Liputan6.com, Jakarta - Rencana penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) PT Amman Mineral Internasional disoroti berbagai pihak.
Salah satunya dari Anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu yang mengatakan, bakal berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait rencana IPO Amman Mineral.
Baca Juga
Dia menyoroti kepastian rencana calon emiten tersebut melantai di bursa saham. Padahal, perusahaan itu telah memasukkan dokumen pendaftaran IPO ke OJK pada 21 Maret 2023 lalu.
Advertisement
"Harus dipastikan yang mau kita IPO-kan itu yang memang layak IPO," tegas Adian di Jakarta, Senin (22/5/2023).
Dia menilai hingga saat ini tidak ada kejelasan soal pendaftaran IPO, apakah Amman Mineral Internasional atau PT Amman Mineral Nusa Tenggara Barat.
"Saya akan bersurat ke OJK untuk mengkaji betul. Saya banyak mendapatkan hal menarik di sini. Ada beberapa unsur-unsur lain yang secara progres pembangunan, itu bisa kita perdebatkan. Dokumen ini harus kita periksa. Kita bisa ngomong ke OJK, tunda dong," tegasnya.
Inspeksi ke Tambang Amman Mineral
Di sisi lain, Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor menambahkan, Kementerian Ketenagakerjaan akan melakukan inspeksi ke lokasi tambang Amman Mineral, untuk mencari tahu kebenaran permasalahan.
"Kita selalu menitikberatkan kepada pengawas kita, banyak hal yang dilaporkan ke kami. Mungkin dalam waktu dekat akan melakukan inspeksi ke PT Amman, dari Kemnaker kita akan langsung meninjau ke perusahaan tersebut apa-apa yang menjadi temuan-temuan yang sudah dilaporkan ke kami," urainya.
Amman Mineral Harus Transparan
Sementara Akademisi dari Universitas Kristen Indonesia (UKI) Dhaniswara K Harjono mengatakan, Amman Mineral harus transparan.
"Bicara mengenai IPO itu kan menjual ke masyarakat. Sehingga harus ada transparansi," pintanya.
Dhaniswara melanjutkan, sebelum mengizinkan IPO, OJK harus meluruskan terlebih dahulu apakah induk usaha Amman Mineral atau Amman Mineral Nusa Tenggara yang melantai bursa. Karena menurut dia, dalam pasar modal yang dinilai merupakan induk usahanya atau holding-nya, bukan anak usaha.
"Dalam pasar modal juga harus jelas, yang kita nilai adalah holdingnya. Jadi sangat tidak ideal, bahwa sebenernya holding company ini, jangan go public tapi anak perusahannya boleh go public yang pasti untung," pungkas dia.
Advertisement
Mega Proyek Smelter Tembaga AMMAN Beroperasi Desember 2024
Sebelumnya, PT Amman Mineral Industri (AMIN), anak perusahaan dari PT Amman Mineral Internasional (AMMAN), yang membangun proyek smelter tembaga di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), telah menerima hasil verifikasi kemajuan 6 bulanan periode Agustus 2022 hingga Januari 2023 dari verifikator independen.
Total pencapaian kemajuan pembangunan hingga Januari 2023 adalah sebesar 51,63 persen. Serapan biaya secara teoritis untuk proyek ini telah mencapai lebih dari USD 507,53 juta dari total investasi USD 982,99 juta.
Presiden Direktur AMIN, Rachmat Makkasau, menjelaskan bahwa capaian pada periode Januari 2023 ini membuktikan komitmen perusahaan untuk terus melanjutkan konstruksi mega proyek yang termasuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN).
Perhitungan tersebut sesuai dengan realisasi serapan anggaran untuk konstruksi smelter, yang meliputi pembangunan fisik dan juga pembelian peralatan dan mesin untuk operasional.
“Kendala pandemi COVID-19 dan krisis energi di Eropa, yang merupakan faktor eksternal, menyebabkan kendala logistik dan mobilisasi sumber daya manusia (SDM), sehingga target semula penyelesaian smelter di tahun 2023 tidak dapat terlaksana," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (21/3/2023).
"Perusahaan terus bekerja dengan mitra bisnis kami untuk menyelesaikan proyek smelter sesegera mungkin. Peralatan fabrikasi sudah mulai tiba di awal bulan Maret ini dan pemasangan peralatan mulai dilakukan,” jelas Rachmat.
Rachmat menambahkan bahwa diperkirakan commissioning smelter akan dilakukan pada Juli 2024 dan beroperasi dengan kapasitas 60 persen di Desember 2024.
Penyumbang Investasi
Komunikasi secara intensif dengan pemerintah guna mencari solusi terbaik untuk menghadapi berbagai tantangan selama tiga tahun terakhir juga terus dilakukan perusahaan.
Proyek smelter AMMAN menjadi penyumbang realisasi investasi terbesar KSB di Provinsi Nusa Tenggara Barat pada periode 2022 lalu. Hal ini sesuai dengan pemaparan Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) KSB.
Pembangunan smelter merupakan pemicu tingginya realisasi investasi, di mana tercatat kenaikan hingga lebih dari yang ditargetkan yaitu sebesar 278,22 persen atau setara dengan Rp 11,87 triliun. Masuknya smelter juga menjadi efek domino terhadap kehadiran investasi pada sektor lainnya.
Advertisement