," imbuh Inarno.
Begini Progres Smelter Tembaga Amman Mineral Bernilai Rp 15 Triliun, Ditarget Operasi Desember 2024
Sebelumnya, PT Amman Mineral Industri (AMIN), anak perusahaan dari PT Amman Mineral Internasional (AMMAN), yang membangun proyek smelter tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Progres terbaru, proyek ini telah menerima hasil verifikasi kemajuan 6 bulanan periode Agustus 2022 hingga Januari 2023 dari verifikator independen.
Total pencapaian kemajuan pembangunan hingga Januari 2023 adalah sebesar 51,63 persen. Serapan biaya secara teoritis untuk proyek ini telah mencapai lebih dari USD 507,53 juta dari total investasi USD 982,99 juta.
Presiden Direktur AMIN, Rachmat Makkasau, menjelaskan bahwa capaian pada periode Januari 2023 ini membuktikan komitmen perusahaan untuk terus melanjutkan konstruksi mega proyek yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Perhitungan tersebut sesuai dengan realisasi serapan anggaran untuk konstruksi smelter, yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional.
“Kendala pandemi COVID-19 dan krisis energi di Eropa, yang merupakan faktor eksternal, menyebabkan kendala logistik dan mobilisasi sumber daya manusia (SDM), sehingga target semula penyelesaian smelter di tahun 2023 tidak dapat terlaksana. Perusahaan terus bekerja dengan mitra bisnis kami untuk menyelesaikan proyek smelter sesegera mungkin. Peralatan fabrikasi sudah mulai tiba di awal bulan Maret ini dan pemasangan peralatan mulai dilakukan,” jelas Rachmat, seperti dikutip Senin (27/3/2023).
Dia menambahkan bahwa diperkirakan commissioning smelter akan dilakukan pada Juli 2024 dan beroperasi dengan kapasitas 60 persen di Desember 2024.
Advertisement
Penyumbang Investasi
Komunikasi secara intensif dengan pemerintah guna mencari solusi terbaik untuk menghadapi berbagai tantangan selama tiga tahun terakhir juga terus dilakukan perusahaan.
Proyek smelter AMMAN menjadi penyumbang realisasi investasi terbesar KSB di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada periode 2022 lalu.
Hal ini sesuai dengan pemaparan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KSB. Pembangunan smelter merupakan pemicu tingginya realisasi investasi, di mana tercatat kenaikan hingga lebih dari yang ditargetkan yaitu sebesar 278,22 persen atau setara dengan Rp 11,87 triliun. Masuknya smelter juga menjadi efek domino terhadap kehadiran investasi pada sektor lainnya.